Chereads / One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas) / Chapter 19 - Chapter 19 - Muret

Chapter 19 - Chapter 19 - Muret

Notice, sebuah kota di North Blue yang cukup kaya dan makmur.

Seorang pemuda dan seorang gadis kecil, Lepus dan Brisa, akhirnya sampai di kota ini.

"Akhirnya sampai juga."

Lepus datang ke kota ini untuk mencari seseorang bernama Muret.

Di cerita asli One Piece, Muret adalah seorang wanita muda dan dokter dari Bellamy Pirates.

Meskipun di alur utama serial One Piece, Muret tampak seperti wanita muda pertengahan atau akhir 20-an tahun, saat ini dia mungkin masih gadis remaja.

Karena itulah Lepus berniat untuk 'menculiknya'.

Tentunya tidak benar-benar diculik, tapi ditawari sesuatu yang 'menarik' agar dia mau ikut bersama Lepus.

"Baiklah, Brisa kita pergi makan dulu. sekalian cari informasi."

Mereka pun kemudian pergi ke pusat kota dan makan siang di suatu restoran di sana.

Setelah selesai makan, Lepus memanggil pelayan untuk membayar. Sekalian dia juga bertanya pada pelayan restoran itu.

"Permisi, apa kau pernah dengar seorang gadis muda bernama Muret?"

Mendengar pertanyaan Lepus, pelayan itu kemudian tampak berpikir.

"Muret? Hmm.... Muret... Apa dia gadis berambut merah jambu?"

Lepus sedikit terkejut, pelayan itu tampaknya mengenali Muret.

"Ah! Benar... Dan punya tahi lalat kecil di bawah mata kirinya!"

"Tidak salah berarti! Apa kau mencarinya? Muret dia terkadang sering makan di restoran ini bersama teman-temannya!"

"Begitukah? Lalu, apa dia hari ini datang kesini?"

"Hmm.... Sepertinya tidak atau mungkin masih nanti. Mungkin kau bisa coba datang lagi sore nanti. Mungkin saja dia akan makan malam di sini."

"Begitu ya. Yah, baiklah... Kami akan datang lagi nanti."

"Ya. Kalau Muret datang kesini, akan kuberi tahu dia nanti."

"Terima kasih. Baiklah, kami permisi dulu."

"Sama-sama."

Lepus dan Brisa kemudian meninggalkan restoran.

(Hmm.... Sekarang apa... Yah, sudahlah. Jalan-jalan di kota ini saja untuk saat ini.)

"Brisa, kita pergi jalan-jalan."

"Un!"

Brisa tampak senang.

Mereka pun pergi jalan-jalan ke berbagai tempat menarik di kota juga membeli berbagai barang pernak-pernik khas kota ini.

~~~

Sore hari, sekelompok anak muda datang memasuki restoran.

Kemudian mereka duduk dan memanggil pelayan.

"Pelayan! Kami mau pesan!"

Mendengar ada pelanggan yang memanggil, kemudian salah satu pelayan menghampiri mereka dan mencatat pesanan.

"Baik. Silakan tunggu!"

Selesai memesan sekelompok anak muda itu berbincang-bincang sambil menunggu pesanan.

Sementara itu, pelayan yang baru saja mencatat dan menyampaikan pesanan mereka ke dapur, menghampiri pelayan lain dan bicara padanya.

"Tia-san! Kau sebelumnya mengatakan kalau Bellamy dan teman-temannya datang beritahu kau, kan? Mereka sudah datang!"

"Hm? Mereka datang? Baiklah, biar aku sekalian yang antarkan pesanan mereka!"

Setelah pesanan siap, pelayan bernama Tia, pelayan yang berbicara dengan Lepus siang tadi, mengantarkan pesanan sekelompok anak muda yang ternyata adalah Bellamy dan teman-temannya.

"Ini pesanannya! Silahkan menikmati!"

Selesai menyajikan pesanan, pelayan itu menatap seorang gadis berambut merah jambu dari kelompoknya Bellamy dan berkata padanya.

"Muret-san, tadi siang ada orang yang mencarimu!"

Mendengar pernyataan si pelayan, gadis berambut merah jambu itu, Muret menatapnya dan bertanya balik.

"Mencariku? Siapa?"

"Aku juga tidak tahu. Mereka ada 2 orang, seorang pemuda dan seorang gadis kecil."

".... Apa mereka mengatakan kenapa mereka mencariku?"

"Mereka tidak mengatakannya."

"Hmm.... Ya sudahlah."

"Mungkin mereka akan kesini lagi nanti. Akan kuberi tahu kalau mereka datang."

"Baiklah."

Kemudian pelayan itu pergi.

Setelah itu, salah satu dari Bellamy cs., gadis berambut pirang, Lily berkata sambil sedikit menggoda Muret.

"Muret, menurutmu siapa yang mencarimu? Kerabatmu kah? Atau jangan-jangan... pengagum rahasiamu? Hahahaha!"

"Mana kutahu."

Kemudian, pemuda berambut biru-keputihan sebahu yang duduk di sebelah Lily menyahut.

"Mungkin saja tunangannya atau apa! Pahahahaha!"

"Hmph!"

Mendengar godaan dari teman-temannya, Muret sedikit sebal.

Kemudian pemuda berambut pirang pendek yang sudah seperti bos mereka, Bellamy, yang bicara.

"Kita akan tahu juga kalau mereka datang! Kita makan!"

Mereka pun kemudian mulai menyantap makanan dan minuman mereka.

