Dengan menggunakan gap, Lepus, Brisa, dan Muret meninggalkan Desa Cocoyasi dan menuju Desa Shimotsuki.
Sesampainya di Desa Shimotsuki, mereka bertiga mencari tempat tinggal dengan menyewa rumah.
Setelah mereka mendapatkan tempat tinggal, esok harinya Lepus pergi mendatangi suatu dojo.
Sesampainya di dojo, Lepus melihat seorang pria paruh baya berkacamata dan berambut hitam panjang dikuncir sedang duduk di beranda mengawasi anak-anak yang sedang berlatih.
Lepus tentu mengenali pria itu.
Pria itu adalah Shimotsuki Koushirou, pemilik dojo ini, gurunya Roronoa Zoro dan ayah Kuina!
Lepus pun menghampiri Koushirou dan mengatakan tujuannya datang.
"Permisi, Koushirou-san, kan? Aku ingin bertemu dengan putrimu, Kuina."
Melihat tiba-tiba ada pemuda tak dikenal datang dan mengatakan ingin bertemu putrinya, Koushirou cukup bingung.
"Maaf, kamu siapa, ya?"
"Namaku Lepus, Rex Lepus."
"Kenapa kamu ingin menemui Kuina?"
"Ada hal penting yang ingin kubicarakan dengannya. Tolong."
Melihat ekspresi Lepus yang tampak serius, Koushirou sedikit mengernyit dan kemudian memutuskan.
"Hmm.... Baiklah. Sebentar, akan kupanggilkan Kuina."
Koushirou kemudian berdiri dan masuk ke dalam ruangan dojo.
Tak lama kemudian, Koushirou kembali ke beranda bersama seorang gadis yang tentunya adalah Kuina.
"Ini putriku, Kuina. Kuina, ini Lepus-kun yang ingin menemuimu."
Kuina hanya mengangguk kecil kepada Lepus.
Lepus tidak tersinggung dengan sikap Kuina dan kemudian bicara.
"Halo, Kuina. Aku Lepus. Ada hal penting yang ingin kubicarakan empat mata denganmu. Bisakah?"
Kuina mengangguk dan kemudian bicara.
"Ikut aku."
Kuina berjalan memasuki dojo dan Lepus mengikuti setelah membungkuk permisi pada Koushirou.
Kuina membawa Lepus ke kamarnya.
Sesampainya di kamar, Kuina mempersilakan Lepus duduk dan kemudian bicara.
"Jadi, apa hal penting yang ingin kamu bicarakan?"
Lepus pun mulai bicara dengan serius.
"Apa kau percaya kalau tak lama lagi kau akan mengalami nasib buruk?"
Mendengar pernyataan Lepus, Kuina sedikit terkejut dan mengernyit.
"Nasib buruk?"
"Ya."
"Nasib apa?"
"Aku takkan mengatakannya. Aku tak ingin membuatmu takut dan gelisah."
"...."
Kemudian mereka berdua terdiam sejenak hingga Lepus kembali bicara.
"Apa kau mau membuat kesepakatan?"
"Kesepakatan?"
Kuina bertanya bingung.
Lepus menjawab dengan serius.
"Aku akan menghindarkanmu dari nasib buruk itu. Sebagai gantinya kau jadi milikku dan ikut bersamaku."
Kuina mengernyit.
"Itu.... Tidak perlu. Aku bisa jaga diri."
"Kau yakin?"
"Ya."
Lepus menyayangkan sikap keras kepala Kuina.
Tapi Lepus juga tahu siapapun takkan percaya begitu saja jika ada orang yang tiba-tiba muncul dan mengatakan kau akan mengalami nasib buruk. Yang ada malah yang memperingatkan akan dianggap orang aneh atau gila.
Lepus pun hanya bisa menghela nafas kecewa.
(Hah~.... Apa boleh buat. Aku akan diam-diam mengawasi dan melindunginya untuk beberapa waktu hingga insiden itu.)
