Chereads / Aluna's First Love Story / Chapter 27 - Cerita

Chapter 27 - Cerita

Dia berkelana dengan pikiran ya, masih menerka-nerka kedepan jadi apa. Tindakan yang sedikit keliru bagi orang-orang yang percaya akan kuasa sang pencipta, termasuk gadis yang duduk tenang di dalam mobil BMW i8 berwarna putih ini. Tampaknya kali ini gadis cantik ini lupa akan suatu yang katanya pemilik segalanya.

Hidup memang layaknya drama yang dilakoni makhluk bernama manusia. Skenario Tuhan terus bergulir sepanjang perjalanan manusia berada di planet ini. Cerita panjang mengisi hari demi hari hingga organ indra tak lagi berfungsi. Mata yang menutup disertai jiwa yang keluar dari raga senada dengan berakhirnya cerita yang terposisi menjadi epilog.

Tampaknya kegiatan menduga-duga yang dilakukan Aluna membuat ia tak sadar sedang diperhatikan supir yang duduk di belakang kemudi, pria dengan rambut sedikit memutih sesekali mengamati wanita di belakang melalui kaca spion. Wanita yang dirasa menjadi wanita pertama tuan muda sebab tak pernah sekalipun tuan nya itu menggandeng wanita. "Apakah masih jauh nona?" sang sopir berusaha memulai komunikasi setelah bermeter-meter jalan mobil ini lalui.

"Hahh.., emm...tidak. Nanti di perempatan depan belok kiri nah tak jauh dari belokkan ada tempat isi ulang air minum. Di sampingnya toko kue saya". Setelah sadar dari lamunan, Aluna berusaha untuk menjelaskan letak toko kue meski perasaannya masih setengah sadar. "Nama toko kue nya Geulis Tartlet" dia yang memberi arahan mencoba menjelaskan lebih, sebab melihat raut muka sopir yang masih sedikit bingung.

"Oh, baiklah nona saya mengerti geulis tartlet ya" si sopir mengkonfirmasi ulang apa yang telah dijelaskan Aluna. Pernyataan tersebut hanya dibalas anggukan.

**

Senyum penuh arti terbit saat ia melihat gadis yang sejak tadi ditunggu turun dari mobil mewah. Pemandangan yang langka, melihat gadis yang biasanya turun dari pintu angkutan umum kini berlagak bak putri kerajaan yang keluar dari kereta kencana.

Segera pria ini berjalan dengan langkah besar mendekati sosok yang ditunggu, sejalan dengan gerak langkah seseorang dari arah berlawanan menuju tempat yang ingin dituju.

Dia yang menunggu dibuat heran melihat mata sembab gadis yang air matanya terkadang sulit terlihat oleh siapapun dan sudah tidak perlu diragukan lagi, pasti Aluna habis menangis.

"Al, ada apa dengan mu?". Ada yang terkejut dan heran dibalik cara seseorang di depannya menyapa. Pria yang sering mengejutkan plus menjengkelkan kala ia mulai menyapa seseorang terutama Aluna mendadak berubah menjadi lembut dengan suara lirih. "Ada masalah?, kau terlihat seperti tidak biasa". Aluna diserang pertanyaan bertubi-tubi seiring caranya terdiam. Lelaki ini tampak khawatir dengan sosok Aluna yang selalu tenang dengan raut wajah cerah, sekarang berbalik 180 derajat.

"Eeehm....aku tidak apa-apa Ko". Aluna terlalu lelah untuk menjelaskan panjang kali lebar kepada temannya satu ini. Terlebih dia memang belum bercerita apapun terkait rencana pernikahan dari keluarga Zaedan yang tak sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh pria aneh tersebut. Pernikahan sederhana yang hanya dihadiri anggota keluarga. Bahkan Aluna sempat mengatakan ingin menikah langsung di kantor urusan agama saja. Wanita ini terlalu polos dan tentunya ia tidak berpikir panjang akan jadi apa buntutnya jika menikah dengan keluarga kaya raya. Tentu, pernikahan dengan konsep mewah tak bisa lepas.

Dalam kaca mata Riko, respon Aluna tidak sejalan dengan raut muka yang ia tampilkan. Ya begitulah pemikiran Riko dan memang faktanya seperti itu, lelaki ini sedikit aneh jika menyangkut Aluna. Terkesan terlalu khawatir padahal bukan siapa-siapa. "Bagaimana tidak apa-apa!!, kau terlihat sedih, cerita lah siapa yang membuat mu begini, akan aku hajar dia". Ada yang mendadak marah dengan muka memerah tak terima Aluna mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari siapapun.

"Tidak terjadi apapun Ko, tenanglah nanti aku akan bercerita kepada mu dan Zeze terkait masalah yang sedang ku hadapi". Aluna mencoba menenangkan sekaligus meyakinkan pria di depannya. "Sekarang aku mau masuk dulu, mau membuat pesanan. Ayo masuklah dulu, kau sudah lama tidak makan tartlet ku kan?", gadis mungil itu mencoba mengalihkan perhatian Riko dari kondisi wajahnya.

Ajakan Aluna selaras dengan derap langkah kaki menuju sebuah ruko sederhana dengan tulisan 'Geulis Tartlet' di atasnya.

**

Di sisi lain, ada yang sedang membuat resah orang-orang di dalam satu ruangan. Bagaimana tidak resah, sikap tak biasa yang disajikan membuat terheran-heran orang yang mengamati. Dia yang menjadi sumber keresahan seakan tak peduli dan tidak mau tahu, padahal sikapnya yang demikian bisa saja menciptakan siksaan pada perut orang lain yang sudah menunggu kapan waktunya keluar dan mengisi tenaga.

***

Author butuh support ini, caranya gampang

1. Jangan Lupa sedekah batu kuasa nya setiap hari

2. Kasih author gift

3. Komentar positif dan membangun

Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....