Chereads / Adore You / Chapter 18 - Chapter 18

Chapter 18 - Chapter 18

Semua pelajaran hari ini telah usai, Audi berjalan bersama Alex menuju parkiran. Di tengah perjalanan, Audi bertemu dengan Kenzie yang sedang berjalan bersama Aura. Kenzie tidak menghiraukan tatapan Audi, ia langsung berjalan melewatinya.

Audi hanya diam, sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tidak menetes. Audi langsung memegang tangan Alex dan mengisyaratkan agar cepat meninggalkan seolah ini. Sepanjang perjalanan Audi hanya diam, Alex sesekali melihat Audi dari kaca spion. Menurut Alex, wajah Audi sangat sedih dan seperti orang yang tidak punya harapan lagi.

"Lo kenapa?" tanya Alex dengan melepas helm dadi kepalanya.

"Bukan urusan lo," jawab Audi lalu berlari masuk menuju kamarnya. Alex hanya menatap Audi aneh, walaupun sakit hati masih saja bersikap jutek, batin Alex.

Alex memasuki rumah Audi, ia melihat ada Sefan dan Lina yang sedang duduk di ruang tamu. Lina berjalan menghampiri Alex, lalu menyuruh Alex untuk duduk. Alex bingung dengan sikap kakaknya, memangnya ada apa?

"Itu Audi kenapa? Kamu yang buat Audi nangis, ya?" tanya Lina dengan menatap Alex tajam.

"Nggak kak, tau tuh diputusin pacarnya kali. Udah ya, aku mau ke atas dulu," jawab Alex lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar tamu. Saat melewati kamar Audi, Alex mendengar suara tangisan tetapi sangat pelan.

Audi merenung di balkon kamarnya, ia memikirkan tentang Kenzie. Mengapa ia tega membuat Audi menangis seperti ini? Untuk saat ini, Audi sangat membenci Kenzie, ia tidak akan memaafkan Kenzie sekalipun Kenzie memohon padanya.

Lina masuk ke dalam kamar Audi, ia melihat Audi sedang duduk sendiri di balkon. Lina berjalan mendekat ke arah Audi, tetapi Audi tidak menyadari kehadiran Lina. Audi semakin hanyut dengan pikirannya, air matanya terus menetes seolah tak mau berhenti.

"Kamu kenapa Audi?" tanya Lina sembari duduk di sebelah Audi.

Audi langsung memeluk Lina tanpa bicara, ia sangat butuh teman curhat. Audi bersyukur karena ada Lina di sisinya, tetapi Audi masih malu untuk menceritakan semuanya. Namun pandangan Lina seolah berkata cerita saja, akhirnya Audi menceritakan semua kejadian yang dialaminya tadi.

"Kalau Kenzie marah, itu tandanya dia sayang banget sama kamu, Di. Kakak yakin kok kalau sebenarnya Kenzie itu nggak serius ngomong gitu ke kamu," ucap Lina dengan memeluk Audi erat.

"Masa sih, kak?" jawab Audi tak percaya.

"Iya, mungkin dia cuma terbawa emosi. Udah, jangan nangis lagi. Ayo ke bawah, makan malam dulu," ajak Lina lalu menggandeng tangan Audi.

***

Audi bangun dari tidurnya, ia mengecek ponsel dan berharap Kenzie menghubunginya. Ternyata, tidak ada pesan masuk dari Kenzie, ia masih berpikir apakah Kenzie belum memaafkannya?

Audi segera mengambil baju rumah lalu berjalan ke kamar mandi, ia mencari Lina tetapi tidak kunjung bertemu. Audi mencari Sefan juga tidak ada, hanya ada Alex yang sedang bermain play station di ruang keluarga. Ia ingin bertanya kepada Alex, tetapi gengsi.

"Jangan mondar-mandir gitu, gue capek ngelihatnya," ucap Alex dengan menatap Audi tajam, Audi hanya mendengus kesal.

"Dimana mama, papa, sama kakak gue?" tanya Audi tanpa melihat ke arah Alex.

"Pergi nyari gaun pernikahan," jawab Alex cuek.

Audi berjalan menuju meja makan, ternyata tidak ada sedikit makanan pun di sana. Ia membuka kulkas dan hanya ada telur dan daun bawang, Audi menatap ke arah kamar pembantunya yang sepi. Pasti Bi Sari belum belanja ke pasar batin Audi, lalu ia meracik bumbu nasi goreng.

Audi menatap ke arah Alex, pasti dia belum makan. Apa Audi harus memasakkan Alex juga?

