Chereads / Adore You / Chapter 29 - Chapter 29

Chapter 29 - Chapter 29

Hari ini adalah hari pertama Alex di skors, baru hari pertama saja ia sudah merasa bosan. Alex sedang menunggu Audi bersiap-siap, ia sudah janji kepada Audi akan mengantarkan ke sekolah.

Audi menyisir rambutnya, ia mengikat rambut dengan karet hitam. Kemudian memasukkan semua barang ke dalam tasnya, tak lupa juga Audi mengambil jaket berwarna hijau tua. Audi menuruni tangga dan berjalan menuju parkiran.

Setelah lima belas menit, Audi sudah sampai di sekolah dan langsung masuk ke dalam kelasnya. Audi terburu-buru karena ada tugas yang belum ia kerjakan, Audi tidak ingin dihukum seperti kemarin. Sekali dihukum itu sudah membuat Audi malu, ia tidak ingin mengulanginya lagi.

"Tumben pagi," ucap Riza dengan menatap Audi yang sedang fokus mengerjakan tugas.

"Iya nih, tugas dari Bu Fifi belum selesai. Gue nggak mau dihukum lagi," jawab Audi sembari menulis diatas buku tulis miliknya.

"Eh iya, Kenzie sama Alex di skors ya?" tanya Riza.

"Iya."

Bel istirahat berbunyi, Audi dan Riza sedang berada di kantin yang ramai dipadati siswa maupun siswi. Audi memesan semangkuk mie ayam dan es teh, sedangkan Riza memesan nasi goreng. Audi terkajut ketika seragamnya ditarik seseorang dari belakang, ia membalikkan badannya dan ternyata itu adalah Aura.

"Lo ngapain sih tarik-tari baju Audi? Ngefans ya?" tanya Riza dengan menatap Aura kesal, ia tidak terima Audi diperlakukan seperti ini oleh Aura.

"Lo kan yang bikin Kenzie di skors gini? Jujur aja! Dasar cewek murahan," ucap Aura sembari menatap Audi tajam. Tangan Audi mengepal, ia tidak terima diledek Aura seperti itu.

"Jaga omongan lo!" ucap Audi. "Gue udah sabar sama sikap lo, tapi sekarang kesabaran gue habis. Mau lo apa sih?" tanya Audi dengan menunjuk Aura persis di depan matanya.

"Mau gue? Jauhin Kenzie!"

"Gue nggak ngerasa dekatin Kenzie, lagipula dia sendiri yang ngejar gue," jawab Audi.

"Terus lo merasa kecantikan gitu?"

"Halah, ngaku aja kalau lo emang kalah cantik sama Audi," sahut Riza dengan menepuk pundak Aura.

Dengan penuh amarah, Aura menjambak rambut Audi dengan keras. Audi memegangi rambutnya yang terasa sakit, ia tidak membalas perlakuan Aura karena ia yakin jika karma selalu menanti. Tak lama kemudian, murid-murid mengerubungi Aura dan Audi yang sedang berjambak-jambakan.

"Stop!" ucap Bu Siti dengan lantang. "Kalian ikut saya ke ruang BK," sambungnya dengan menunjuk Aura dan Audi secara bergantian.

Audi pasrah dan melangkah menuju ruang BK, ini adalah salah satu hari paling buruk yang pernah terjadi dalam hidupnya. Ini adalah kali pertama Audi menginjakkan kaki di ruang BK, ia menyesal karena harus masuk dalam ruangan ini.

Audi duduk disamping Aura, mereka hanya diam satu sama lain. Bu Siti mondar-mandir dengan menggelengkan kepala, ia seolah tidak percaya Audi terlibat masalah sepele seperti ini.

"Audi, kamu kenapa begini? Padahal nilai akademik kamu bagus sekali," ucap Bu Siti dengan menatap Audi.

"Maaf bu, tapi tadi Aura yang nyerang saya dulu. Bahkan saya tidak membalas perbuatan Aura bu," jawab Audi dengan menunduk. Ia tidak berani menatap mata tajam milik Bu Siti.

"Benar itu Aura?" tanya Bu Siti lalu Aura mengangguk. "Kamu itu masih baru disini, tapi udah bikin rusuh aja. Nilai akademik kamu juga jauh dari Audi," sambungnya.

