Chereads / One Piece: Boundary Master (Penguasa Batas) / Chapter 12 - Chapter 12 - Kesepakatan

Chapter 12 - Chapter 12 - Kesepakatan

Tengah malam....

Saat semua anggota Donquixote Family sudah tidur, Lepus masih terbangun.

(Baiklah. Sudah waktunya.)

Membiarkan Brisa yang tertidur pulas, Lepus kemudian membuka gap dan mencari kamar Corazon.

Setelah sampai di kamar Corazon, Lepus pun membuat robekan dan keluar.

Sementara itu, merasakan ada orang lain tiba-tiba muncul di kamarnya, Corazon pun segera membuka mata dan bangun bersikap siaga. Kemudian dia melihat sosok yang tampak samar-samar terlihat dalam kegelapan.

"Hea, Corazon-san. Selamat malam. Apa aku menganggu tidurmu?"

Mendengar suara sosok yang bicara, Corazon mengenali kalau sosok ini adalah Lepus. Bocah yang baru saja bergabung ke Donquixote Family sejak makan malam tadi. Corazon tetap waspada juga bertanya-tanya bagaimana Lepus bisa masuk ke kamarnya yang jelas dia kunci. Dan juga, kenapa dia datang ke kamarnya tengah malam seperti ini.

"...."

"Corazon-san, kau pasti bertanya-tanya bagaimana aku bisa masuk kamarmu, kan? Mari!"

Kemudian Lepus mengayunkan lengannya merobek ruang membuka gap dan memasukinya

Melihat apa yang Lepus lakukan, Corazon sangat terkejut! Dia tak mengira Lepus bisa melakukan hal seperti itu! Kemudian dengan tetap waspada dan berhati-hati, Corazon melangkah memasuki robekan ruang tersebut.

Setelah Corazon masuk, Lepus menutup robekan gap.

"Baiklah. Corazon-san, 'kita' bisa bicara sekarang."

Lepus menekankan kata 'kita' karena dia tentu sudah tahu situasi Corazon/Rosinante yang sebenarnya.

"...."

Corazon tetap diam.

"Rocinante-san, aku tahu kau bisa bicara. Tenang saja, tak perlu pura-pura bisu. Kita aman di gap-ku ini."

Dengan agak ragu-ragu, Rocinante pun bicara.

"... Kau... Bagaimana kau tahu?"

"Aku tahu kau pura-pura bisu. Aku tahu kau pura-pura kikuk dan bertingkah bodoh. Aku juga tahu masa lalumu. Aku tahu kau sebenarnya anggota Marine dan bawahan langsung Sengoku. Aku tahu kau pemilik kekuatan Nagi-Nagi no Mi. Aku juga tahu tujuanmu kembali ke kakakmu. Jangan tanya aku tahu darimana. Percayalah, kau bisa jadi stres dan gila jika mengetahuinya."

"Kau!"

Rosinante terkejut Lepus bisa tahu sebanyak itu tentang dirinya.

"Baiklah. Aku sengaja menemuimu di tengah malam saat semua lainnya sudah tidur, karena ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu."

"Bicara apa?"

"Kita buat kesepakatan."

"Kesepakatan?"

"Benar. Kesepakatan diam."

"Apa maksudmu?"

"Kita takkan menganggu dan menghalangi satu sama lain untuk tujuan kita masing-masing."

"Hm? Aku tak mengerti."

Rocinante sedikit bingung dengan maksud kesepakatan dari Lepus. Lepus kemudian berkata.

"Kau kembali ke kakakmu untuk berusaha menangkap dan menghentikannya. Kau juga seringkali bersikap kasar pada anak-anak karena kau ingin mereka pergi dan menjauhi Donquixote Family agar tidak terkena pengaruh buruk. Benar, kan?"

"Kau tahu sejauh itu?"

"Ya. Dan tujuanku bergabung ke Donquixote Family adalah sama seperti yang kukatakan saat makan malam tadi, menjadi lebih kuat dan karena menarik serta penasaran saja."

"Kau serius soal tujuanmu itu?"

"Ya. Jadi, aku ingin kau tidak menganggu dan menghalangiku mencapai tujuanku. Dan aku juga sama, takkan mengganggu dan menghalangi tujuanmu. Itu saja inti kesepakatan kita."

Setelah mengerti maksud kesepakatan yang diminta Lepus, Rocinante kemudian bertanya.

