Flashback on.
***
John Yu berangkat ke London tanpa diketahui oleh Rani, bukan karena John tidak ingin memberitahu Rani. Tapi karena Rani tidak bisa dihubungi.
Setelah beberapa saat, sampailah John di London. Disana sudah ada yang menyambutnya. Ya, dia disambut oleh teman bisnis ayahnya yang bernama Leonardo Lim.
"Halo John, wah kamu sudah dewasa ya. Tampan lagi," ucap Leonardo sembari memberikan pelukan ke John Yu.
"Iya paman, masa John kecil terus haha," respon John ramah. Karena memang John sudah mengenal Leonardo sedari kecil. Leonardo sering mampir ke rumahnya dulu.
"Mari John, kita ke rumah dulu," ucap Leonardo sembari memegangi pundak John.
"Tidak usah Paman, saya tinggal di hotel saja," tolak John tidak ingin merepotkan teman ayahnya itu.
"Sudahlah, ikuti saja kata paman. Lagian tidak merepotkan, Paman kan bukan orang asing," jawab Leonardo tidak ingin menerima penolakan.
Setelah mendapatkan jawaban tersebut, dengan berat hati John mengikuti keinginan Leonardo.
Setelah kurang lebih 2 Jam perjalanan, sampailah mereka di rumah Leonardo. Betapa terkejutnya John saat menjumpai mamanya disitu.
"Loh, Mama kok disini?" tnya John keheranan.
"Iya Mama disini sudah 2 hari, ayah mu memang tidak memberitahukan kepadamu?" tanya mamanya keheranan mendapati pertanyaan dari John.
"Eggak Mah, ayah hanya menyampaikan bahwa aku harus belajar bisnis disini bersama paman Leonardo. Selain itu ayah tidak memberitahukan yang lain," jelas John semakin bingung akan pernyataan mamanya itu.
"Lah, gimana ayahmu itu. Mungkin ayahmu lupa. Sebentar ya Mama telepon dulu," jawab Marian sedikit menampilkan ekspresi kesal.
"Kenapa harus telepon ayah? Mama saja yang jelaskan!" timpal John semakin curiga. Kenapa harus menelepon ayahnya, sedangkan Mamanya bisa menjelaskan.
"Sudah kamu tunggu dulu, biar ayahmu yang jelaskan," balas Marian sembari meletakkan ponsel di kupingnya.
***
"Halo, John sudah sampai disini. Kenapa kamu tidak bilang kepadanya masalah itu?" tanya Marian ke Deffan dengan nada yang sedikit kesal.
"Aduh aku lupa, berikan lah dulu ponsel ini ke John," balas Deffan ke istrinya itu.
"Nih, ayahmu mau bicara," ucap Marian sembari memberikan ponselnya ke putranya John.
"Halo Ayah, ada apa ini sebenarnya?" tanya John dengan nada yang kesal. Karena merasa mulai merasa ada yang tidak beres akan hal ini.
"Iya John, Ayah Lupa mengatakan padamu. Kamu disitu sembari belajar juga akan bertunangan dengan Christy, kau kenal Christy kan anaknya Leonardo ...."
Belum sempat Deffan melanjutkan omongan nya, bergegas John keluar agar tidak ada yang mendengarkan percakapan mereka.
"Ayah maksudmu apa? bukan kah aku kesini hanya untuk belajar? kenapa ada pertunangan segala?" ketus John sudah emosi. Dia sudah mulai kesal karena merasa dibodohi oleh ayahnya.
"John, jangan potong pembicaraan jika Ayah lagi bicara," jawab Deffan dengan suara yang meninggi.
"Kau kenal kan dengan Christy, kalian pernah bertemu saat kalian kecil dulu. Kau tahu kan bisnis Leonardo sedang berkembang sangat pesat. Ayah mau menjalin hubungan bisnis yang erat dengan nya. Leonardo adalah sahabat ayah, kami sudah sepakat ingin mengikat persahabatan ini dengan menikahkan dirimu dengan Christy. Disamping itu kita pun akan untung besar. Bisnis kita akan semakin berkembang," jelas Deffan mengenai maksud dari pertunangan Christy dan putranya John.
"Tapi kan Ayah, John tidak menyukai Christy, kenapa kami harus menikah? aku tidak mau!" tegas John menolak pertunangan yang tidak adil itu.
"John, ini ku beritahukan padamu bukan agar kau menolak. Kau tidak bisa menolak ini, kau mau mempermalukan Ayah? malam ini kau sudah harus ditunangkan dengan Christy. Kau harus menyetujuinya, lagian cinta bisa tumbuh dengan berjalannya waktu," tegas Deffan tidak mau mendengar kata penolakan dari John.
Deffan memang seorang Ayah yang keras, dia tidak suka ada yang melawan keputusannya.
"Ayah, John sudah dewasa, aku ingin memilih pasangan ku sendiri, pernikahan bukan lah sebuah permainan," ucap John masih ingin menolak pertunangan itu.
"Justru karena pernikahan bukanlah sebuah permainan makanya ayah memilihkan Christy untukmu. Sudah lah kau tidak bisa menolak, atau kau ingin ayah menghancurkan hidup kekasihmu itu?" ancam Deffan dengan nada yang berat. Kali ini Deffan berbicara dengan sangat serius.