Aura hanya diam, di dalam dadanya sangat menyimpan dendam pada Audi. Awalnya ia tidak suka Audi karena Kenzie, namun kali ini kekesalannya bertambah. Ia tidak terima jika nilainya harus dibandingkan dengan Audi.

"Kalian saya hukum membersihkan seluruh ruangan yang ada dalam sekolah ini sepulang sekolah nanti," ucap Bu Siti lalu dibalas anggukan kepala oleh Audi dan Aura.

Audi berjalan menuju kelasnya, ia sangat terpukul dengan kejadian tadi. Audi menyesal, mau tidak mau ia harus menjalankan hukuman yang diberikan Bu Siti.

Bel pulang sekolah berbunyi, Audi mengemasi seluruh barangnya dan berjalan menuju kelas Aura. Ia ingin mengajak Aura untuk menjalankan hukuman, tetapi Aura tidak ada di kelas. Kelas itu tampak kosong tak berpenghuni, Audi kesal. Ia harus menjalankan hukuman ini sendiri.

"Kok masih disini sih? Gue nunggu lo daritadi di gerbang," ucap Alex dengan menatap Audi yang sedang menyapu lapangan.

"Maaf ya, Lex. Gue dihukum Bu Siti nih, mana Aura udah pulang lagi. Jadi gue harus ngebersihin ini sendiri."

"Gue bantu ya?" ucap Alex lalu Audi mengangguk pelan.

Audi dan Alex membersihkan seluruh ruangan yang ada, kini hanya tersisa satu ruangan saja. Audi bisa bernafas lega karena hukumannya akan segera selesai, ia tidak sabar untuk sampai di rumah dan tidur.

Lima belas menit berlalu, hukuman Audi telah selesai. Ia tersenyum lebar, lalu menarik tangan Alex dan berjalan menuju parkiran. Warung depan sekolah sudah ramai dengan teman-teman Kenzie, Audi juga melihat ada Kenzie yang sedang meminum kopi disana. Kenzie menatap Audi, lalu mengalihkan pandangannya.

"Kayaknya Audi sama Alex semakin dekat aja nih, lo nggak cemburu?" tanya Rafy dengan menatap Kenzie.

"Tau ah," jawab Kenzie kesal.

"Kalau cemburu bilang aja, nggak usah gengsi kayak gitu," sahut Jeff sembari memainkan game di ponselnya. Kenzie hanya diam, ia tidak menyahuti semua ucapan teman-temannya.

Sore sudah berganti malam, Audi duduk di meja belajarnya. Ia sedang mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan hari ini. Lina masuk ke dalam kamar Audi, ia melihat calon adik iparnya itu sedang belajar.

"Kamu belajar apa? Kok serius banget," ucap Lina dengan mendekat ke arah Audi.

"Iya nih kak, aku lagi ngerjain tugas buat besok," jawab Audi.

"Oh iya, tadi waktu aku ke bawah. Ada bunga dan surat ini, katanya pak satpam buat kamu." Audi menerima bunga mawar berwarna putih itu, aromanya sangat harum menusuk hidung. "Kalau gitu, kakak ke bawah lagi ya," ucap Lina lalu Audi tersenyum.

Audi berjalan ke kasurnya, ia masih menatap bunga itu. Kira-kira bunga ini dari siapa ya? Apakah Kenzie yang mengirimnya? Audi membuka dan membaca surat itu dari atas hingga bawah, tetapi di dalam surat itu tidak menyebutkan nama. Namun hanya permintaan maaf dan pengagum dari jauh.

"Siapa sih? Iseng banget," ucap Audi kesal. "Apa mungkin ini dari Kenzie ya? Soalnya minta maaf gitu," gumam Audi.

Ia berjalan ke kamar Alex, ia ingin menanyakan tentang bunga ini. Kamar Alex terkunci, apakah Alex sudah tidur? Audi melihat jam yang ada di ruang keluarga, jam itu menunjukkan pukul delapan malam. Mana mungkin Alex suda tidur?

"Alex buka dong," ucap Audi sembari mengetuk pintu kamar Alex. Tak lama kemudian, pintu kamae itu terbuka perlahan.

"Kenapa?"

"Lo tahu nggak, ini dari siapa?" Alex tidak menjawab, ia hanya menaikkan dua bahunya lalu menutup pintu kamarnya. Audi berdecak kesal, mengapa Alex dan Kenzie sangat membuatnya naik darah?