Pesawat pribadi milik James Harristian sedang membawa pemiliknya beserta dua sahabatnya ke Miami, Florida. Dalam gelapnya malam dan mereka akan terbang melintasi samudra Pasifik sampai tiba di benua Paman Sam itu. Dan selama perjalanan, Arjoona membuat pengakuannya. Ia bicara soal pernikahan kontraknya dengan Claire Winthrop, termasuk apa yang telah dilakukannya pada Claire.
Sekarang giliran Jayden yang bercerita tentang gadis yang ia cintai. Baik James dan Joona mendengarkan Jayden dengan baik.
"Aku tau kalian pasti menganggapku gila. Tapi aku jatuh cinta padanya sejak ia lahir," ujar Jayden sambil menyandarkan kepalanya. James tergelak kecil dan menggeleng.
"Aku justru iri padamu, Jayden. Kamu bisa merasakan cinta dan setia sejak dia masih bayi. Sedangkan kami harus mencari berapa banyak wanita baru bertemu orang yang tepat, iya kan?" ujar Joona. Jayden menaikkan bahunya. Ia lalu menoleh pada James di sebelah.
"Bukannya kamu sudah bertemu dengan gadis yang tepat?" ujar Jayden pada James dengan ekspresi yang pura-pura bodoh.
"Apa maksudmu!" balas James bertanya tak mengerti.
"Ayolah... jangan sampai aku menyebut namanya," bisik Jayden. James memejamkan mata dan menarik satu tarikan napas lalu mengeluarkannya dengan kesal.
"Bicara lagi, aku benar-benar akan memukulmu!" ancam James dengan suara rendah dan ia berdiri meninggalkan kursinya di samping Jayden dan Joona. Jantung James sebenarnya sedang berdetak lebih cepat gara-gara kalimat Jayden. Ia tau apa yang dimaksudkan oleh temannya yang tengah menyengir lebar karena berhasil menskak-mat James Harristian.
James malah berjalan ke pantry dan meminta hal yang tak lazin dilakukannya jika ia sedang berpergian pada pramugari.
"Apa kita punya cheese cake?"
James duduk dengan nyaman di sudutnya sendiri dengan sepotong cheese cake di depannya. Hanya dia yang belum terlelap dan malah ngidam ingin memakan kue itu. Kedua temannya sudah tertidur di tempat duduk yang juga dirancang sebagai ranjang.
James menyendoki cheese cake itu dan memasukkannya ke dalam mulut. Tengah malam tak bisa tidur dan malah makan cheese cake adalah kombinasi buruk tapi James tak perduli. Sampai pada suapan kedua, James tertegun memandang kue nya. Ia mengambil ponsel dan iseng menghubungi Delilah, mungkin saja ia mau mengangkat dan bicara.
Keberuntungan sedang menghampiri James Harristian. Pada dering ke empat, ponsel James dijawab. Dan suara Lordes adalah yang pertama ia dengar.
"Selamat siang Tuan, Nona Delilah ada disini. Apa ingin aku sambungkan?" ujar Lordes menawarkan.
"Berikan padanya, terima kasih, Lordes." Ponsel pun kini senyap seperti biasa tanda Delilah sudah menerima teleponnya.
"Masih tak mau bicara denganku?" Delilah masih diam saja. James menarik udara dengan sekali tarikan dan masuk ke dalam paru-parunya.
"Apa kamu mau berkencan denganku?" tanya James dengan nada lembut.
"Apa?" akhirnya suara Delilah berhasil keluar. Senyuman James lantas terkembang karena berhasil membuat gadisnya mengeluarkan suara 'emasnya'.
"Akhirnya kamu bicara juga," sahut James usai menyengir sendiri. Delilah jadi cemberut mendengarnya.
"Kamu sedang apa, Candy?" tanya James lagi.
"Tidak ada, hanya sedang mencoba cheese cake buatan Lordes." Alis James naik dan matanya lantas menatap potongan cheese cake di depannya.
"Kamu harus mencobanya. Lordes pintar membuat kue," balas James lagi. Delilah hanya bergumam pelan saja. Sambil menempelkan sisi kepalanya pada dinding pesawat, James masih menempelkan ponsel di telinganya.
"Aku juga sedang makan cheese cake dengan permen jelly di atasnya," sambung James.
"Bagaimana denganmu, apa yang jadi toping kuemu?"
"Potongan strawberry, Tuan J," jawab Delilah lembut.
MIAMI
James dan Jayden keluar dari rumah peristirahatan keluarga Kim yang awalnya diberikan Arjoona untuk istri pertama Ayahnya. Mereka masuk ke dalam mobil yang sudah dimasuki Arjoona lalu kembali ke mansion utama di dekat bukit dan pantai. Setelah mengantarkan Arjoona, Jayden dan James masih harus mendampingi Arjoona untuk beberapa saat.
Usai pembicaraan singkat James menelepon Delilah beberapa malam yang lalu, suasana hati James jadi lebih baik. Ia mungkin tidak menyadari, tapi respon kecil Delilah membuatnya jadi sering tersenyum.
"Coba yang ini!" Jayden memberikan sebuah senjata laras panjang yang kemudian diujicobakan oleh James. Beberapa selongsong peluru berjatuhan saat James mencoba senjata itu.
"Bagus... produksi mana?"
"King Enterprise, Shawn Miller yang memberikannya," jawab Jayden menerima kembali senjata itu.
"Kalian berteman dekat ya? Kamu dan Miller?" Jayden tersenyum dan mengangguk.
"Yah, begitulah. Aku pikir dia mengenalmu juga."
"Aku pernah bertemu dengannya di Dubrich."
