Chereads / One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas) / Chapter 14 - Chapter 14 - Kota Putih

Chapter 14 - Chapter 14 - Kota Putih

7 Hari berlalu sejak Law pertama kali datang.

Saat ini kebetulan semua anggota Donquixote Family berkumpul saat makan siang karena mereka baru saja mendiskusikan operasi yang akan mereka jalankan. Dan di saat mereka sedang makan, Law tiba-tiba masuk ke ruang makan.

Melihat Law yang penampilannya tampak serampangan, Trebol berkomentar.

"Behehehe! Sudah seminggu, Law! Kau siap untuk menyerah? Corazon benar-benar menghajarmu, ya?"

"...."

Corazon seperti biasa hanya diam dan tetap makan seakan tak peduli.

"Banyak bocah yang kabur dan merengek! Orang dewasa juga sama! Hanya yang terbaik dari yang terbaik yang tersisa! Orang lemah takkan bisa bertahan!"

Diamante juga ikut berkomentar.

"Apapun yang terjadi, jangan lupakan 'Aturan Darah'! Kalau petinggi tidak dihormati, keluarga akan terpecah-belah!"

Lao G memberi nasihat ala orang tua.

"Niin! Pernah aku menertawakan Pica-sama.... Dan aku disiksa mati-matian!"

"Ahahahaha!"

Buffalo menceritakan pengalamannya dan Brisa tertawa.

Mendengar komentar-komentar mereka, Law hanya menanggapi dengan dingin.

"Aku tidak takut.... Aku sudah pernah melihat neraka...."

"Fufufufu! Membuallah sesukamu. Tapi sebaiknya kau ingat kalau Corazon adalah adikku. Siapapun yang melukainya sedikit saja, akan kubunuh!"

Doflamingo menanggapi dan memperingatkan Law.

Sementara itu, Machvise dan Giolla yang baru pertama melihat Law tampak terkejut.

"Hei, kulitnya pucat semua!"

"Dia kena penyakit White Lead! Hati-hati jangan sampai tertular!"

"Apa!? Tertular!? Menjijikkan! Menjauh dariku!"

Buffalo terkejut setelah mendengar perkataan Giolla, dan kemudian berlari menjauh ke sudut ruangan.

Melihat respon mereka, Law sedikit menunduk dan tegang.

"Hmp....!!"

Doflamingo kemudian menggebrak meja dengan tangannya.

*brakk

"Uwaaahhh!!"

Giolla dan Dellinger yang masih balita terkaget mendengar meja digebrak.

"Jangan bicara omong kosong dari rumor, Giolla. Lihat bagaimana Buffalo jadi mempercayaimu? White Lead itu racun. Itu takkan menular."

Doflamingo menjelaskan.

Tapi Buffalo masih tetap tampak tegang di sudut ruang makan.

"Te-Tetap saja menjauhlah dariku! Aku tidak mau kena!"

Doflamingo kemudian menatap Law dan bertanya.

"Apa ada penyintas lain di Flevance?"

".... Tak tahu. Aku terlalu sibuk menyelamatkan diriku sendiri."

"Bagaimana kau bisa selamat?"

".... Aku sembunyi di tumpukan mayat... dan kemudian menyelinap keluar perbatasan."

Setelah mendengar perkataan Law, Gladius tampak sedikit mual.

"Ugh! Hei, kita sedang makan saat ini!"

Kemudian Doflamingo kembali bertanya.

"Lalu, apa maumu sekarang?"

"... Aku tak percaya pada apa-apa lagi."

Law menjawab dingin.

Law kemudian menatap Corazon dan berkata.

"... Aku tak takut mati. Jangan pikir kau hebat, Corazon. Suatu saat.. aku pasti akan membalasmu!"

Brisa kemudian bereaksi setelah mendengar kata-kata Law yang mengancam Corazon.

"Apa kau benar-benar bodoh!? Apa kau tak dengar tadi!? Kau akan disiksa kalau melakukan hal yang tidak-tidak! Kau akan disate!"

"Hn!?"

Law tak peduli dan justru melototi Brisa.

Brisa pun takut dan berbalik memeluk Lepus.