"Lo udah makan apa belum?" tanya Audi.

"Belum," jawab Alex singkat.

"Yaudah, gue bikin nasi goreng ya," ucap Audi lalu berjalan menuju dapur. Memasak adalah salah satu kegiatan favorit Audi, ia merasa jika memasak bisa melupakan keluh kesah hidupnya. Audi sudah bisa memasak dari ia duduk di bangku SD.

Audi memasak selama kurang lebih setengah jam, akhirnya masakan yang ditunggu matang juga. Alex mencium aroma nasi goreng yang sedap, ia berjalan menuju dapur dan melihat Audi yang sedang menaruh nasi goreng di piring.

Senyum Alex mengembang dengan sendirinya, ia sangat senang ketika melihat gadis yang bisa memasak. Alex menghampiri Audi dan membantu Audi menyiapkan masakan itu.

"Gimana, lo suka nggak?" tanya Audi dengan menatap Alex yang sedang memakan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Enak kok, gue nggak nyangka lo bisa masak juga ternyata," jawab Alex.

"Makanya, jangan ngeremehin gue," balas Audi.

Kenzie sedang menikmati kopi bersama kicauan burung yang bersahutan, pikirannya terus tertuju kepada Audi. Ia bingung harus bersikap apa? Apakah ia harus minta maaf kepada Audi dan mendengar semua penjelasannya?

Kenzie mengendarai motor menuju warung depan sekolah, ia ingin meminta saran kepada kedua temannya. Di sana sudah terlihat Jeff dan Rafy yang sedang bermain ponsel, mereka menyambut kedatangan Kenzie dengan heboh.

"Tumben ke sini?" tanya Jeff dengan menatap Kenzie yang sibuk melepas helm-nya.

"Gue mau minta saran dari kalian," jawab Kenzie lalu menceritakan semuanya. Jeff dan Rafy mengangguk paham, kemudian mereka tertawa sembari menatap wajah bingung Kenzie.

Kenzie bingung arti tatapan teman-temannya, apakah ia membuat kesalahan? Jeff dan Rafy mendekat ke arah Kenzie, lalu menepuk pundaknya.

"Saran gue, sekarang lo ke rumah Audi dan minta maaf sama dia. Terus lo kasih kesempatan Audi buat jelasin," ucap Jeff.

"Iya bener, untung Audi sabar banget. Kalau gue jadi dia sih, pasti lo udah gue putusin," sahut Rafy lalu tertawa.

Tanpa banyak bicara, Kenzie langsung berjalan ke motornya dan mengendarai menuju rumah Audi. Ia berharap agar Audi bisa memaafkannya, tak lupa juga Kenzie membeli sebuket bunga mawar putih kesukaan Audi. Kenzie tidak sabar bertemu dengan Audi.

Audi mendengar suara deru motor di depan rumahnya, ia segera berjalan menuju halaman dan mengecek itu motor siapa. Audi terkejut ketika melihat Kenzie berada di depan rumahnya, entah mengapa rasanya canggung sekali.

"Hai," sapa Kenzie dengan tersenyum manis.

"H-hai, ngapain kesini? Tumben," jawab Audi gugup, ia tidak tahu harus menjawab apa. Kenzie turun dari motor dan mendekat ke arah Audi.

"Emangnya nggak boleh? Ini buat lo," ucap Kenzie lalu memberikan bunga yang dibelinya tadi. Audi selalu senang ketika mendapat bunga seperti ini, terlebih lagi bunga mawar putih.

"Boleh sih, makasih ya bunganya," jawab Audi.

"Gue mau dengar penjelasan lo tentang Alex, maaf waktu itu sikap gue menyakitki hati lo," kata Kenzie dengan menatap mata cokelat milik Audi.

Tiba-tiba Alex keluar dari rumah dan berjalan menuju Audi, Kenzie menatap heran. Berbagai pertanyaan timbul di benaknya, mengapa Alex berada di rumah Audi? Apakah mereka sudah memiliki suatu hubungan khusus?

Audi menatap Kenzie yang bingung, ia hendak menjelaskan tetapi Alex sudah menyuruhnya masuk ke dalam rumah.

"Baru aja gue mau dengar penjelasan dari lo, tapi ini semua udah cukup jelas menurut gue. Mulai sekarang, kita putus!" ucap Kenzie lalu berjalan menuju motornya dan melesat pergi dari hadapan Audi.

Audi hanya terdiam di tempat, ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia hanya berharap jika kejadian hari ini adalah mimpi.