"Tempat lelang itu? Kalian sama-sama pencandu wanita ternyata!" James tak menanggapi dan berbalik melihat ke arah lapangan tembak di mansion Kim. Tak lama, Earth datang dan membisikkan sesuatu di telinga James.
"Dia di Miami?" Earth mengangguk. Dari mengernyit wajah James jadi tersenyum.
"Siapkan orang-orangmu," ujar James memerintahkan pada Earth.
"Jay, aku pinjam anggotamu sebentar!" James hendak melewati Jayden sampai ia menegur.
"Kamu mau kemana?"
"Berburu!" jawab James singkat dan menaiki sebuah tangga untuk berjalan ke lapangan parkir di samping mansion itu. Ada dua pengawal pribadi James yang dibawa Earth ditambah dua orang anggota Golden Dragon. Mereka menggunakan dua mobil. Satu buah Porche dan sebuah van hitam.
Mereka berkendara ke salah satu pantai terkenal di Miami, yaitu Haulover. James dan Earth menggunakan mobil Porche Convertible Boxster yang kemudian membuka atapnya secara otomatis saat masuk kawasan pantai itu.
Cuaca panas dan gadis-gadis nyaris tanpa busana berseliweran di sepanjang jalan dan Earth sengaja memberi akses pada James untuk menikmati hari. Tak lama kemudian, mereka tiba di depan sebuah hotel yang cukup mewah di tengah pusat hiburan pantai tersebut.
"Dia menginap disini?" Earth mengangguk.
"Bajingan itu punya uang untuk menginap di hotel mewah, tapi tak punya uang untuk membayar utangnya! Dasar sampah!" umpat James sambil berjalan masuk ke dalam hotel itu.
Hotel penuh dengan para pelancong yang tengah menikmati alunan musik dalam pesta massal di puncak musim panas di Miami. Mereka berjoget, minum dan berpesta bahkan sampai ke lobi hotel.
James yang datang bukan untuk berpesta sudah digoda gadis-gadis berkali-kali. Earth kemudian membawa James naik ke lantai tempat Mark dan Oliver Starley menginap.
Tiba di sebuah koridor hotel, Earth menunjuk pada salah satu kamar di sisi kiri mereka. Beberapa orang mabuk lewat dan terhuyung-huyung hampir menabrak James.
"Apa sekarang sedang Mardi Gras*?" tanya James menyindir pada Earth. Earth hanya bisa menaikkan bahunya dan menolak beberapa tubuh yang terhuyung mabuk yang melewati mereka.
"Ini kamarnya?" Earth mengangguk. James mencoba membuka tapi terkunci.
"Berikan pisau Swiss Army-mu!" seorang anggota Golden Dragon lantas mengeluarkan pisau multitool merah itu dan memberikannya pada James. Dengan lihai, James membobol kunci keamanan kamar tidur itu sampai berhasil membuka pintunya.
"Wowww!" sahut James dengan mengeraskan suaranya. Oliver yang sedang bercinta langsung berhenti dan menoleh kebelakang dengan terkejut. Wanita yang sedang tidur dengannya pun memekik ketakutan dan spontan menutupi tubuhnya. Semua anggota yang dibawa James spontan meringsek masuk dan memeriksa semua sudut. Mereka hanya menemukan Oliver tanpa Mark, Ayahnya.
"A-apa yang kamu lakukan disini!" tanya Mark sambil terduduk di lantai. Ia bahkan tak berpakaian sama sekali dengan alat vital masih berdiri tegak. James yang melihatnya dengan wajah aneh lalu memberi kode pada wanita di atas ranjang itu untuk segera pergi. Dengan ketakutan dan sempat memungut pakaiannya, gadis itu lari terbirit-birit keluar kamar.
James lantas mengambil celana jeans Oliver dan melemparnya ke arah selangkangan agar menutup barang pribadinya.
"Pakai celanamu... aku tidak suka membunuh pria telanjang!" Oliver menunduk dan terpaksa memakai celananya.
"Mana Ayahmu?" tanya James usai Oliver selesai memakai celana.
"Aku tidak tau." James spontan mencengkram rahang Oliver dan mendorongnya ke dinding di belakangnya. James tak perduli ada lampu meja yang kemudian jatuh karena terkena dorongan punggung Oliver.
"Jangan berbelit-belit. Katakan mana Ayahmu? Mana uangku!" cengkraman James makin keras dan Oliver mulai meronta hendak melepaskan diri. Karena kepalan tangan Oliver hampir mengenai wajah James, maka ia memutar lengan Oliver posisi 120 derajat. Sedikit lagi maka tangannya akan patah.
"Aaahhkk!"
"Mana uangku? Kalian malah kabur dan tak mau membayar tapi kalian bisa kemari dan bersenang-senang!" geram James dengan sambil terus memutar lengan Oliver.
"Lepaskan aku... kamu akan mematahkan tanganku, lepaskan aku!"
"Aku akan mematahkan lehermu jika perlu! MANA AYAHMU!"
"AKU TIDAK TAU... AKU TIDAK TAU, AAAkkkkhh!!" James memutar kembali lengan Oliver lalu melemparkannya pada anggota Golden Dragon.
"Mutilasi saja kelaminnya jika dia tidak mau bicara !" ujar James memerintahkan pada pria-pria yang dibawanya.
"Baik Tuan!" sahut mereka dan membawa Oliver masuk ke kamar mandi.
"Tolong... jangan... aku mohon jangan! TIDAKK... LEPASKAN AKU!!"
*Mardi Gras adalah pesta karnaval menyambut musim semi dengan parade dan karnaval kini juga berbalut tradisi pesta dan hura-hura.