Chereads / Aluna's First Love Story / Chapter 21 - Benci Wanita

Chapter 21 - Benci Wanita

Di dalam mobil,

"Mengapa kau berbicara terus-menerus tadi!!" suara Zaedan meninggi

"Maksud akang?"

"Mengapa kau tak memberi ku kesempatan untuk berbicara..kau tau tadi kakek sudah berencana untuk menunda pernikahan sampai kau mendapatkan gelar dokter... bukanlah itu waktu yang cukup lama dan itu bisa ku gunakan untuk mengalihkan perhatian kakek sama mama dari masalah ini!!" wajah Zaedan sudah memerah, ia tetap fokus menyetir tanpa melihat Aluna sedikitpun.

"Setidaknya dengan itu aku bisa terhindar dari yang namanya pernikahan untuk saat ini. Tapi kau secara gamblang dan tidak tau malu mengatakan bahwa kau sudah siap. Apa-apaan kau ini, kau mau mengambil kesempatan dalam kondisi seperti ini!! Zaedan semakin berapi-api.

"CUKUP TUAN!!", Aluna mulai tak bisa mengontrol diri. Kesabarannya pun telah habis mendengar semua omongan Zaedan.

"Kalo memang itu yang tuan inginkan, mengapa tidak berusaha mencari alasan untuk menggagalkannya tadi... mengapa tuan diam saja melihat ku berbicara seperti itu!. Maaf, perlu tuan ketahui bahwa saya tidak ada niatan sama sekali untuk mengambil kesempatan. Tuan lupa yang menyeret saya dalam permainan ini siapa!! suara Aluna tak kalah tinggi, diiringi isak tangis yang masih bisa didengar.

"Kalo memang tuan tidak menginginkannya itu lebih baik, ayo kita bicarakan lagi pada kakek anda jika kita tidak usah menikah dalam waktu dekat ini" Aluna sudah mengganti panggilannya lagi.

"Sudahlah, tidak ada gunanya lagi..toh kakek sudah memutuskan. Jika kita merubahnya itu akan membuat dia curiga".

"AAHHH, mengapa kalian kaum wanita menyebalkan kecuali mama ku, AKU BENCI WANITA kecuali mama ku...hanya mama wanita yang tidak pernah menyusahkan dan menyakiti ku. Aku benci kalian..aku benci KAU!! bentak Zaedan, tatapan tajam miliknya melirik sebentar ke arah Aluna.

"Jika tuan benci saya..maka jangan mengganggu saya lagi" sinis Aluna.

"Jangan bicara sembarangan. Kau sudah melakukan kesalahan dengan mencelakai ku dan berbicara seenaknya dengan kakek ku tentang pernikahan. Jadi mau tidak mau kau harus siap menikah dengan ku meskipun hanya sebatas status" suara Zaedan kembali meninggi.

Aluna tidak mau meladeni Zaedan dan memilih untuk diam sambil melihat ke arah luar.

###

Semenjak peristiwa itu Zaedan semakin membenci kaum wanita kecuali mamanya yang dianggap tidak menyusahkan.

tok...tok...tok

"Masuk"

"Permisi bos, ini berkas mengenai proyek pembangunan resorts di Bali" Roby menyerahkan map.

"Hmmm.." ucap Zaedan datar.

"Bos, jadi bagaimana rencana bos untuk menikah dengan nona Aluna" Roby sedikit hati-hati berbicara.

"Ya begitulah, awalnya kakek ku sudah mau mengundurkan rencananya sambil menunggu gadis itu meraih gelar dokter. Bukanlah itu bagus, setidaknya waktunya masih lama dan aku memiliki kesempatan untuk mengalihkan keinginan keluarga ku" nada bicara Zaedan masih datar

"Jadi rencananya gagal bos?" Roby penasaran.

"Huh.." helaan nafas terdengar jelas, "Gadis itu tidak memberikan ku kesempatan berbicara, dia malah seenaknya bilang kalo dia siap untuk menikah. AHH, TERNYATA DIA SAMA SAJA DENGAN WANITA DI LUAR SANA, AKU BENCI ROB..AKU BENCI" Zaedan dengan suara teriakannya sambil menarik rambutnya.

"Sabar bos... tenanglah.. mungkin nona tidak sengaja atau tidak sadar kala itu, makanya ia seenaknya berbicara. Saya yakin dia tidak seperti wanita yang bos benci" Roby mencoba menenangkan bosnya.

"AHH TIDAK ROB..DIA SAMA SAJA..AKU BENCII!!" Zaedan seperti kerasukan setan.

Waktu itu..,

Zaedan dan Alvan, asisten pribadi Zaedan sebelum Roby sekaligus sahabatnya. Mereka sedang menempuh studi di Singapura.

"Van, semuanya sudah siap dan sesuai rencana kan?" tanya Zaedan dengan raut wajah bahagia dan semangat.