Melihat dan mendengarkan semua ini, Lepus hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepala.

~~~

"Apa itu Kota Putih?"

Brisa bertanya sambil membantu anggota lain bekerja melakukan operasi yang mereka jalankan.

Mendengar pertanyaan Brisa, Gladius kemudian menjawab sambil tetap mengerjakan tugasnya.

"'Kota Putih' adalah sebutan orang-orang untuk Kerajaan Flevance. Negeri yang kaya, dengan tanah dan tumbuhan yang berwarna putih, seperti negeri fantasi dalam dongeng. Dikatakan di sana luar biasa indah."

"Wahh!!"

Brisa terkagum.

Gladius kemudian melanjutkan penjelasannya.

"Suatu hari, mereka menemukan sejenis logam di tanah negeri mereka yang disebut timbal putih. Itulah sumber kefantasian negeri mereka. Mereka pun menggunakan timbal putih itu untuk perabotan, pewarna, kosmetik, dan bahkan senjata. Keindahan produk dari timbal putih ini menarik perhatian seluruh dunia. Dan itu jugalah yang mendorong Flevance menjadi pusat industri yang berkembang pesat. Bahkan Pemerintah Dunia yang tamak ikut memperjualbelikan produk mereka. Timbal putih mereka adalah sumber uang yang tak ada habisnya."

"Kota Putih adalah simbol glamor bagi dunia. G untuk glamor!!"

Lao G menyela.

Brisa kemudian menatap Lepus dengan berbinar dan berkata.

"Wahh... Onii-sama, aku ingin melihatnya!"

"Hm... Sayangnya itu tidak bisa. Tempat itu sudah tidak ada lagi."

"Huh!?"

Brisa terkejut mendengar jawaban Lepus.

Lao G kemudian kembali bicara.

"Seabad yang lalu, saat industri timbal putih pertama kali dimulai, Pemerintah Dunia menyurvei secara menyeluruh. Dan mereka menemukan kebenaran."

"Kebenaran?"

Brisa bertanya tampak bingung.

"Timbal putih mengandung racun."

"Huh!?"

Brisa terkejut mendengar yang Gladius katakan. Gladius pun menjelaskan.

"Timbal putih tidak begitu berbahaya jika dibiarkan di alam. Tapi jika diolah, kandungan racunnya akan perlahan-lahan meresap ke tubuh manusia. Terbutakan oleh kekayaan yang mereka dapatkan, Pemerintah dan bangsawan sengaja menutupi kebenaran ini. Sementara rakyat tetap mengeksploitasi timbal putih, tanpa menyadari bahayanya. Sebenarnya kandungan racunnya cukup rendah, tapi justru itulah bahayanya. Efeknya adalah, jika misalkan seorang pemuda perlahan-lahan teresapi racun timbal putih dalam tubuhnya karena mengolahnya, maka saat dia punya anak nanti, jangka hidup anaknya sudah berkurang sejak lahir. Dan jika anaknya sudah dewasa dan punya anak sendiri, maka jangka hidup anaknya yang baru lahir ini akan lebih singkat lagi. Efek ini terus berlanjut hingga generasi ke generasi, hingga sekarang di generasinya Law, anak-anak ditakdirkan untuk mati sebelum mencapai usia dewasa. Dan saat dunia menyadari malapetaka yang disebabkan oleh timbal putih, semuanya sudah terlambat. Kakek-nenek, ayah-ibu, dan anak-cucu... Dikarenakan perubahan jangka hidup mereka, setiap generasi mulai merasakan efek buruknya di waktu yang hampir bersamaan. Kulit dan rambut berubah menjadi putih-pucat, seluruh tubuh merasakan rasa sakit, dan korban jiwa pun semakin banyak. Setiap dokter yang ada tidak berdaya menangani situasi ini."

"Jadi semua orang meninggal!? Mereka kasihan sekali, Onii-sama!" Brisa meneteskan air mata.

"Dan dari situlah tragedi sebenarnya dimulai."

Senor Pink tiba-tiba muncul setelah berenang di tanah dan ikut menjelaskan. Meski begitu, semua anggota juga tetap bekerja dan beetarung melawan musuh.

"Saat mereka mengetahui semua orang di Kota Putih sekarat karena gejala yang sama, negara-negara tetangga berasumsi kalau penyakit White Lead menular. Jadi, mereka menutup akses keluar-masuk dari segala arah dan mengisolasi Kota Putih! Sementara itu, mengandalkan bantuan Pemerintah Dunia, para bangsawan kabur meninggalkan negara dan rakyat mereka. Saat para penduduk Kota Putih pergi menuju ke perbatasan untuk berusaha menyelamatkan diri dan mencari perawatan medis, mereka justru diperlakukan seperti monster yang meronta keluar dari kandangnya, dan merekapun ditembak di tempat. Seperti kata pepatah, 'Kebakaran di seberang sungai takkan menjalar ke seberang sungai satunya' yang artinya 'Masalah mereka bukanlah masalah kami'. ... Sikap yang sangat 'normal' di mata mereka. Tapi Flevance tidak diam saja. Mereka memiliki banyak 'logam', termasuk peluru. Dan segera, perang pun terjadi. Tapi, ini justru menjadi alasan yang 'sah' bagi negara-negara tetangga Flevance untuk 'menyerang balik'. Dan mereka melakukannya tanpa pandang bulu. Kau bisa bayangkan yang terjadi berikutnya. Kota Putih, Flevance, hancur dan lenyap tak tersisa... oleh tangan manusia sendiri. Kita tak bisa menyalahkan jika anak 10 Tahun menjadi 'rusak' setelah mengalami neraka seperti itu."

Brisa menangis setelah mendengar semua kisah pilu itu.

~~~

Sementara itu, di pusat pembuangan rongsokan....

Law yang memegang belati entah dapat darimana, berdiri menatap dingin Rosinante yang duduk membelakanginya dan membaca koran di tengah-tengah tumpukan rongsokan.

Kemudian Law diam-diam mendekati Rocinante dari belakang dan lalu menikamnya!

"....!!!!"

Rocinante pun terkejut dan menengok ke belakangnya! Dia tampak terkejut saat melihat ternyata Law yang menusuknya!

Sementara itu, Buffalo yang dari tadi diam-diam mengikuti Law, juga terbelalak setelah melihat apa yang Law lakukan!

"D-Dia melanggar aturan darah! Dia akan disate! Aku harus beritahu, Tuan Muda!"