Chereads / Aluna's First Love Story / Chapter 22 - Benci Wanita Part 2

Chapter 22 - Benci Wanita Part 2

"Honeyy..selama tiga tahun kita pacaran kau tidak pernah mau bercinta dengan ku. Pacaran macam apa di dunia modern seperti ini yang hanya sebatas pelukan dan pegangan tangan. Ciuman saja cuma sampai di pipi. Heh, bahkan waktu aku SMA saja gaya pacaran ku tidak buruk seperti hubungan kita..aku masih bisa berciuman panas...ini semua juga salah mu..aku juga butuh kasih sayang mu sebagai kekasih..aku butuh belaian mu bukan hanya fasilitas yang kau berikan..jadi jangan salah aku meminta belaian dari pria lain.. lagipula tadi aku dijebak" Rebecca berbohong dengan santainya.

"CIHH DASAR JALANG!,, harusnya kau bersyukur aku memperlakukan mu dengan baik seperti menjaga barang berharga...tapi sebaliknya.HEH..., kau malah mau aku memperlakukan mu seperti SAMPAHH!" balas Zaedan dengan tegas, mata merahnya menatap tajam orang di depan. Sakit yang tak dapat disembunyikan lagi olehnya. Kecewa, marah, benci melebur menjadi satu.

Rebecca semakin kalut, terlebih mendapati ekspresi kekasihnya yang belum pernah ia lihat.

"Honey maaf aku, hiks..hiks...hikss..dia...dia menjebak ku honey. Lagipula ini pengalaman pertama ku, aku sangat terpukul karena tidak bisa menjadikan mu yang pertama kali merasakannya. hiks..hiks..hiks, sungguh aku dijebak" Rebecca kembali menangis. terlebih tangan halusnya dihempas begitu saja kala ingin menggenggam lengan kekar Zaedan.

Alvan hanya diam dengan raut wajah jengkel sekaligus jijik melihat Rebecca.

"Sudahlah jangan mencoba membohongi ku. Kau kira aku pria BODOH!!" bentak Zaedan.

"Uhuuu, terimakasih kasih baby. Layanan mu sangat enak dan sangatt nikmat. Sayang kau sudah bolong, bahkan punya ku yang besar ini tidak kesulitan untuk memasuki mu. Emm, lain kali kita ketemu lagi ya...kalo seperti ini aku rela tidak usah dibayar.. jangan lupa next time booking aku lagi baby" pria tampan berwajah oriental itu berlalu.

Wajah Zaedan dan Alvan bertambah merah mendengarkan ucapan pria tersebut. Sedangkan Rebecca semakin gusar.

"TUNGGU!!" suara bariton milik tuan muda keluarga Akbara memekakkan telinga. ia

"Apa? kau memanggil ku?" tanya pria tersebut.

"Apa kau tidak dibayar oleh kekasih ku?, Alvan beri dia uang sebesar 20 ribu dollar. Kasian, dia sudah melayani kekasih tercinta ku ini. Berikan no rekening mu" titah Zaedan.

Pria tersebut memberikan no rekeningnya dan Alvan melakukan apa yang diperintahkan. Setelah itu pria tersebut berlalu meninggalkan 3 orang tersebut.

"Alvan, kumpulkan semua struk pembelian apa saja yang aku berikan kepada wanita cantik ini selama kami pacaran. Termasuk biaya sewa apartemen, minta wanita ini untuk mengembalikan uang ku", titah Zaedan sembari berlalu keluar meninggalkan Rebecca yang syok diiringi tangis dan teriakan

"Honeyy..". Rebecca berusaha mengejar Zaedan namun dihalau oleh Alvan dengan mengunci Rebecca dalam kamar.

Semenjak saat itu Rebecca bersembunyi karena sudah tidak mampu mengembalikan uang Zaedan. Ia takut dengan ancaman Zaedan yang ingin melaporkannya ke polisi atas dasar penipuan, meski sebenarnya Zaedan tau Rebecca bersembunyi di mana. Tetapi dia memilih untuk tidak memperdulikannya lagi.

* flashback end *

"AKU BENCI WANITA..AKU BENCI.. MEREKA SUNGGUH MENJIJIKKAN" teria Zaedan.

"Sudahlah bos, tidak semua wanita seperti mantan-mantan bos yang pernah bos ceritakan. Itu semua terkadang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor dari dalam dan luar" Roby berusaha menenangkan.

"Coba bos lihat gaya penampilan dan tutur kata nona Aluna, saya ingin bertanya apakah sama dengan mantan bos?" tanya Roby.

Zaedan terdiam,

"Bos, saya bukannya mau menggurui bos. Saya hanya memberikan saran, sebaiknya bos mencoba mengenali karakter nona dulu, baru bos bisa menilai" Roby menasehati.