~~~

Senja tiba dan matahari mulai terbenam.

Lepus dan Brisa mengakhiri jalan-jalan mereka dan kembali ke restoran sebelumnya.

Setelah memasuki restoran, Lepus dan Brisa dihampiri oleh pelayan restoran yang siang tadi melayani mereka.

"Oh, kalian akhirnya kembali juga!"

Mendengar itu, Lepus kemudian bertanya.

"Hm? Ada apa?"

"Muret... Gadis yang kalian cari, dia saat ini ada disini."

"Oh? Dia ada? Baguslah. Dia dimana?"

"Mari kuantarkan."

Kemudian pelayan itu, memandu Lepus dan Brisa ke meja dimana Muret dan teman-temannya berada.

Sesampainya di meja tujuan, pelayan itu memanggil Muret.

"Muret-san! Ini mereka yang mencarimu! Baiklah, aku permisi dulu."

Pelayan itu kemudian pergi.

Mendengar panggilan pelayan itu, Muret, juga Bellamy dan lainnya menengok dan kemudian melihat seorang pemuda dan gadis kecil, Lepus dan Brisa.

Tapi meskipun sudah melihat mereka berdua, Muret tentu tak mengenali mereka.

Muret pun bertanya dengan mengernyit.

"Kalian siapa?"

Kemudian Lepus menjawab.

"Senang bertemu denganmu, Muret. Namaku Lepus, Rex Lepus. Dan ini Brisa."

"Namaku Brisa. Senang bertemu denganmu!"

Kemudian Muret kembali bicara.

"Aku tidak kenal kalian. Kenapa kalian mencariku?

"Kau mungkin tidak kenal kami, tapi aku kenal kau. Jangan tanya tahu darimana. Aku mencarimu karena kami membutuhkanmu."

"Membutuhkanku? Untuk apa?"

"Hmm.... Kalau kau tanya alasan utama, jawabannya karena hal yang akan dihadapi Brisa. Alasan lain adalah... untukku juga."

"Untuk gadis kecil ini? Dia kenapa?

"Benar. Brisa... usianya sudah 11 tahun lebih, jadi... kau sebagai sesama gadis tentu tahu."

"Hm? Aku tahu juga?"

"Eee... Ya. Hal yang dialami setiap gadis saat mulai masuk usia matang."

"Usia matang? Maksudmu... hal itu?"

"Benar.... Aku ingin kau membantunya karena aku tidak bisa."

"Aku mengerti soal itu. Apa alasan lainnya?"

"Aku membutuhkanmu untuk menjadi dokter atau paling tidak perawat."

"Hm? Dokter? Perawat? Kenapa?"

"Karena aku ingin merekrutmu."

"Merekrut?"

"Benar. Menjadi kru-ku."

"Kru? Kru apa?"

".... Bajak laut."

Muret dan teman-temannya tampak terkejut setelah mendengar pengakuan Lepus.

"""Itu!? Kau... Kau bajak laut?"""

"Begitulah."

"Kalau kau bajak laut kau pasti punya Bounty, kan? Berapa nilaimu?"

Sarquiss bertanya pada Lepus.

Lepus kemudian mengeluarkan poster Bounty yang dia simpan dan menunjukkannya.

"20,000,000 B!"

Sarquiss dan lainnya terkejut!

Kemudian Muret kembali bertanya.

"Kenapa aku?"

"Karena setahuku kau punya sedikit keahlian medis."

"Memang benar aku bisa sedikit cara penanganan medis, tapi hanya dasar-dasar saja. Aku bukan profesional."

"Aku tahu. Itu tidak masalah untuk saat ini."

Kemudian Muret dengan sedikit tajam berkata.

