"kemudian saat kami diruang kepala sekolah, aku baru tahu jika abel adalah perempuan"
"huok! "cyntia yg sedang meminum jusnya tersedak mendengar cerita alex
"sudah kuduga yang menembaknya pasti cewek, jika aku tahu siapa cewek itu aku akan memukul bokongnya, dasar centil"raline menggerutu
"kau tidak berubah raline sangat agresif seperti singa" cyntia tertawa
"masalahnya, aku ingin bertanya kepada abel apa dia berhasil kabur dari rumah atau tetap jadi boneka ayahnya" alex menembak pertanyaan kepada abel
" jadi kalian semakin akrab gara gara kejadian itu? "raline kembali bertanya seakan akan belum puas mendengar cerita yang sebelumnya
"iya, ayah abel membawa kasus kekantor polisi dengan dakwaan pelecehan terhadap perempuan, penyiksaan anak dibawah umur... aku bahkan tidak tahu jika itulah yg terjadi,kemudian lambat laun kami menjadi dekat"
"apa yang terjadi abel? apa kau masuk penjara atau tidak? " cyntia bertanya
"tidak, abel membatalkan tuntutanya,karena dia sangat gentle,seharusnya aku diposisi korban karena hingga kini lenganku masih ngilu lo, dia hanya luka sedikit dirahang bukanya tidak adil aku yg lebih parah hingga retak tulang"itu karna kau tolol dan gegabah, dan aku memang harus menjalankan perusahaan ayahku, karena aku satusatunya penerus dan menjadi penulis tidak membuahkan hasil yg paling memuaskan"
"aku sangat setuju dengan pilihanmu "cyntia menambahkan komentar
"maa, ayo pulang, papa aku mau pulang"anak cyntia dan alex merengek untuk segera pulang kerumahnya"
"eh bagaimana ini? teman lama kami baru datang bagaimana kita bisa pulang
" tidak apa apa, alex kemasi anak anakmu dan istrimu "abel berkata sambil menujuk dengan jarijarinya
"bajingan! kau pikir mereka barang, mereka adalah segalanya dalam hidupku, dasar kau abel sialan"
"aku juga punya orang yg penting dalam hidupku"
"aku tahu! "alex melirik kearah raline yang masih mengangkat dagu
"kalau begitu kalian bisa menikmati makanan kalian, kami akan pulang dahulu, sampai jumpa
"tunggu! "raline menyorakkan keluarga alex
"ada apa? cyntia bertanya
"apa anak anakmu tidak akan pamit kepadaku? "
"kau ini... "cyntia dan raline tersenyum"
"ah senyummu bagaikan mentari penghapus hujan"abel mengatakanya dengan menatap raline sambil menopang dagu...
"benarkah? kau akan menciumku? pakai lidah? "raline menaikan alisnya
"tidak jadi setelah selesai, ayo kita pulang, aku masih punya beberapa urusan yang harus dilakukan"
"oke! oke.... busy boss! aku tahu aku penggangguran dan kau bossnya"
"sampai kiamatpun kau akan selalu jadi bossku raline, karena aku adalah MAINANMU"abel mengelus lembut pipi raline
"SHHSS"raline menggigit bibir Bawahnya
" apa yang kau pikirkan ini tempat umum? kau pasti berfikiran jorok bukan?" abel mengatakan dengan wajah yang memerah
"jika ada kesempatan aku berjanji akan mencumbuimu, dan mengendus bagian tengkukmu
"heii, heii ini sedang makan.Dimana Tata kramamu? "
"kau yakin tata krama? raline mengulum daging steak , dan memaksa menyuapi kearah abel
"tidak! aku tidak mau jorok ah! "abel berusaha menolak
"kalau kau menolak..... aku akan melakukan beberapa hal yang menurutmu sangat memalukan.. lihatlah disana banyak anak kecil bagaimana bisa kau membiarkanya melihat hal memalukan ini"raline berdiri sambil mengancam abel
"oke! aku makan!! kembali ketempat dudukmu"abel memakanya dengan penuh paksaan
"hahahahah"raline tertawa kemenangan melihat wajah abel yang lucu saat berhasil ia kerjai
raline dan abel pun selesai makan kemudian mereka akan membayar menuju kasir
"raline berjalan mendesak abel, kemudian abel membalasnya, dan raline mendorong pelan bahu abel dengan bahunya mereka terus terusan membalas dari pelan hingga mulai kuat dan diakhiri dengan raline yang sudah terjatuh
"kau sengaja melakukanya agar aku jatuh bukan?"
