Chereads / Adore You / Chapter 21 - Chapter 21

Chapter 21 - Chapter 21

Hari mulai beranjak malam, kini Audi dan Riza sudah berada di tengah lapangan yang ada di sekitar tempat kemahnya. Banyak murid yang sedang tertawa dan makan bersama, Audi memilih untuk mengambil gambar langit yang sedang cerah dipenuhi bintang dan bulan.

"Serius banget," ucap Kenzie yang tiba-tiba berada disamping Audi.

"Hm," jawab Audi singkat.

"Masih marah sama gue?" tanya Kenzie dengan menatap Audi, tetapi Audi langsung pergi meninggalkan Kenzie tanpa permisi.

Audi berjalan menuju Riza dan Alex yang sedang membakar jagung, ia sengaja menghindar dari Kenzie. Audi ingin melihat Kenzie bahagia bersama Aura, ia tidak ingin menjadi penghalang cinta mereka.

"Lo kenapa nggak sama Kenzie?" tanya Alex dengan menatap Audi serius, lalu Audi tersenyum manis dan berdiri.

"Mungkin gue ditakdirkan untuk jadi pengagum aja, mungkin juga gue nggak bisa bersama Kenzie. Tapi, gue selalu mengagumi dia seperti kata Harry Styles, just let me adore you," jawab Audi sembari menghembuskan nafas panjang.

"Jadi, gue masih ada peluang dong?" ucap Alex tanpa sengaja, Audi menyiritkan dahinya. Apa maksud ucapan Alex tadi?. "Em, lupain aja," sambung Alex lalu pergi.

Kenzie menatap ke arah Alex dan Audi yang sedang asyik berbicara, Jeff dan Rafy melihat Kenzie termenung sendirian. Mereka mendekat ke arah Kenzie, namun Kenzie tidak menyadari keberadaan kedua temannya.

Hari sudah semakin larut, semua murid kembali ke tenda masing-masing dan beristirahat. Alex berjalan menuju tendanya, disana sudah ada Kenzie dan dua temannya yang sedang memasang lampu tenda.

"Lo dari mana aja? Lo nggak lihat mereka sibuk kerja buat tenda? Lo ngapain?" tanya Kenzie dengan menatap Alex tajam.

"Gue udah nyari kayu bakar," jawab Alex santai.

"Bukannya dari tadi lo sibuk berduaan sama Audi? Lo kira gue nggak lihat?" ucap Kenzie dengan nada suara yang naik satu oktaf. Alex hanya menatap Kenzie sekilas lalu masuk ke dalam tenda.

Kenzie menatap Alex penuh amarah, ia sangat kesal dengan Alex yang sudah merebut posisinya. Kenzie juga kesal dengan Audi, semakin kesini semakin susah untuk di dekati lagi.

***

Suara kicauan burung saling bersahutan merdu, Audi merebus air lalu menyeduh teh. Ia menatap ke arah tenda Alex, terlihat sangat sepi. Audi berjalan mendekat ke tenda Alex, ternyata Alex, Kenzie, dan temannya masih tertidur pulas.

"Bangun, udah pagi," ucap Audi dengan memukul tenda dengan pelan.

Kenzie terbangun karena suara tenda yang sangat mengganggu, ia melihat Audi di hadapannya. Kenzie mengusap matanya, apakah ini mimpi? Ia langsung berjalan keluar tenda, dan mendekat ke arah Audi.

"Makasih ya udah dibangunin," ucap Kenzie dengan tersenyum manis.

"Gue cuma mau bangunin Alex," jawab Audi yang berhasil membuat hati Kenzie sakit, ia tidak pernah merasakan ini sebelumnya.

Kenzie mematung di tempat, ia hanya bisa menatap Audi yang mulai menjauh. Mengapa harus Alex lagi? Apakah Audi sudah benar-benar melupakan dirinya? Entahlah, Kenzie mengambil tas dan langsung berjalan menuju kamar mandi.

Jam menujukkan pukul tujuh pagi, kegiatan camping hari ini adalah semua murid harus mendaki bukit. Audi berada di satu tim dengan Riza, Alex, Kenzie, dan kedua temannya. Ia berharap semoga kegiatan ini berjalan lancar, Audi tidak sabar untuk mengambil gambar jajaran bukit yang membentang luas.

"Udah siap semua? Sebelum mulai, ada baiknya kita berdoa dulu. Berdoa mulai," ucap Kenzie lalu memulai berdoa. "Berdoa selesai," sambung Kenzie.