"Kenapa aku harus mempercayaimu?"

Lepus menjawab.

"Kau harus percaya. Kau tak punya pilihan untuk itu. Karena meskipun kau membocorkan tentangku pada kakakmu, dia justru akan senang. Tapi jika aku membocorkan tentangmu pada kakakmu, dia pasti akan murka. Kau tahu sendiri dia sekejam apa sejak dulu."

"...."

Rocinante terdiam. Karena yang Lepus katakan memang benar. Doflamingo bahkan tega membunuh ayah mereka sendiri, tidak mustahil dia tega membunuh adiknya. Setelah berpikir beberapa lama, kemudian Rocinante akhirnya mengangguk.

".... Baiklah. Aku mengerti. Kita sepakat."

"Bagus. Senang bekerjasama denganmu."

Lepus kemudian mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan mencapai sepakat dan Rocinante juga menjabat tangannya.

Seusai berjabat tangan, Rocinante dengan agak ragu-ragu bertanya pada Lepus.

"Kau... Apa kau memakan 2 buah iblis?"

"Hm? Memakan 2 buah iblis? Tidak mungkin, kan? Aku tidak sebodoh dan senekat itu."

"Lalu... Bagaimana kau... bisa membuat tubuhmu tak bisa disentuh dan juga... bisa merobek dan membuka ruang gelap ini?"

"Oh, itu. Seperti yang kukatakan saat makan malam tadi, aku memakan buah baru yang kemudian kunamakan Kara-Kara no Mi. Awalnya, yang pertamakali bisa kulakukan setelah memakan buah iblis itu adalah aku bisa menghilangkan batu dan memunculkannya kembali. Karena itulah, aku menamakannya Kara-Kara no Mi."

"Menghilangkan batu? Tapi bukannya..."

"Ya. Seperti yang sudah kau lihat, aku juga bisa menghampakan tubuhku dan juga membuka ruang. Tapi, itu semua hanyalah sebagian hal yang bisa dilakukan oleh kekuatan sejati dari buah iblis ini."

"Kekuatan... sejati?"

"Benar."

"Kekuatan apa?"

"Jangan tanya.... Aku takut kau takkan bisa tidur jika aku mengatakannya."

Rocinante mengernyit karena Lepus tidak menjawabnya.

"Kau... Siapa kau sebenarnya? Dan darimana asalmu?"

Rocinante kembali bertanya lagi.

"Jangan tanyakan itu juga.... Kau bisa gila jika aku menjawabnya."

Rocinante semakin mengernyit karena Lepus tidak mau memberi kejelasan tentang dirinya.

"Bagaimana dengan gadis kecil itu?"

Rocinante pun ganti bertanya tentang Brisa.

Dan kali ini Lepus mau menjawab.

"Brisa? Dia.... Dia dibuang ibunya di gunung karena dianggap tak berguna dan hanya menghabiskan jatah makan di desa mereka yang tandus dan miskin."

"Itu.... Kasihan sekali."

"Benar."

Mereka berdua terdiam untuk beberapa lama hingga Lepus kembali bicara.

".... Rocinante-san, aku mempercayaimu, jadi aku harap kau tak mengecewakanku. Kau mengerti maksudku, kan?"

"Aku tahu. Lagipula aku 'bisu'."

"Baguslah kalau kau mengerti. Pembicaraan kita sudah selesai. Kau bisa keluar."

Kemudian Lepus melambaikan tangannya untuk membuka robekan.

"Ah! Mungkin setelah ini kita takkan pernah bicara dengan satu sama lain lagi. Cukup disayangkan."

"Benar. Sayang sekali."

Rocinante dengan wajah cukup menyayangkan kemudian melangkah menuju ke robekan gap.

"Tunggu!"

Sesaat sebelum Rocinante keluar, Lepus berseru.

"Rocinante-san, kau tak boleh memberitahu siapapun soal semua yang kau lihat, terjadi, dan kita bicarakan tengah malam ini. Tapi..., akan kuberi satu pengecualian. Kau boleh sedikit memperingatkan Sengoku, "Aku takkan mengganggu kalau tidak diganggu." Itu saja."

Rocinante mengernyit mendengar peringatan itu. Tapi pada akhirnya dia pun merespon.

".... Akan kuingat."

Setelah Rocinante keluar, Lepus menutup robekan.

Setelah itu, Lepus kembali ke kamarnya dan tidur menemani Brisa.