Esoknya....
Hari ini Lepus dan lainnya pergi kesana-kemari untuk membeli dan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk Amber dan mereka juga nantinya.
Saat hari sudah senja, mereka pun kembali ke penginapan.
Di saat mereka tengah berjalan menuju penginapan, Kuina tiba-tiba bicara penasaran.
"Aku tak begitu memikirkan ini sebelumnya, tapi sekarang aku bertanya-tanya."
"Bertanya-tanya apa?"
"Aku tahu Lepus-san merekrut kru untuk membentuk bajak laut. Tapi kenapa sampai saat ini, setahuku anggotanya selain Lepus-san sendiri yang lainnya wanita?"
Kuina yang paling muda diantara mereka, jadi dia masih cukup lugu.
Mendengar pertanyaan Kuina, Lepus sedikit memalingkan kepalanya.
Melihat ini, Brisa yang tahu jawaban pertanyaan Kuina hanya menghela nafas.
"Hah~.... Onii-sama."
Sementara Muret yang juga tahu alasannya tertawa kecil.
"Huhu!"
Dan Amber yang baru bergabung hanya bingung melihat sikap mereka.
"Hm?"
Lepus kemudian dengan sedikit tersenyum masam bicara.
".... Kuina, kau sungguh menanyakan soal itu?"
Kuina mengernyit.
"Kenapa? Ada masalah?"
Lepus menghela nafas.
"Hah~.... Tidak juga."
Melihat sikap mereka, Muret pun kemudian bicara.
"Alasannya adalah... karena dia laki-laki."
"Apa maksudnya?"
"Karena dia laki-laki, impiannya adalah punya Istana Kristal!"
"Istana Kristal?"
"Dia ingin punya Harem!"
".... Apa?"
Kuina masih tidak mengerti, Muret pun lebih menyederhanakan jawabannya.
"Intinya adalah dia ingin punya banyak istri dan kekasih yang setia padanya!"
Mendengar jawaban sederhana yang dikatakan Muret, Kuina sekarang terperangah.
".... Hah?"
Sementara Amber justru tertawa.
"Ahahahaha!!"
Kuina kembali bertanya.
".... Serius?"
"Ya."
".... Aku juga?"
Kuina bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Alasan dia menyelamatkanmu."
Kuina terdiam sesaat.
".... Sekarang aku merasa mungkin lebih baik mati saja."
Kuina berkata dengan suram.
Muret tersenyum melihat ini.
"Tenang saja. Dia baru akan memetikmu kalau kau sudah cukup dewasa. Bahkan Brisa juga belum. Dan dia laki-laki yang bisa tanggung jawab. Dia takkan melepaskan kita, tapi juga takkan membuang kita."
"Hah~.... Aku harap begitu."
Kuina menyerah pada nasibnya.
Sementara itu, Amber diam-diam menyeringai.
~~~
Malam....
Saat Lepus dan Muret akan memulai 'aktivitas' malam mereka, mereka tiba-tiba mendengar suara pintu kamar diketuk.
*toktoktok
Mereka berdua pun harus menunda aktivitas mereka.
Lepus kemudian menuju ke pintu dan membukanya.
Setelah membuka pintu, Lepus dengan bingung melihat orang di depan pintu, yaitu Amber.
Lepus pun bertanya.
"Amber? Ada apa?"
Amber menjawab singkat.
"Aku mau tidur."
Mendengar jawaban Amber, Lepus menghela nafas dan berkata padanya.
"Hah~.... Ya tidur saja. Kenapa malah ke sini...."
Amber kemudian berkata.
"Tidur di sini."
Lepus terperangah mendengar itu.
".... Hah?"
Amber menyeringai melihat Lepus terperangah.
"Kau suka wanita, kan? Aku juga suka laki-laki kuat!"
Lepus masih tetap hanya terperangah mendengar pernyataan Amber.
Amber kemudian masuk ke dalam kamar.
Tapi setelah melihat ke ranjang, Amber cukup terkejut melihat ada orang lain di sana.