John sangat terkejut, bukan kah selama ini dia menyembunyikan hubungan nya dengan Rani? kenapa ayahnya bisa tahu.
"Jangan kira Ayah bodoh ya John, kau pikir Ayah mu ini sudah hidup berapa lama? Ayah tahu kau punya kekasih bernama Rani Mahendra. Jika kau tidak mau bertunangan dengan Christy, maka akan kubuat dia menderita," tegas Deffan langsung mematikan ponselnya.
Hal itu benar benar membuat John sangat syok, dia sangat mencintai Rani. Bagaimana mungkin dia bisa bertunangan dengan orang lain? Rani adalah satu-satunya gadis yang di inginkan John.
***
John benar-benar terpukul atas keputusan orangtuanya itu. Dia tidak ingin menikahi Christy, tapi dia juga tidak ingin jika ayahnya menghancurkan hidup Rani.
John tahu betapa kejamnya Deffan Yu ayahnya. Jika ada yang menganggu rencana ayahnya, pastilah orang itu akan lenyap dari bumi ini. Hal itulah yang membuat John harus mengikuti rencana ayahnya yaitu bertunangandengan Christy.
Tapi John bertekad, setelah dirinya mengambil alih perusahaan ayahnya. John akan langsung menceraikan Christy dan kembali ke Rani. Karena hanya Rani lah satu-satunya wanita di hati John.
setelah beberapa waktu, terlaksana lah pertunangan antara John Yu dan Christy Lin. Acara ini hanya dihadiri oleh teman bisnis Leonardo dan Deffan, kebetulan ayahnya John Yu, Deffan Lin tidak hadir karena memang masih ada urusan penting di perusahaannya.
Acaranya ini sangat tidak berkesan bagi John, malah terkesan membosankan. Bagaimana tidak, pertunangan ini hanyalah jalan pengikat bisnis bagi ayahnya.
- Flashback Off -
***
Rani bergegas pergi setelah acara makan malamnya dengan Gama usai.
Rani tidak pulang malam itu, dia pergi ke sebuah penginapan dekat danau. Disana dia menyewa satu kamar yang menghadap ke danau, karena disana lah Rani dan John sering berkencan.
Rani menangis sejadi jadinya, dia tidak menyangka dan masih belum percaya jika John menghianati dirinya. Mereka sudah saling percaya dan waktu 7 tahun bukan lah waktu yang singkat.
Rani baru sadar, kenapa dia tidak bisa menghubungi John akhir-akhir ini. Semalaman Rani menangis dan akhirnya tidur terlelap dalam tangisannya yang pilu itu.
***
1 bulan kemudian.
Tanggal pernikahan antara Gama dan Rani sudah ditetapkan, besok di hari sabtu mereka akan melangsungkan pernikahan dan hanya akan dihadiri oleh keluarga dekat mereka saja.
"Rani, temani aku ke bandara ya, aku mau menjemput seseorang," ucap Gama sembari membukakan pintu mobil untuk Rani.
Rani hanya mengangguk, dia sama sekali tidak mencintai pria ini. Walaupun dia sangat tampan, tapi tidak ada yang dapat menggantikan John dihatinya.
Setelah beberapa saat sampailah mereka di bandara, dan Gama juga Rani langsung menuju ruang tunggu kelas VIP.
Beberapa saat kemudian muncul lah seorang pria yang dikenali oleh Rani, pria itu sangat dirindukan oleh dirinya.
" John?" ucap Rani dengan mata yang berbinar. Tapi semuanya langsung sirna sesaat setelah dirinya melihat seorang gadis cantik yang Rani lihat di foto yang dulu Gama perlihatkan. Gadis itu terlihat sangat manja pada John, dia menggandeng John dan berbincang dengannya.
"Jleb," hati Rani serasa ditusuk seribu jarum. Sakit sekali rasanya, tanpa disadari, Rani meneteskan air matanya, dia tidak sanggup melihat pemandangan itu.
***
Dari kejauhan John melihat seseorang yang sudah sangat ia rindukan, dia melihat Rani sedang memandangi dia.
"Rani?" gumam John dalam hati.
"Mampus! pasti dia salah oaham padaku!" gumam John langsung melerai rangkulan tangan Christy dan hendak berlari ke arah Rani.
Tapi belum juga John pergi, Christy sudah terlanjur memeluknya, dan memanggil John dengan nyaring.
"Sayang kamu mau kemana? kita bisa jalan bersama," seru Christy, tapi bisa dibilang seperti sebuah teriakan agar semua mendengar dan melihatnya.
"Haha, bagus Christy! sandiwaramu luar biasa," gumam Gama bahagia dalam hatinya.
Melihat dan mendengar secara langsung sungguhlah membuat Rani terluka, hatinya sangat sakit sampai dia tidak bisa mendeskripsikan rasa sakitnya.
Baru kali ini dia merasakan perasaan seperti itu. Dikhianati oleh seseorang yang kita cintai dan percayai, apalagi melihatnya di depan mata, benar- benar bisa membuat orang jadi gila.
Tidak tahan dengan pemandangan itu, Rani segera berlari keluar bandara dan memanggil taksi, dia ingin segera keluar dari tempat itu. Dadanya sangat sesak, air matanya benar-benar mengalir tak terbendung lagi.