Zaedan tetap diam.

**

'Mengapa waktu itu aku tidak bisa memahami situasi?. Aku terlalu bersemangat berbicara dengan tuan Yudistira sehingga aku tidak mencerna setiap ucapannya. Bukankah aku bisa selamat jika waktu itu aku menyadari ucapannya mengenai waktu pernikahan yang ditunda. Huhff, ya Allah mengapa jadi seperti ini'.

"Teh.., teteh" Ajeng berusaha menyadarkan Aluna sambil menepuk-nepuk bahu gadis itu.

"Ehh, Jeng..maaf teteh melamun" ucap Aluna sembari tersenyum.

"Teteh ada masalah?" tanya Ajeng.

"Ada apa?" Mita dari arah atas turun ke bawah.

"Tidak ada apa-apa" balas Aluna tersenyum.

"Teteh tadi melamun mba" Ajeng menimpali.

"Melamun, ada apa Lun?, ada masalah?" tanya Mita.

"Tidak ada, cuma lagi mikirin judul skripsi" kilah Aluna.

"Ya sudah, ayo Jeng cepat bantu Fitri packing pesanan untuk acara seminar di hotel Sartika. Mit tolong jagain tartlet yang ada di oven, soalnya Nela lagi beli bahan baku. Aku mau mengkonfirmasi pesanan dari perusahaan Akbara dulu" titah Aluna.

"Hmmm baiklah" balas Mita, sedangkan Ajeng langsung menemui Fitri.

**

"Huh.., kau lupa dengan cerita Gresya?" tanya Zaedan yang kembali membuka suaranya.

Kini Roby yang terdiam,

Memory Roby kembali pada hari itu, satu hari setelaj kejadian antara Zaedan dan Tasya.

"Mantan ku tidak hanya Rebecca Rob. Ada satu lagi, yang ini lebih membuat aku dan Alvan syok" ucap Zaedan setelah menceritakan mantan pertamanya.

Waktu itu di London..,

Kala Zaedan dan Alvan kuliah S2 di Oxford.

"Apakah ini tidak berlebihan? kau tidak trauma dengan masa lalu?" tanya Alvan ketika melihat Zaedan membelikan Gresya sebuah tas merek G*CCI.

"Ah, kau tenang saja Van. Kau bisa lihat sendiri Gresya sangat berbeda dari Rebecca, dia bukan seorang model yang suka memamerkan lekuk tubuhnya. Dia juga seorang mahasiswa dari Indonesia. Aku bisa memaklumi jika Rebecca melakukan hal menjijikkan tersebut. Wajar saja, dia dibesarkan di negara bebas, tapi Gresya tidak. Dia saja baru kali ini hidup di luar negeri" jelas Zaedan panjang lebar.

"Tapi harus diingat, negara kita juga sudah terbiasa dengan kehidupan ala negara barat. Terlebih lagi Jakarta, jadi kita tidak bisa menjamin" balas Alvan tak mau kalah.

"Omongan mu memang benar Van. Tapi coba kau ingat-ingat, apakah selama setahun lebih ini Gresya bertingkah laku yang aneh?, apa dia sering meminta ku melakukan hal-hal aneh kepadanya?. Bahkan dia sangat mendukung prinsip ku untuk tidak bercinta sebelum menikah bahkan ciuman" Zaedan tetap bersikeras membela sang kekasih.

Alvan terdiam..,

"Dia tidak seperti Rebecca yang selalu minta ini itu. Selama kita pacaran, aku baru 1 kali memberikan dia hadiah. Dia selalu mengatakan bahwa dia tidak menginginkan barang-barang mewah" tambah Zaedan.

"Ya, kurasa kau benar" balas Alvan

"Coba kau ingat lagi, apa Gresya pernah menggunakan pakaian seksi ketika bersama ku? tidak kan. Ia selalu menggunakan mini dress berlengan" ujar Zaedan dengan nada senang.

"Tapi dia pernah naked di depan mu, waktu dia menumpang berteduh di apartemen kita" balas Alvan.

"Ah, itu dia tidak sengaja. Waktu itu dia membuka pakaiannya gara-gara basah, terus sembari menunggu mu membelikan pakaian dia menggunakan handuk dan hendak ke dapur untuk mengambil minuman hangat yang ku berikan. Nah, tanpa disengaja handuk yang ia gunakan terlepas" Zaedan berusaha meyakinkan Alvan.

*flashback continued*

____________

UUHHH IDAMAN BANGETT BABANG ZAEDAN

***

Author butuh support ini, caranya gampang

1. Jangan Lupa sedekah batu kuasa nya setiap hari

2. Kasih author gift

3. Komentar positif dan membangun

Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....