"Sudah tuan muda, semuanya aman terkendali" balas Alvan dengan senyum manisnya.

"Bunga yang aku titipkan mana?" Zaedan kembali bertanya untuk memastikan semua siap.

"Ada di jok, semua sudah beres. Sekarang kita berangkat tuan muda, biar tidak kemalaman" Alvan menghidupkan mesin mobil.

"Haiss, tuan muda..tuan muda. Tumben memanggil seperti itu ketika sedang berdua", tatapan mengejek ditujukan pada si pria di belakang kemudi.

**

Sesampainya di sebuah apartemen di kawasan distrik River Valley Singapura, Zaedan dan Alvan keluar dari mobil.

"Oh iya Van, jangan lupa besok lusa perpanjang sewa apartemen Rebecca ya" titah Zaedan.

"Hmm.. baiklah. Tapi sebelumnya aku minta maaf, bukan maksud ku lancang. Apakah kau tidak terlalu berlebihan dalam memberikan fasilitas kepada Rebecca?. Aku hanya takut tuan besar tau dan marah. Terlebih lagi kemaren tuan besar mulai curiga dengan pengeluaran mu di sini yang terbilang cukup besar" jelas Alvan sembari berjalan menuju lift bersama Zaedan.

"Sudah, kau tidak perlu khawatir. Masalah kakek biar aku yang tangani" mereka sudah naik ke atas.

Ting (lift terbuka)

"Aku sudah tak sabar bagaimana reaksi Rebecca melihat ku setelah 2 minggu terakhir kita tidak berjumpa, sebab terhalang ujian" Zaedan berbicara sambil berlari kecil menuju unit apartemen Rebecca.

Zaedan yang sudah mengetahui password apartemen langsung membuka pintu.

"Ahhh..faster bebb fasterr" sayangnya bukan si wanita yang terkejut. Melainkan Zaedan yang mendengar suara aneh milik perempuan yang tidak asing baginya.

Perlahan namun pasti Zaedan melangkah menuju sumber suara, "of course babyy, i love youu" suara pria terdengar sedang menahan sesuatu.

Seketika Zaedan dab Alvan berjalan menuju kamar.

BRAK!!!!,

Suara gebrakan pintu terbuka dan memperlihatkan dua insan yang sedang memadu kasih. Mata Zaedan dan Alvan terbelalak, begitupula dua orang di depan mereka.

"Apa-apaan inii!!" bentak Zaedan.

"Ho..honeyy ke.. kenapa tidak mengabari ku untuk datang" gadis yang sedang naked itu berlari menghampiri Zaedan yang sedang memalingkan wajahnya.

"STOP!!" Alvan menghadang wanita didepannya.

"Heii!, menyingkirkan kau!" bentak wanita yang tak lain ialah Rebecca, kekasih Zaedan.

"KAU YANG MENYINGKIR DARI HADAPAN KU..AKU JIJIK MELIHAT MU SEPERTI BINATANG tanpa sehelai kain pun, jangan kan berbicara dengan mu melihat saja aku tidak mau" Zaedan yang masih mengalihkan pandangannya berbicara kembali.

"Cepat pakai baju mu dab aku tunggu penjelasan mu di ruang tamu" Zaedan berlalu diikuti Alvan.

**

"Honeyy maaf kan aku.. pria itu menjebak ku" Rebecca berusaha duduk di samping Zaedan dengan gaya manjanya namun dihalau oleh Alvan.

"Sudahlah, jelaskan saja apa yang ingin kau jelaskan" titah Zaedan datar

"Jadi ini balasan mu, setelah apa yang telah kuberikan padamu?, bahkan kau memberikan ku hadiah yang sangat mengejutkan di hari anniversary kita yang ke tiga tahun" ucap Zaedan dingin.

"hiks hiks hiks", suara wanita menangis.

"JAWAB AKU!!" bentak Zaedan.

"Kau bilang kau sudah memberikan semuanya kepada ku?, kau tidak memberikan semuanya pada ku.. belum semuanya..dan kejadian ini juga salah mu" tangis Rebecca pecah, dia bahkan balik menyalahkan Zaedan atas apa yang terjadi saat ini.

"Apa maksud mu" sinis Zaedan.

"Honeyy..selama tiga tahun kita pacaran kau tidak pernah mau bercinta dengan ku. Pacaran macam apa di dunia modern seperti ini yang hanya sebatas pelukan dan pegangan tangan. Ciuman saja cuma sampai di pipi. Heh, bahkan.....

*flashback continued*

***

Author butuh support ini, caranya gampang

1. Jangan Lupa sedekah batu kuasa nya setiap hari

2. Kasih author gift

3. Komentar positif dan membangun

Cerita ini tidak akan berkembang tanpa dukungan kalian semua....