Sekali lagi pagi datang, dengan mata biru tuanya yang basah terbuka menyambut tempat asing ini. Sesaat pandangannya masih agak kabur, hingga perlahan menjadi jelas. Detik itu lah, Chrysant menangkap seorang wanita tua yang tengah mengobati luka di kakinya.
Chrysant ingat, itu adalah bekas dimana panah semalam tertancap.
Perlahan ia bangkit dari baringan nya dan wanita tua itu segera menoleh kearahnya.
"Wangfei, anda sudah bangun?" Wanita tua itu menyapanya dengan murah hati. Tangan tuanya baru saja mengikat kain kasa di atas lukanya dengan begitu lembut, seakan sangat takut untuk menyakitinya.
Chrysant yang mendengar panggilan wanita itu terhadapnya, merasa sedikit terkejut.
Wangfei?
'Ah, aku bahkan terlupa sudah menikah dengan seorang pangeran sekarang!'
"Ini saya bawakan sup ayam untuk anda, masih hangat. Ayo cepat makan untuk menyegarkan tubuh phoenix anda"
Wanita tua itu menyerahkan semangkuk sup ayam hangat kepadanya. Alis Chrysant bertaut tak mengerti. Kemarin, seharian penuh ia menanti untuk makan dan minum tapi tidak ada seseorang pun yang datang. Sekarang, jangankan makanan tapi seseorang sudah menunggu dan melayaninya dengan cukup baik. Sebenarnya apa yang terjadi?
"An-anda siapa?" Chrysant bertanya, sedikit merasa gugup.
Ia selalu memperhatikan mata lawan bicaranya sebelum berinteraksi dengan mereka. Untuk mengetahui ia diterima atau tidak dengan tulus oleh si lawan bicara.
Begitu banyak orang di dunia ini yang menolak dan acuh tak acuh terhadap dirinya. Ia tidak tau kesalahan apa yang ia buat, hingga orang-orang di sekitar begitu kejam menolak keberadaan dirinya. Karena itulah, setiap kali ada seseorang yang memulai interaksi dengannya. Ia tak pernah lupa untuk bersikap waspada dengan menatap mata mereka dulu. Di sana ia akan tau, seseorang itu menerimanya atau menolaknya.
Hingga tanpa sadar, kebiasaan membaca jendela hati seseorang dari mata mereka, sudah menjadi keahlian tersendiri dalam dirinya.
"Wangfei niangniang[1] saya adalah seorang mama yang di utus oleh wangye[2] untuk membantu dan mengurus segala kebutuhan anda dimasa depan. Anda dapat memanggil wanita tua ini, Li mama"
Rumor mengatakan wangfei pangeran Sun adalah seorang gadis jelek dan lemah. Mungkin lemah itu benar tapi jika jelek—
Li mama berpikir, jika gadis yang ada di hadapan nya jelek, maka semua gadis cantik di dunia ini adalah jelek. Rumor sungguh tidak bisa selalu di percaya.
"Wangye yang mengutus anda?" Chrysant dapat melihat penerimaan dan ketulusan dari sorot mata tua wanita itu. Ia pun merasa tenang. Tapi yang ia tidak mengerti adalah, pangeran yang dinikahinya.
Ini adalah hari ketiga pernikahannya, akan tetapi ia bahkan belum pernah berjumpa sekalipun dengan suaminya itu. Ia berpikir, bahwa pangeran tidak terlalu peduli padanya. Lalu kenapa mendadak mengirimkan seorang mama untuk melayaninya?
"Wangfei niangniang itu benar!" Li mama tersenyum lebar dan hangat.
Dalam kehidupan ini, orang-orang yang memperlakukannya begitu hanya hitungan jari."Li mama kalau begitu anda boleh pergi. Terimakasih karena sudah merawat luka ku"
"Wangfei niangniang apa yang anda katakan? Itu adalah kewajiban wanita tua ini. Di masa depan, tidak perlu berterimakasih" Li mama memandangi gadis lemah didepan nya dengan tatapan mengasihani. Nona yang dilayaninya ini seseorang yang lembut dan sopan. Ia sangat beruntung memiliki majikan seperti ini lagi dalam hidupnya.
Tapi di samping itu ia merasa khawatir. Gadis ini mengingatkannya dengan majikan lamanya.
Majikan nya saat ini adalah seorang permaisuri adipati Sun, jika ia begitu lembut dan polos seperti ini, bagaimana ia akan berhadapan dengan orang-orang kuat di masa depan? Sungguh seperti merpati putih yang terjebak dalam hutan rimba.