"Kenapa aku harus menerima tawaranmu? Hidupku cukup nyaman untuk saat ini. Kenapa aku harus mengambil resiko menjadi bajak laut?"

"Aku takkan memaksamu jika kau tak mau. Tapi mungkin kau akan melewatkan kesempatan yang hanya datang sekali seumur hidup atau bahkan tak pernah datang."

"Apa maksudmu?"

Lepus kemudian mengeluarkan sesuatu dari gaps yang dia buka dari dalam tas yang dia bawa.

"Ini."

Melihat benda yang Lepus keluarkan, Muret dan teman-temannya, juga beberapa orang lain di restoran yang memperhatikan percakapan Lepus dan Muret sangat terkejut!

Benda yang dikeluarkan Lepus dari tas adalah tampak seperti buah. Tapi buah ini berbeda dari umumnya karena berwarna putih dengan motif berulir!

"""Buah iblis!?""""

"Benar. Kau boleh mengambilnya jika kau terima tawaranku dan ikut dengan kami."

Melihat ada buah iblis, beberapa orang di restoran menjadi ramai.

"Oi, oi, oi! Itu sungguh buah iblis!?"

"Serius!?"

"Apa aku tidak salah lihat!?"

"Hei, apa ini mimpi? Cubit aku!"

"Hei, anak muda! Berikan padaku saja! Aku mau meskipun hanya menjadi suruhanmu!"

"Tidak! Aku saja! Aku mau lakukan apapun untukmu!"

"Jangan! Aku saja!"

"Bawa aku saja, bung!"

"Aku saja!"

"Tidak, aku saja!"

Melihat orang-orang yang mulai gaduh, Lepus menggunakan sedikit Batasan Lantang-Lirih dan berseru.

"Diam!"

Orang-orang pun kemudian satu-persatu menutup mulut.

Kemudian Lepus bertanya lagi pada Muret.

"Jadi? Bagaimana? Kau mau?"

Muret terdiam.

Melihat Muret yang terdiam, teman-temannya bicara.

"Muret, ini kesempatan langka!"

"Benar! Ambil saja!"

"Kau ikut saja! Lagipula tak ada yang menarik di kota ini!"

"Benar! Kota ini cukup membosankan! Kau ikut dia saja!"

Kemudian Muret kembali bertanya.

"Kenapa tidak kau makan sendiri buah iblis itu?"

"Karena aku sudah punya. Brisa juga sudah punya. Akan kami tunjukkan sedikit kekuatan kami. Brisa, lakukan!"

Kemudian Brisa mengubah satu tangannya menjadi pedang dan menebas Lepus! Tentunya tebasan Brisa hanya seperti menembus angin saja.

"!!!!???"

Melihat apa yang Lepus dan Brisa tunjukkan, Muret dan teman-temannya, juga orang-orang lain yang memperhatikan sangat terkejut!

"Itu!? Kekuatan apa itu!?"

Salah satu dari Bellamy cs. bertanya dengan terkejut!

"Kekuatanku adalah dari Kara Kara no Mi, aku bisa membuat tubuhku menjadi hampa seperti hanya ilusi. Sementara kekuatan Brisa dari Buki Buki no Mi, dia bisa mengubah seluruh bagian tubuhnya menjadi berbagai jenis senjata."

"Apa-apaan itu!? Itu mengerikan!"

"Benar! Hebat sekali!"

"Itu keren!"

Muret kemudian kembali bertanya dengan penasaran.

"Lalu, buah iblis putih itu?"

Lepus menjawab dengan mengernyit dan ragu-ragu.

".... Aku tak tahu. Aku sudah melihat ke Ensiklopedia Buah Iblis, tapi tidak ada yang cocok. Jadi, kemungkinan ini buah iblis baru. Kau bisa memakannya jika kau menerima tawaranku. Kau juga tak perlu mengkhawatirkan keselamatanmu selama bersama kami. Ingat, tawaran kali ini khusus untukmu. Jika kau menolak, kami akan pergi mencari orang lain di tempat lain."

"Begitu ya.... Aku... ingin berpikir dan mempertimbangkan dulu."

"Tidak masalah. Kalau bisa kau berikan keputusanmu hari ini juga, paling lambat seminggu. Kau bisa menemui kami di restoran saat jam makan jika kau mencari kami. Baiklah, itu saja."

Selesai bicara, Lepus memasukkan kembali buah iblis putih itu ke dalam tas gaps-nya. Kemudian dia dan Brisa menuju ke meja kosong terdekat dan memanggil pelayan untuk memesan makanan dan minuman.