****
Jessica yang biasa di panggil jeje sebagai nama singkatnya, akan memulai harinya dengan sekolah. Ia masih menduduki bangku sekolah di kelas X, walaupun gadis ini terkenal dengan kelakuan buruknya ia merupakan gadis yang sangat cantik.
Ia menjalani hari harinya dengan mandiri. Akankah ia mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya seperti orang orang diluar sana? Setidaknya orangtua nya membangunkan anaknya hanya sekedar untuk mengingatkan kalau ia sekolah? Mustahil.
Jika bukan pembantunya yang membangukannya setiap pagi siapa lagi? Ia bersiap untuk memulai hari pertama di sekolahnya ketika ia telah lulus mengikuti MPLS selama 3 hari. Dan bik surti pembantunya sudah mengetuk ngetuk pintu kamarnya dari tadi.
Ia bergegas bangun membukakan pintu kamarnya agar bik surti melakukan tugasnya dan ia segera mandi, setelah 15 menit di dalam kamar mandi ia keluar dan langsung mengganti pakaiannya dengan seragam putih abu abu yang lumayan ketat di tubuh proposionalnya.
Ia mempunyai tindik di lidah dan di beberapa telinganya Ia adalah gadis berambut pirang kecoklatan, Selalu berpenampilan stylist yang selalu menggunakan brand brand termahal. Bahkan ia selalu memakai Brand Gucci dan Chanel untuk tas dan sepatunya. Tanpa membuang banyak waktu Ia segera meraih tas serta kunci mobilnya lalu segera menuruni anak tangga dirumahnya menuju kemeja makan untuk sarapan pagi
Matanya menelisik melihat seorang wanita paruh baya yang sedang menunggunya di meja makan dengan tampilan yang sangat rapih, anggun & cantik, walupun umurnya sudah matang wanita itu masih terlihat muda siapa lagi jika bukan mamahnya.
Apakah ini hanya mimpi? Mamahnya pulang ke indonesia? sudut bibirnya memincing dia benci wanita itu yang selalu bolak balik keluar negeri hanya untuk bisnis dalam membuat desine gambar dan menjadikan potongan potongan kain itu menjadi sebuah pakaian yang indah dan bernilai tinggi tanpa sadar dan berfikir kalau di sudah mempunyai anak yang seharusnya ia didik dan ia urus sendiri layaknya seorang ibu diluar sana.
" Hai dear? Akhirnya kamu turun juga, Mama menunggumu dan Mama sangat rindu sekali pada Jessica Please Give me hug.. " ucap Ny. Palvin yang menghampiri putrinya yang sedari tadi diam mamatung manatapnya lalu memeluknya
" apa kamu tidak senang melihat mamah disini ? Mengapa kamu diam saja ? " tanya Ny. Palvin membuyarkan lamunannya
" Kufikir kamu lupa jalan pulang " cetusnya dan melewati mama nya begitu saja
Jeje segera menduduki kursinya. Di meja makan sudah banyak makanan seperti akan mengadakan Pesta kecil, Ny. Palvin selalu memahami putrinya jika dia bersikap sangat dingin padanya dan ia sudah biasa akan perlakuan tersebut.
ia menyusul Puterinya dan duduk kursi seberang tepat di hadapannya, menatap wajah cantik Itu walaupun jeje memasang wajah jutek.
Ny. Palvin menarik bibirnya dengan ikhlas dan memulai pembicaraan agar suasana menjadi cair " Mamah baru Pulang dari perancis tadi malam, dan mamah tidak tega membangunkanmu, karna kamu telah tertidur pulas semalam " jelasnya
" Mengapa tiba tiba Mamah pulang ke indonesia ? " tanya jeje heran dan mengunyah buah anggur
" Mamah akan mengantarmu kesekolah hari ini, Kamu senang kan? " ucap Ny. Palvin sambil menyuapkan Pancake dimulutnya.
" Hari ini ? " tanya jeje dengan menaikan satu alisnya
" yaa hari ini " jawabnya singkat " Bukankah itu yang kamu mau? " tambahnya
" Hanya hari ini saja ? " tanya jeje lagi memastikan
Lalu Ny. Palvin menatap putrinya dan mengentikan tanganya yang sudah menusukan garpu pada irisan pancake tersebut.
