Chereads / One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas) / Chapter 17 - Chapter 17 - First Bounty

Chapter 17 - Chapter 17 - First Bounty

Beberapa bulan berlalu sejak Lepus dan Brisa meninggalkan Donquixote Family.

Saat ini, mereka berdua sedang berada di sebuah kapal yang berlayar meninggalkan Lvneel.

Benar, selama beberapa bulan sejak meninggalkan Donquixote Pirates, Lepus dan Brisa berada di Lvneel.

Lvneel adalah sebuah kerajaan di North Blue yang terkenal akan kisah Noland si Pembohong.

Selama beberapa bulan di sana, Lepus dan Brisa menyembunyikan diri mereka dengan profesi lama mereka, yaitu bekerja sebagai pegawai di restoran. Hanya saja, kali ini mereka tidak tinggal bersama pemilik restoran, tapi menyewa rumah kecil sederhana untuk mereka tinggal berdua.

Dan setelah beberapa bulan, Lepus pun memutuskan agar mereka kembali berkelana. Karena itulah saat ini mereka berada di atas kapal.

Lepus dan Brisa saat ini sedang berada di dek kapal, menikmati angin dan menyaksikan pemandangan laut yang biru.

Brisa yang sedang bersenang hati, menceriakan suasana dengan bersenandung.

"Lalalalala~... Lalalala~~~...."

Lepus tersenyum melihat keceriaan Brisa.

~~~

Brisa sedikit sedih dan menyayangkan, setelah Lepus memutuskan untuk meninggalkan Donquixote Pirates dan mereka diam-diam pergi.

Tapi, karena dia setia pada Lepus, Brisa tidak marah dan bisa menerima keputusan Lepus meskipun sedikit sedih.

Tapi, saat mengetahui dari surat kabar bahwa Corazon tewas, Brisa menangis tersedu-sedu.

"Uwaaahhh!!!!! Onii-sama! Cora-san... Cora-san.... Uwaaahhh!!!!"

Selama beberapa hari, Brisa tampak muram dan sering melamun, terkadang juga sesekali menangis jika mengingatnya. Selain itu, meskipun selama di Donquixote Family dia agak takut pada Law yang selalu bersikap dingin dan terkadang pemarah, Brisa juga mengkhawatirkan Law yang nasib dan keberadaannya tak diketahui.

Lepus harus seringkali menenangkan dan menghibur dengan mengatakan bahwa Corazon pergi dengan tenang karena sudah berhasil menyelamatkan Law dari penyakitnya. Lepus juga seringkali dengan pelukan yang erat dan hangat berkata pada Brisa.

"Brisa... Aku akan selalu bersama Brisa. Dan aku tidak akan mati."

Brisa pun akhirnya perlahan-lahan bisa ikhlas dan tabah.

~~~

Setelah merasa cukup menikmati angin laut di dek kapal, mereka pun memutuskan untuk kembali ke dalam.

Brisa masih tampak ceria, karena saat mereka berjalan di lorong kapal, dia kembali bersenandung dan berjalan riang sedikit di depan Lepus.

"Hm-hm-hm-hm~~..."

Tapi kemudian, saat mereka akan berbelok di sudut persimpangan lorong kapal, Brisa terjatuh.

"Kya!"

Brisa bertabrakan dengan seorang pria paruh baya.

Dari penampilannya, pria paruh baya ini sepertinya seorang pedagang.

Melihat Brisa yang jatuh terduduk, pria itu berkata dengan nada tinggi.

"Pakai mata kalau jalan! Kau buta apa!? Gadis kecil bodoh!"

Mendengar kata-kata kasar pria paruh baya pada Brisa, Lepus menatap tajam pria itu.

Tapi melihat tatapan Lepus, pria itu justru makin angkuh.

"Lihat apa kau!? Hmph! Dasar bocah!"

Kemudian, pria paruh baya itu melanjutkan berjalan.

Lepus terus menatap tajam pria paruh baya angkuh itu.

Saat Lepus melihat pria itu memasuki salah satu stateroom kapal, Lepus menggunakan sedikit kekuatannya untuk bisa melihat menembus dinding kapal.

Di dalam stateroom, pria itu tampak menuju sofa dan kemudian duduk membaca koran.

Melihat pria itu tak melakukan aktivitas yang perlu untuk diamati, Lepus pun lebih memilih untuk memeriksa sekitaran kabin tersebut, dengan harapan menemukan sesuatu yang membuatnya tertarik.

Dan hasilnya... Benar saja! Lepus menemukan sebilah pedang dia dalam suatu kotak panjang di dalam peti kemas.

Pedang itu tampak berjenis katana, dengan sarung pedang berwarna putih kebiruan, dan gagang berwarna biru kehitaman.

Dari tampilannya saja, Lepus langsung menyimpulkan kalau pedang ini pasti berharga! Bahkan mungkin pedang ini termasuk Meitou! Meskipun Lepus tidak bisa memastikannya untuk saat ini.

