"Sudah boleh pulang?"abel bertanya kepada raline
"Tentu..hanya luka kecil,tidak terlalu dalam"raline memeluk lengan abel
"Jangan ulangi...bagaimana jika aku tidak bisa melihatmu lagi"
"Ini adalah hukuman untukku mempermainkan ketulusan cintamu" Raline memegang lembut kedua pipi abel dengan tersenyum kepadanya
"Aku juga merindukanmu
...Raline" abel memeluk erat tubuh Raline
"Sekarang umurku sudah 37 tahun,aku sudah pensiun dari semua pekerjaan...kamu ingin membawa aku kemana? Persetan dengan semua kata orang....yang penting ada kamu dan aku bahagia"
"Benarkah?kita akan ke amerika...aku masih berkewarganegaraan amerika"
"Baguslah...sekalian lamar aku disana dan daftarkan pernikahan kita ke data sipil"
"Benarkah?"aku boleh melakukanya? "
"Lalu?kamu tidak percaya jika cinta aku lebih besar dari dunia ini...walau berjuta manusia hadir aku akan tetap memilihmu"
"bagaimana dengan orangtuamu? apa akan baik baik saja? "
"aku tidak tahu, orangtuaku sepertinya tidak terlalu memikirkanya ditambah kepedulian mereka terhadapku membuatku lupa jika aku punya orangtua"
"setidaknya kita akan menemuinya bukan, kau harus memberitahunya terhadap pilihanmu, karena segala sesuatu tidak akan terjadi sesuai prediksimu"
"bagaimana jika mereka menolak? lalu kau tidak jadi menikahiku? "
"kenapa bertanya seperti itu" abel bertanya kepada raline yang pesimis
"Jika seandainya aku menikahimu ,kamu sepenuhnya adalah milikku,dan aku bertanggung jawab atas dirimu" abel melanjutkan kata katanya
"jangan berandai-andai tergantung....berapa gajimu?"
"Kenapa?kamu ingin membeli sesuatu?aku bisa membawa alam ini untuk dibeli atas namamu" abel memegang dagu raline
"Itu tidak mungkin,"
"Kenapa tidak mungkin ,karna kamu segalanya bagiku"
"Kamu mengajak jalan jalan ke amerika,pakai uangmu bagaimana?aku masih punya uang tapi aku akan menyimpanya,sebagai kenangan uang yang pernah aku dapatkan ketika sendiri dan menunggumu"
"Benarkah ? banyakan lebih mana uang merindukanku atau bekerja sendiri ?"
"Saat aku sendiri uang yang terkumpul sangat banyak bahkan jika aku membeli rumah masih banyak yang berlebih,namun ketika aku merindukanmu uang aku habiskan untuk makan sebanyak banyaknya dan membeli beberapa obat tertentu"
"Apa obat obatan terlarang?"
"Kau gila? Tidak bukan narkotika! "
"abel ayo kita makan disana katanya,makananya enak sangat wajib untuk dicoba"
raline memilih duduk dibangku sudut dibangku yang terkena sinar matahari
"wah cahaya mataharinya sangat cerah, akan tampak lebih indah difoto tapi tidak untuk sekarang, aku akan berkeringat, abel kita didalam saja " raline berjalan mendahului abel, tapi bertatapan dengan seorang wanita yg mungkin ia kenal
"ada apa raline? "abel bertanya sambil menoleh kearah raline
"tidak ada, ayo kita kemeja disana"raline menggenggam tangan abel
"kau yakin tidak mengenalnya? " abel bertanya sambil menggenggam kedua tangan abel
"dia cyntia bagaimana bisa aku tidak mengenalnya dia wanita yg paling aku benci"
"kenapa kau membencinya? "
"karena dia mengambil milikku"
"kau yakin dia mengambil milikmu? bukan kamu yang mengambil miliknya... lihatlah disana anak anaknya terlihat bahagia termasuk dia, mungkin dia memang ditakdirkan untuk bersama namun berhubungan dengan takdirmu"
"tapi aku masih membencinya"
"bukanya saat ini kau mencintaiku ? jika cyntia tidak mengambil alex darimu mungkin kau tidak akan bersamaku saat ini,kau lebih mencintaiku atau dia? "
"kenapa bertanya? sudah pasti aku mencintaimu "
"kalau begitu sekarang ikutlah denganku"abel menarik tangan raline
