Hey, ini bukan pertama kali dia bercinta, kan?
Ginnan tergugu. Ibarat ketahuan nekad mengintip tubuh molek gadis yang sedang mandi, dia sudah terlanjur kepalang basah. Kalaupun ingin melarikan diri dari seringai kemenangan Renji, itu terlalu memuakkan. Ah, bangsat. Kenyataannya sentuhan pria itu memang nikmat. Boleh Ginnan jatuh dari ketinggian gedung saja malam ini?
Niat mengacaukan suasana hati Renji telah gagal. Ginnan justru terpejam tanpa sadar. Seperti diterjang gelombang tsunami besar tiba-tiba, dia berpegangan ke leher Renji lebih erat. Sial. Sial. Sentuhan di bawah bisa membuatnya gila kapan saja. Jika tidak, jari-jari kakinya tak akan mencengkeram seprai setegang ini.
"Rileks... Rileks..." bisik Renji di telinganya.