Menyadari ada sesuatu yang menarik baginya, Lepus memutuskan untuk mencuri pedang itu nantinya.

Lepus tak beranggapan ini akan menjadi masalah. Karena Lepus menduga bahwa pria paruh baya ini adalah pedagang gelap dan korup. Karena, pria ini tidak meletakkan peti kemas di bagian kargo, tapi justru membawa peti kemasnya ke kabin dimana dia berada, itu saja sudah cukup mencurigakan. Karena, kapal ini adalah kapal penumpang sipil. Seberharga apapun barang yang ada di peti kemas, pasti harus diletakkan di bagian kargo, meskipun mungkin harus ada beberapa perhatian khusus untuk barang tersebut. Jadi, kemungkinan besar adalah pria itu menyuap pihak dari kapal, semisal awak kapal ataupun otoritas di kapal agar peti kemas miliknya bisa dibawa ke kabinnya.

Selain itu, alasan lain Lepus ingin mencuri pedang itu adalah karena sikap pria itu yang kasar dan menyebalkan membuat Lepus sedikit tersinggung dan ingin membalasnya.

~~~

Tengah malam....

Lepus pun bersiap untuk melancarkan aksinya.

Dia memastikan dulu apakah situasi aman atau tidak.

Setelah yakin situasi sudah aman, Lepus pun mulai bertindak.

"Baiklah...."

Dia melambaikan tangannya untuk membuka gap dan kemudian masuk.

Setelah itu dia kembali membuka gap setelah sampai di ruangan si pria paruh baya menyebalkan.

Kemudian Lepus mengambil peti kemas itu ke dalam gap.

Di dalam gap, Lepus kemudian menggunakan sedikit kekuatannya untuk membuka peti kemas itu tanpa menyebabkan dan meninggalkan tanda-tanda kerusakan. Setelah peti kemas terbuka, Lepus mengeluarkan isinya satu-persatu.

Isi peti kemas itu antara lain adalah kotak pedang yang diperkirakan Meitou, beberapa buku, dan beberapa barang lainnya. Meski begitu, Lepus hanya mengambil beberapa yang membuatnya tertarik.

"Pedang, Devil Fruit Encylopedia, Sword Encylopedia, Atlas Dunia. Lumayan."

Setelah mengambil yang dia inginkan, Lepus mengambil kertas, pena, dan amplop dari laci yang pernah dia simpan di dalam gap-nya, dan menuliskan sedikit 'nasehat' untuk si pria paruh baya.

Setelah meletakkan amplop berisi pesan itu di bagian paling bawah, Lepus kemudian mengembalikan barang-barang isi peti kemas yang tidak membuatnya tertarik kembali ke dalam peti kemas. Setelah itu, dia menutup dan mengunci peti kemas tersebut dan mengembalikannya ke ruangan si pria paruh baya.

Setelah semuanya selesai, Lepus menutup gap dan kembali ke kamarnya untuk tidur.

~~~

Esoknya....

Kapal telah berlabuh sampai di tujuan, kota pelabuhan, Einret. Para penumpang pun turun dari kapal dan pergi meninggalkan pelabuhan.

Lepus dan Brisa juga pergi.

Sementara itu, si pedagang angkuh menyuruh orangnya untuk mengangkat peti kemasnya dan turun dari kapal.

Kemudian si pedagang angkuh menaiki kereta membawa peti kemasnya menuju ke tempat kliennya, di Pos Marine Cabang di kota itu.

Sesampainya di sana, dia segera menemui kliennya, seorang perwira Marine.

"Oh! Kau sudah datang, Kerrek!

"Hahaha! Terima kasih sambutannya, Captain Chourou!"

"Baiklah, kau tidak lupa barangnya, kan?"

"Hahaha, tentu tidak. Ada di peti ini."

"Baguslah. Bawa masuk!"

Kerrek kemudian masuk ke dalam markas bersama bawahannya yang membawakan peti kemas.

Sesampainya di kantor Captain Chourou, si pedagang segera membuka peti kemas tersebut.

Setelah peti kemas itu dibuka, si pedagang merasa ada yang aneh dan kurang. Dan dia pun menyadari kotak penyimpanan pedang itu tidak ada!

"Hilang!?"

Kerrek tercengang!

Kemudian Captain Chourou bertanya dengan bingung.

"Hm? Apa yang hilang?"

Kerrek pun menjawab dengan histeris!

"Pedang! Pedang itu hilang!?"

"Apa!? Pedang itu yang hilang!? Bagaimana bisa!?"

Captain Chourou ikut histeris sekarang.

"Aku juga tidak tahu! Padahal peti kemas ini terkunci dan baru kubuka barusan!"

"Itu.... Coba keluarkan semua barang-barang di peti kemas itu! Mungkin ada petunjuk!"