"kau akan kemana? jangan kesana! "
"permisi... boleh saya duduk disini? "
"oh anthony tentu... kenapa kau bertanya bro! dia... raline? "
"silahkan duduk, kursinya maaih tersisa banyak" cyntia mempersilakan raline dan abel untuk duduk kemudian raline mengambil sisi berhadapan dengan cintya"
"sudah lama kita tidak bertemu ya, anthony, raline"
"kalian mainlah ditempat sudut kanak kanak disana"cintya menyuruh kedua anaknya untuk bermain
"oke mama"
"abel kau mengenalnya? mereka berdua? "
"tidak,aku dan alex adalah teman sekelas saat SMA, tapi aku tidak mengenal istrinya"
"aku juga dari SMA charler lo bagian kelas B,dan Raline kelas D. berarti kita satu sekolah dong kenapa kita tidak mengenal satu sama lain? "cyntia bertanya dengan nada polosnya... dan aku juga tidak pernah melihatmu anthony"
"Tya kau percaya dengan bocah sialan ini? dia memang kelas B sama denganku tapi tahunya berbeda, dia tamat 6 tahun yang lalu "
"benarkah? pantas saja dia lebih muda"
"aku tidak menyangka istri alex sangat cantik, kulitnya lembut pantas saja alex memilihmu"abel memuji Tya
"srekkk"raline mulai kesal dan meremas kuat tasnya"
"raline terlihat sanagt tegang... kau ingin dengar cerita tentang abel saat dia masih sma atau tidak?sebenarnya aakumemanggilnya anthony selama ini, sekarang aku akan memanggilnya abel saja" alex membuka suasana
"ceritanya saat masih sma?kau tahu? bagaimana bisa kau tahu? "
"dengarkan aku dulu, saat itu aku berkumpul sebagai alumni di Sma kemudian seorang murid ingin menyampaikan cinta kepadanya,akupun mengikutinya,karena aku pikir ini mungkin adalah moment yang wow dan ternyata memang wow"
"memang wow dan wow apanya, kau ini cerita betul betulah alex"
"Kenapa kau sangat antusias cyntia bukanya ini seharusnya tidak menarik untukmu"
"bukanya dari dulu kau sudah tahu kalau aku orangnya memang selalu antusias"
"kalau begitu, cepat kau lanjutkan alex..... "raline yang paling antusias mendengar cerita alex
" cerita si alex ini tidak menarik kenapa tidak dengar ceritaku saja"abel memotong pembicaraan
"diam!! raline menggertak abel "ayo alex lanjutkan ceritamu jangan membuat oranglain penasaran
"oke, setelah itu aku menguping... aku mendengar abel mengatakan "apa kau tidak malu mengatakanya didepanku? bagaimana jika aku kadukan kepada kepala sekolah... apa kau akan baik baik saja? ia berbicara dengan mengancam anak itu"
"alex hanya melebih-lebihkanya,terdengar seperti bajingan sekali aku dalam ceritamu"
"ssstttt!! raline memberi isyarat agar abel diam dan alex melanjutkan ceritanya
"kemudian murid itu menangis dan sangat patah hati berlari...menyembunyikan tangisanya sedangkan bajingan ini... tetap berdiri tanpa mengejar anak itu... akupun turun tangan ingin memberi pelajaran kepada dia. aku memukulnya tepat dirahang kiri hingga aku dan abel dibawa keruang kepala sekolah untuk menjelaskan apa yang terjadi
"kau tahu, alex meninggalkan bagian yang memalukan darinya"
"apa yang kau katakan... jangan beritahu sekarang ada istriku"alex berusaha menekan abel
"kalau sudah terlanjur diceritakan langsung saja, abel cepat beritahu aku"cyntia lebih antusias saat menyangkut kelemahan suaminya
"saat itu yang babak belur dan mukanya hancur yaitu alex, ia beruntung dapat memukulku sekali terakhir karena kepala sekolah dan security datang, itupun karna aku lengah dan menoleh kesamping"
"benarkah? alex sangat memalukan"cyntia tertawa mendengar kebodohan suaminya
"lanjutkan ceritamu alex, aku jadi lama menunggu"raline mendesak