" eemmhh iya " jelasnya dengan tersenyum sambil mengangguk pelan
" untuk apa kalau hanya hari ini saja? bukankah usahamu lebih penting dibanding hanya sekedar mengantarku sekolah? " tanya jeje lagi dengan datar
" untuk melunasi administrasi sekolahmu dan keperluan kalian selama disini " jelas Ny. Palvin menahan emosinya
Sudah diduga wanita ini mengantarnya hanya untuk melunasi semua administrasi disekolah pertamanya tidak lebih dan tidak kurang, Jessica memakan beberapa potongan Pancake yang sudah ia iris tadi dan mengunyah dengan perlahan.
ia memperhatikan beberapa kursi kosong di hadapannya, Bahkan Dionel pun hanya diam seribu bahasa di sebelahnya dan sibuk dengan Laptop di hadapannya Sekarang Jessica teringat oleh papahnya.
" Bagaimana dengan Papah? Apa ia akan mengantarku juga? " tanya jessica di tengah tengah makan
" pertanyaan konyol macam apa tadi itu? " gumam Dionel pelan dengan kekehan kecil
" Ia masih di jepang, ia tidak sempat mengantarmu hari ini ". Jelasnya sekilas menatap putrinya
" Baiklah aku akan mengerti " ucap jessica dengan malas dan melanjutkan makannya
Ny. Palvin melihat wajah murungnya menjadi tidak tega untuk meninggalkannya lagi, tapi ini sudah biasa baginya ia mulai membujuknya hanya itu yang bisa Ny. Palvin lakukan.
" Jessica ayolaah... wajahmu jadi kelihatan jelek jika begitu. Jangan tutupi wajah cantikmu dengan menekuknya ". Goda Ny. Palvin sambil mengusap lembut pipi jeje
Jeje hanya memperlihatkan senyumnya iya senyum yang ia paksakan.
" Dion duluan mom, karna dion hampir terlambat " Pamit dion pada mamahnya dan langsung pergi
" Hati hati sayang, " sahut Ny. Palvin
Tinggalah dirinya dengan Ny. Palvin
" Apa kakakmu masih menjahilimu ?" Tanya Ny. Palvin di sela sela makan
" iyaa kadang dia membuat jeje sangat jengkel ". Jawabnya dengan raut yang bt
" yaaahh begitulah sifatnya sama sekali tidak berubah " sahut Ny. Palvin sambil terkekeh
" dia selalu bersikap seenaknya dan melarang hal apapun yang ingin ku lakukan, hemh sangat menyebalkan! " cicitnya
" itu tandanya ia sangat peduli dan menyayangimu sayang... " Balas Ny. Palvin sambil mengusap lembut rambut putrinya
Ny. Palvin dan jeje sudah selesai sarapan mereka bergegas keluar dan menaiki mobil jeje yang terletak di garasi mobilnya. Mobil mini cooper berwarna biru metalic itulah mobil kesayangannya yang selalu membawa nya kemana mana bisa di bilang mobil itu sahabatnya.
" apa sekolahmu keren ? " tanya Ny. Palvin pada jeje
" yaahh begitulah nanti mama akan mengetahuinya sendiri " jawab jeje singkat dan langsung memfokuskan pandangannya kedepan untuk menyetir.
-----
sesampainya di sekolah barunya ia segera memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Ia segera menuruni kakinya dan menginjakan kakinya di sekolah pertamanya bersama mamahnya.
Dari hari pertama MOS sampai ia benar benar menjadi murid di SMA nusa bangsa murid murid disini memandangnya dengan tatapan tidak suka terutama kakak kelasnya. Ia tidak peduli dengan fikiran siswa siswi disini terhadapnya intinya ia tidak pernah mengganggu kehidupan orang lain.
Jeje segera berjalan mengekor di belakang untuk menyusul mamahnya yang sudah jalan mendahuluinya. Mamahnya memasuki ruang kepala sekolah untuk melunasi semua administrasinya sedangkan jeje ia memilih kekelas barunya di kelas X Ips 2 Kelas yang akan menjadi tempatnya yang baru.