"Baiklah, aku pergi dulu."
Lepus pun pergi meninggalkannya dojo.
~~~
Selama beberapa hari sejak Lepus datang ke dojo, Lepus terus mengawasi Kuina dengan menggunakan gap.
Hingga suatu sore hari, Kuina tidak sengaja mendengar Koushirou mengatakan kalau wanita tidak bisa menjadi pewaris dojo pedang ataupun menjadi pendekar pedang terhebat di dunia.
Kuina yang sedih dan tak terima pun lari mengambil pedang dan menantang Zoro berduel dengan pedang asli.
Hasilnya, Kuina masih bisa mengalahkan Zoro untuk ke-2001 kalinya.
Tapi Kuina menyadari kalau Zoro sudah hampir bisa menandinginya kali ini.
Mereka pun kemudian berjanji akan sama-sama berjuang menjadi pendekar pedang terbaik di dunia.
Lepus yang terus mengawasi dan memperhatikan Kuina, menyadari insiden malang itu akan terjadi esok harinya.
Dan benar saja! Esok hari setelah Kuina dan Zoro membuat janji mereka, insiden itu terjadi.
Kuina yang sedang berjalan di tangga tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan jatuh!
Lepus yang mengawasi dari dalam gap pun bergerak cepat dengan membuka gap dan membiarkan Kuina jatuh memasuki gap. Lepus pun menahan jatuhnya dan bisa menyelamatkan Kuina.
Lepus akhirnya bisa sedikit bernafas lega berhasil mencegah insiden itu.
"Hah~.... Syukurlah tidak terlambat. Kau tidak apa-apa?"
"Tidak... apa-apa. Dimana ini?"
Kuina tampak cukup tegang dan sedikit gemetar. Dia juga cukup terkejut dan bingung berada di dalam ruang gelap dan remang yang aneh.
"Ini di dalam batas ruang yang kubuka... Apa kau percaya jika aku barusan tidak menyelamatkanmu kau akan mati?"
"... A-pa? Aku... mati?"
Kuina cukup syok dan tercengang setelah mendengar pernyataan Lepus.
"Benar."
"Bagaimana kau... tahu?"
"... Jangan tanya. Anggap saja... Aku mengetahui kejadian di masa depan yang akan terjadi."
"Apa maksudmu?"
Kuina sedikit mengernyit.
"Aku tahu kau kemarin bertarung dengan Zoro dan membuat janji untuk menjadi pendekar pedang terbaik di dunia. Tapi sayang, esoknya, hari ini, kau seharusnya jatuh dari tangga dan mati. Itulah nasib buruk yang pernah kumaksud. Apa kau mengerti sekarang?"
"...."
Kuina terdiam dan sedikit menundukkan kepalanya.
"Aku baru saja mencegah kematianmu dengan menyelamatkanmu. Dengan kata lain, kau berhutang nyawa padaku! Kau ingin membuktikan bahwa wanita juga bisa mencapai puncak, kan? Ikutlah denganku! Aku bisa membantumu mencapai itu!"
"...."
Melihat Kuina masih tetap diam, Lepus mencoba cara lain untuk membujuk.
"Baiklah begini saja... Kita bertaruh. Kau akan bertarung melawan sesama gadis. Kalau kau kalah, kau harus ikut denganku. Tapi kalau kau menang, aku takkan menganggumu lagi. Bagaimana?"
"Itu.... Baiklah."
Kuina akhirnya mengangguk.
"Bagus. Besok kami akan datang ke Dojo ini untuk menantangmu. Persiapkan dirimu."
Lepus kemudian membuka gap dan mengeluarkan Kuina.
Setelah itu, dia kembali ke rumah sewaannya dan memanggil Brisa.
"Brisa, kau akan bertarung pedang melawan seseorang besok. Persiapkan dirimu."
"Baik, Onii-sama."
Brisa mengangguk dan menerima tanpa banyak bertanya.