"Oh? Sudah ada orang ternyata...."
Muret yang berada di ranjang pun memerah tersipu.
Dan Amber kembali menyeringai.
"Yah, tak apalah. Aku juga suka wanita!"
Kemudian Amber berbalik untuk menutup dan mengunci pintu, lalu menyeret Lepus yang masih terperangah ke ranjang!
Lepus pun kemudian tersadar dari terperangahnya.
"Tu.... Oi! Lepaskan! Jangan menyeretku!"
"Ahahahaha!"
Amber hanya tertawa dan tetap menyeret Lepus ke ranjang.
Dan tak lama kemudian, 'aktivitas' mereka bertiga pun dimulai.
Amber 'memangsa' Lepus dan Muret dengan liar.
Tapi pada akhirnya, di tengah-tengah Lepus berhasil menyerang balik dan menaklukkan keliaran Amber.
Dan mereka bertiga pun akhirnya tidur setelah puas dengan 'aktivitas' liar mereka.
~~~
Pagi esoknya....
Lepus membuka mata bangun dari tidurnya.
Dia kemudian mengingat kalau dia tidak sendirian di ranjang.
Berbaring di sisi kanannya adalah seorang wanita muda berambut merah jambu.
Sementara di sisi kirinya, berbaring seorang wanita berambut hitam.
Melihat kedua wanita yang masih tidur, Lepus menghela nafas.
Kemudian dia berseru halus pada kedua wanitanya.
"Sayang, sudah pagi. Waktunya bangun."
Kedua wanita memberikan respon yang berbeda pada seruan Lepus.
Muret perlahan membuka matanya dan bangun menyapa Lepus.
"Pagi...."
Sementara, Amber masih memejamkan mata memeluk Lepus.
Lepus pun kembali berusaha membangunkan Amber dengan menepuk halus bahunya.
"Sayang, Amber, ayo bangun.... Kita harus pergi hari ini."
"Mmm...."
Melihat Amber tampak masih belum mau bangun, Lepus kembali menghela nafas.
Kemudian dia berkata pada Muret.
"Muret, kau mandilah duluan. Setelah itu, pergilah ke kamar sebelah untuk melihat apa adik-adik sudah bangun. Kalau mereka sudah bangun, kalian pergilah sarapan duluan. Aku dan Amber akan menyusul."
"Um."
Muret mengangguk kemudian mencium singkat Lepus. Setelah itu, dia turun dari ranjang menuju ke kamar mandi.
Sementara Lepus tetap menemani Amber yang masih tidur.
~~~
Sekitar sejam kemudian, Amber akhirnya bangun.
Setelah mereka mandi dan berpakaian, mereka menuju restoran untuk sarapan menyusul Muret dan lainnya.
Setelah mereka sarapan, Lepus mendiskusikan rencana mereka selanjutnya.
"Kita akan pergi ke Kerajaan Torino setelah ini."
"Kerajaan Torino? Apa itu?"
Para gadis bertanya.
Lepus pun menjelaskan.
"Meskipun disebut Kerajaan Torino, aku pribadi lebih menganggapnya sebagai kesukuan primitif. Tapi jangan salah, mereka tidak seprimitif penampilan mereka. Mereka memiliki teknologi mekanik yang cukup mengejutkan. Mereka juga memiliki pengetahuan tentang pengobatan tradisional yang cukup mumpuni. Aku ingin Muret mempelajari tentang pengobatan tradisional di sana. Sementara itu, aku dan lainnya akan berlatih Haki."
"Haki? Apa itu?"
Amber yang tidak tahu menanyakan soal Haki.
".... Akan kujelaskan saat berlatih nanti."
"Hmm.... Baiklah."
Lepus kemudian mengakhiri diskusi.
"Kita akan habiskan paling tidak 2 tahun di sana. Kita persiapkan untuk itu."
Setelah itu, mereka pun melakukan persiapan dan kemudian berangkat setelah tengah hari dan makan siang.