"Yuk," ucap Audi tidak sabar.

Audi sangat menikmati suasana, udaranya segar dan asri. Ia sangat menyukai alam, terlebih lagi di tempat yang masih hijau seperti ini. Alex berjalan dibelakang Audi, ia ingin menjaga Audi sekuat tenaganya.

Sesekali, Kenzie menatap Audi yang sedang tersenyum dengan Riza. Hatinya merasa sangat teduh ketika Audi tersenyum, diam-diam Kenzie mengambil foto Audi dan menyimpannya di memori ponselnya.

"Lo nggak takut kalah start sama Alex? Gue lihat semakin hari dia semakin dekat sama Audi," bisik Jeff ke telinga Kenzie, lalu Kenzie menggeleng.

"Biarin aja, gue pengen lihat dia bahagia walaupun itu bukan sama gue," jawab Kenzie lalu melanjutkan langkah kakinya.

Setelah mendaki selama setengah jam, mereka sudah berada di puncak gunung. Audi sibuk memotret pemandangan sekitar, sedangkan Kenzie sibuk memainkan ponselnya. Alex mengajak Audi berfoto bersama, Kenzie hanya bisa melihat saja.

"Udah balik yuk," ucap Kenzie menyindir Audi dan Alex.

"Baru juga sampai, masa udah mau balik lagi sih? Nggak capek?" tanya Audi dengan menatap Kenzie yang memasang ekspresi wajah seperti orang marah.

"Capek, apalagi lihat orang pacaran," jawab Kenzie penuh penekanan lalu berjalan menjauh dari Audi.

Audi bingung dengan sikap Kenzie hari ini, mengapa ia sangat sensitif? Apakah benar ucapan Riza jika Kenzie cemburu kepada Alex? Tanpa disadari, senyum Audi mengembang dengan sendirinya.

Alex melihat Audi yang sedang tersenyum menatap Kenzie, ia tahu jika Audi belum melupakan Kenzie. Alex juga tahu seberapa besar cinta Audi untuk Kenzie, ia berharap andai saja dirinya berada di posisi Kenzie.

"Lo mau nggak gue fotoin? Dari tadi kok sibuk foto pemandangan mulu," ucap Alex dengan menepuk pundak Audi, lalu Audi mengangguk.

"Boleh, nih," jawab Audi sembari menyodorkan kameranya.

Kenzie melihat Audi akan berfoto, ia berlari ke arah Audi dan ikut foto bersamanya. Audi menatap Kenzie kesal, mengapa Kenzie ikut foto bersama dirinya? Tapi disisi lain, Audi bahagia karena punya foto dirinya dan Kenzie.

"Ih!" ucap Audi kesal.

"Foto sendirian aja, mending gue temenin kan," jawab Kenzie lalu berjalan menghampiri teman-temannya.

"Kayaknya, Kenzie masih suka deh sama lo," bisik Riza ke telinga Audi, lalu sedetik kemudian Audi mengangkat bahunya.

Matahari sudah mulai terbenam dengan pancaran jingga indah, Audi dan Riza sibuk mempersiapkan makan malam, sedangkan Aura hanya duduk dan melihat saja. Audi kesal dengan Aura, dari kemarin ia tidak mau bekerja sekalipun.

"Nih, lo yang masak hari ini," kata Audi sembari memberikan sutil penggorengan ke arah Aura.

"Ih, gue jijik tau!" jawab Aura sambil menepis tangan Audi, alhasil sutil tersebut jatuh ke tanah dan kotor. Audi mengambil sutil itu dan mencuci nya, ia tidak habis pikir dengan Aura.

Alex melihat kelompok tenda Audi yang sangat kuwalahan saat memasak, ia ingin membantu Audi dan temannya. Alex merebut sutil dari tangan Audi, lalu menggoreng.

"Eh kok? Udah gue aja, kasihan tuh kelompok lo nggak bisa masak," ucap Audi dengan berusaha mengambil sutil dari tangan Alex.

"Udah nggak apa-apa, mereka udah makan kok tadi. Gue bantu disini ya?" jawab Alex dengan tersenyum.

"Yaudah, terserah deh," balas Audi pasrah.

Kenzie melihat Alex dan Audi semakin dekat, ia tidak ingin semua ini terjadi. Tangan Kenzie mengepal dengan sendirinya, ia refleks menghampiri Alex dan memukulnya.