"Kalau begitu wanita tua ini undur diri. Apapun yang dibutuhkan wangfei, segera panggil wanita tu ini"
"En"
Li mama pun melangkah keluar.
Diperlakukan begitu, Chrysant seperti menjadi seorang nona muda di rumah besar dengan seorang pelayan di sisinya.
Di luar Li mama dikejutkan oleh keberadaan Qi Changyi. Wanita tua itu pun berpura-pura marah, dengan memberi pria itu pukulan ringan di lengannya. "Mengejutkan orang tua, tidak sopan!"
"Aduh!" Qi Changyi mengelus lengan, bagian yang di pukul tadi. Walau sebenarnya ia tidak sakit sama sekali. "Li mama, aku sudah lama menunggu diluar, anda saja yang tidak mengetahuinya"
"Bajingan kecil anda menyahuti wanita tua ini?" Li mana tak sungkan menjewer telinga pria itu hingga ia mengaduh kesakitan.
"Ampun, ampun Li mama! Akh"
Sebenarnya Li mama adalah seorang wanita tua yang mengurus muhou[3] pangeran Sun sebelum wanita itu meninggal dunia dan juga sangat dekat dengannya. Setelah muhou pangeran Sun meninggal, Li mama pun pulang ke kampung halamannya karena tidak ada yang harus dilayaninya lagi.
Sebenarnya wanita tua itu ingin melayani pangeran Sun seperti yang di pesankan oleh nyonya majikannya. Tapi pangeran Sun sangat dingin dengan wanita apapun di dunia ini, selain muhou nya.
Tapi sekarang wanita tua itu kembali dipanggil oleh pangeran Sun.
Dan bagi wanita tua itu, ia seakan memperoleh sebuah keberuntungan. Meskipun tidak melayani pangeran Sun, tapi ia melayani permaisurinya. Setidaknya dengan begitu, ia juga bisa diam-diam melayani pangeran Sun dan nyonya majikannya pasti lebih tenang di sana.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Wangye mengutus tuan muda ini untuk memantau segala perkembangan gadis didalam--"
Belum habis Qi Changyi menyelesaikan kalimatnya, Li mama kembali menjewer telinganya hingga benar-benar memerah.
"Akh ampun Li mama, kenapa anda menjewer telinga ku lagi? Apa salah tuan muda ini, akh!"
"Tidak sopan, berani memanggil wangfei niangniang dengan tidak layak!"
"Akh Li mama itu—itu adalah perintah wangye untuk jangan menyebutnya wangfei"
Mendengar ini, Li mama menjadi simpatik dengan nasib majikannya di masa depan. Pangeran Sun sama sekali tidak mengakui keberadaannya, bagaimana ia akan menjalani hari-hari di sun wangfu di masa depan?
Perlahan Li mama menarik kembali tangannya dan Qi changyi mengelus telinganya yang memerah.
"Kalau begitu untuk apa wangye mengutus wanita tua ini untuk merawatnya?"
"Itu karena ada yang wangye inginkan dari—" Qi Changyi tidak berminat melanjutkan kata-katanya lagi. Takut Li mama akan menarik telinganya lagi.
"Ya, wanita tua ini mengerti! Sungguh gadis muda yang malang"
Di dalam sana Chrysant sama sekali tidak mempedulikan keributan di luar. Ia dengan rakus menghabiskan semangkuk sup nya karena merasa sangat lapar. Setelah semangkuk sup itu habis ia pun menenggak semangkuk air.
Tubuhnya kini sedikit bertenaga. Melihat ia masih belum melepas pakaian pengantinnya, ia menyadari betapa lengket dan bau tubuhnya saat ini.
Ia pun bangkit untuk memanggil Li mama.
Di luar sana, Qi Changyi sedang memberitahukan Li mama untuk merahasiakan kecantikan dan mata biru unik Chrysant. Sebenarnya sejak awal, Li mama merasa aneh melihat mata gadis itu. Tapi bagaimana mungkin ia yang hanya seorang mama tua memiliki nyali besar untuk bertanya.
"Iya, wanita tua ini akan menutup mulutnya"
Bersamaan itu, seseorang dari dalam membuka pintu dan memanggilnya.
"Li mama!"
"Wangfei niangniang, anda memerlukan sesuatu?" Tidak peduli apa, pangeran Sun hanya melarang Qi Changyi. Tapi tidak melarang nya. Untuk itu, ia akan selalu memanggil gadis ini dengan sebutan itu dimasa depan.
___
[1]= wangfei niangniang, putri yang terhormat.
[2]= wangye, adalah pangeran yang merupakan mitra daripada wangfei
[3]= muhou, ibu kekaisaran (ini panggilan 'ibu' untuk permaisuri resmi.