"jangan asal menuduh dulu"
"lalu? kau tahu pinggangku jadi sakit gara gara terjatuh! raline melempar tasnya kebahu abel dan berjalan meninggalkanya
"hei raline, aku mempunyai hadiah kecil untukumu "
"apa itu? "raline telah lupa akan sifatnya yang merajuk dan masih penasaran dengan genggaman abel
"treng! "suara kalung teruntai ditangan abel berkilau tepat didepan mata abel
"ini adalah milik ibuku, aku ingin kamu memakainya jika nanti aku tenggelam dan terjatuh dalam kesedihan aku harap kamu datang memelukku dan menjadi matahariku "
"matahari? bolehkah aku menjadi mataharimu?"raline menangis saat abel memasangakan kalung dilehernya
abel menghapus air mata raline
"karena matahari tidak boleh menangis,matahari harus selalu tersenyum"
raline dan abel berciuman dibawah hujan yg lebat berdecak keras mengenai kaca mobilnya
"abel aku akan pulang kerumah orangtuaku dan akan memberitahunya tentang kita"
"baiklah"abel mengantarkan raline kerumahnya"
ia ingin hubungan mereka direstui karena raline tidak ingin kehilangan abel
"raline, kamu pulang kenapa tidak telphone mama dulu, juga tidak apa apa,mama sudah memasak masakan kesuakaanmu tumis daging sapi "
"iya raline, kami kira kamu sangat sibuk, setelah apa yang telah kamu lalui"
"mendengar kedua orangtuaku kepanikan dan sibuk saat anak mereka didalam penjara membuatku bersyukur masih memiliki orangtua,mereka mengeluarkan banyak uang demi anaknya yang tidak berarti
"raline kamu kenapa? jika ada masalah kamu boleh menceritakanya kepada kami....maaf kami sudah berusaha mengeluarkanmu tapi itu sangat sulit"
"aku tidak masalah dengan masuk penjara yang sebentar itu, aku hanya ingin meminta restu kedua orangtuaku, aku sangat meminta maaf untuk tidak menjadi anak yang berbakti, aku ingin menikah"
"menikah? dengan anak yang itu"
"anak yang itu? mama dan papa mungkin tidak mengenalnya, tapi aku denganya sudah lebih dari sekedar kenal
"kami kira kau hanya bermain-main raline, tapi pernikahan itu sudah berbeda, mengurus pernikahan dan bercerai itu sangat sulit, menikah bukanlah permainan"
" ma diumurku yang sudah berkepala tiga tidak mungkin aku membuat keputusan yang tergesa gesa atau tanpa pikir panjang,aku sangat membutuhkanya untuk melanjutkan kehidupan yang baru"
"bagaimana dengan keturunan? apa kau tidak ingin membuat keluarga dengan darah dan dagingmu"
"keluarga adalah keluarga, aku sangat berharap mama dan papa mengambil keputusan yang paling baik untukku sebagai seorang anak yang harus bahagia, bukan sebagai aib yang harus disembunyikan"
"kamu benar benar bahagia denganya? "
"sangat..... bahagia"
"perkenalkan kami kepadanya dan keluarganya"
"aku akan mengatur jadwal makan malam keluarga kita bersama... aku harap mama dan papa bisa datang, aku akan tidur dulu, besok aku akan kembali kerumahku"
"kau bisa menginap disini lebih lama, kau sekarang masih belum bekerja kan raline? "
"aku juga punya banyak urusan untuk karir, jika aku tinggal disini, jaraknya semakin jauh dan kendaraan juga sulit"raline berjalan menuju kamarnya dilantai 2
"sudah lama aku tidak kekamarku,aku sangat rindu, kamar remaja ku"raline melihat langit langit kamar yang indah