Kemudian mereka dibantu asisten mereka masing-masing mengeluarkan satu-persatu isi peti kemas tersebut.

Setelah semua barang-barang di peti kemas dikeluarkan, mereka menemukan sebuah amplop di bagian terbawah. Mereka pun mengambil dan membukanya. Amplop tersebut berisikan selembar kertas yang bertuliskan sebuah pesan.

[ Lain kali jaga bicaramu. - R. L. - ]

Setelah membaca pesan tersebut mereka bertanya-tanya.

"... Apa maksudnya ini?"

"Aku menduga... pesan ini dari orang yang mencuri pedang itu."

"Apa!?"

Kemudian Captain Chourou bertanya pada Kerrek.

"Apa ada barang lain yang hilang?"

"Hanya beberapa barang umum. Ensiklopedia Buah Iblis, Katalog Pedang, dan Atlas Dunia."

"Hmm...."

Setelah berpikir beberapa lama, Captain Chourou kembali bertanya pada Kerrek.

"Apa kau punya masalah atau konflik apapun dengan orang lain akhir-akhir ini?"

"Konflik apa!? ....Hm!? Tidak... Aku ingat sesuatu! Saat di kapal, aku bertabrakan dengan seorang gadis kecil dan sedikit membentaknya! Kemudian bocah yang bersamanya hanya diam menatapku! Seingatku itu saja kalaupun ada yang dibilang konflik!"

"Gadis kecil? Bocah?"

"Benar!"

"Apa kau ingat seperti apa penampilannya?"

"Dia tampak masih muda. Mungkin masih 15 Tahun, perawakannya kurus-gagah, tingginya sekitar 170an cm, rambut hitam pendek. Sementara gadis kecil itu, sekitar 10 Tahun, rambut ikal hitam agak panjang, dan berpakaian seragam pembantu."

"Pemuda 15 Tahun. Gadis kecil 10 Tahun berpakaian pembantu. Kenapa rasanya aku tidak asing dengan mereka...."

Mereka kemudian diam dan berpikir sejenak.

Beberapa lama kemudian, asisten Captain Chourou bicara.

"Pak, apa mungkin mereka buronan?"

"Buronan? Apa itu mungkin? Mereka cuma bocah, kan?"

"Tapi Pak, aku ingat sesuatu! Kalau tidak salah, beberapa bulan yang lalu ada rumor yang mengatakan kalau ada beberapa anggota muda Donquixote Pirates yang menghilang tanpa jejak! Apa mungkin itu mereka?"

Mendengar pernyataan asistennya, Captain Chourou terkejut!

"Apa!? Donquixote!? Ambilkan informasi tentang mereka!"

"Baik!"

Kemudian si asisten mengambilkan dan menyerahkan data informasi tentang Donquixote Pirates dan kru-nya.

Setelah itu, Captain Chourou menunjukkan beberapa foto kepada Kerrek.

"Apa dari foto-foto ini ada pemuda dan gadis kecil yang berselisih denganmu?"

Setelah melihat-lihat foto-foto tersebut, kemudian Kerrek menunjuk ke 2 foto dengan terkejut, yaitu seorang remaja dan gadis kecil!

"Hm!? Ya! Tak salah lagi! Mereka orangnya! Pasti mereka yang mencuri pedang itu!"

Captain Chourou terkejut melihat dua foto yang ditunjuk oleh Kerrek!

"Ini... Rex Lepus dan Brisa. Rex Lepus... R. L. Sepertinya tidak salah lagi, memang dia yang melakukannya! Meskipun entah bagaimana dia bisa mencuri pedang itu dari peti yang terkunci, tidak ada yang mustahil dengan kemampuan tertentu! Aku akan lapor ke atasanku. Kerrek kau pergilah dulu."

"Baiklah."

Setelah itu, Kerrek pun pergi.

Beberapa saat kemudian, Captain Chourou menghubungi atasannya dengan Den-Den Mushi. Setelah beberapa lama, Den-Den Mushi terhubung.

"Halo..."

"Lapor, Pak! Saya Chourou! Kita gagal mendapatkan pedang itu! Pedangnya hilang!

Mendengar kata-katanya, atasan Captain Chourou terkejut dan berteriak!

"Apa!? Bagaimana bisa!?"

"Pedang itu... Pedang itu sepertinya dicuri oleh Rex Lepus! Dia meninggalkan pesan dengan inisial 'R. L.'. Dari situ kami melakukan penyelidikan yang kemudian mengarah pada Rex Lepus!"

"Rex Lepus? Siapa itu?"

"Dia mantan anggota Donquixote Pirates!"

"Donquixote!? Brengsek!"

"...."

Beberapa lama kemudian, atasan Captain Chourou bertanya.

"Apa sudah ada Bounty untuknya!?"

"Belum, Pak!"

"Baiklah! Terbitkan poster buronan untuk Rex Lepus! Pasang bounty 20,000,000 B untuknya!"