Pemandangan di bawah mungkin tidak bisa Ginnan lihat. Tapi sedikit banyak dia bisa membayangkan benda berukuran tak manusiawi itu didorong ke dalam dirinya. Semakin dalam.
Neuken! Dit is te ... Renji lagi-lagi mengumpat sebelum benar-benar berada di dalam. Ginnan terhentak. Kepalanya menengadah dengan bibir terbuka. Hahh.... Desahan pun lolos di udara. Renji mengecup ceruk leher lembut itu sebelum mereka bertatapan dengan nafas yang memburu.
Detik itu, Renji sempat tak berkedip selama beberapa saat. Ginnan mungkin salah lihat—matanya mendadak kabur sejenak entah kenapa—tapi pria itu seperti sedang mengambil memori khusus untuk disimpannya. Bergabung menjadi album portofolio rahasia yang tak akan dibagi kepada orang lain.
"Hah... Aku... Kau kenapa?" tanya Ginnan di sela-sela nafasnya. Renji hanya menggeleng dan merebahkan Ginnan kembali dengan lelaki itu masih memeluknya. Ginnan diam-diam senang diperlakukan sehati-hati itu. Bodoh sekali.
"Tidak. Bukan apa-apa."