Ia segera memilih kursi Paling belakang tepatnya di pojok yang menjadi tempat Favorite troublemaker, Setiap orang berfikir kalau tempat itu adalah tempat Anak yang suka membuat masalah dan bisa di bilang 70% itu benar.
Ia memilih untuk melanjutkan tidurnya karna jujur ia sangat ngantuk bangun pagi seperti ini. Urusan ia mempunyai teman sebangku atau tidak itu urusan belakangan baginya. Walaupun ia harus duduk sendiri itu bukan masalahnya.
Satu persatu murid dikelas itu berdatangan dan sudah memenuhi bangku yang kosong. Tidak ada yang yang mau menjadi teman sebangkunya melihat tampilannya dan tidur seenaknya di kelas di saat hari pertamanya saja membuat orang memikir 2x untuk menjadi teman sebangkunya sampai akhirnya di sebelahnya diduduki oleh seorang anak laki laki.
" Apa lo selalu tidur di kelas ? " ujar laki laki itu
" Kenapa milih duduk di belakang? Bukannya perempuan selalu milih didepan ? " pertanyaan kedua yang laki laki itu lontarkan untuk jeje namun ia tidak menghiraukan
" Itu bukan urusan lo! " ketus jeje dan segera mendudukan posisinya dengan tegak menyender
" oke sorry. Nama gua gabriel " ucap anak itu sambil megulurkan tangannya di depan jeje
" Jessica biasa di panggil jeje " jawabnya singkat
Gabriel menarik tangannya yang menganggur selama 2.34 detik dan berusah tersenyum ramah, Ia merupakan tipe orang yang bukan memilih milih teman berteman dengan siapapun tak masalah baginya. Di kelas banyak berbagai macam jenis murid ada yang sibuk berkenalan ada yang sibuk bersolek dan ada yang sok akrab dan mengumpulkan grup dan lainnya
Jeje segera memakai earphone nya untuk menghilangkan kebosanannya selama pelajaran belum di mulai dan mulai memejamkan matanya kembali, sedangkan gabriel dia melakukan hobinya bermain games di gadgetnya
Dan akhirnya bel pertama berbunyi menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai. Karna ini hari pertama jeje bersekolah mereka belum belajar di hari ini. Mungkin wali kelas akan datang dan memilih beberapa perangkat kelas
Seorang wanita paruh baya bertubuh sedikit gemuk dengan kaca mata dan raut wajah yang tegas memasuki kelasnya dengan membawa absen baru, agenda, jadwal mata pelajaran, jadwal piket serta alat alat kebersihan yang setiap kelas akan mendapatkannya.
" Selamat pagi anak anak " sapa guru itu dengan ramah setelah meletakan alat alat itu ke tempatnya
" Pagi bu " serempak semua
Mata guru itu tertuju kebelakang menatap tajam jeje yang tidak sadar akan kehadirannya yang sedang memakai earphone dengan posisi music yang ia dengar dengan full volume sambil tiduran di atas meja.
" HEI KAMU! " bentak guru itu pada jeje
Semua murid beralih menatap jeje yang sedang di tegur oleh guru yang tak lain wali kelas mereka. Guru itu menghampiri jeje dengan tampang yang kesal apalagi melihat tampilannya seperti bukan tampilan anak sekolah, Baju yang ketat rok di atas lutut, rambut pirang kecokelatan yang lumayan terang dan atribut yang tidak lengkap.
Gabriel menepuk nepuk pundak jeje agar ia menyadari kalau guru itu mulai berjalan menghampiri meja mereka tapi sayang jeje tidak peduli dengan tepukan yang diberikan gabriel.
Dan akhirnya guru itu melepas secara paksa earphone yang sedang jeje pakai. Jeje terpelonjat kaget ketika tiba tiba melihat guru itu berada didepannya dengan tampang marah
" Apa ini cara kamu menghormati orang yang lebih dewasa dari kamu!? " decak guru itu dengan berkecak pinggang
Jeje hanya bersikap tak peduli memutar bola matanya dengan malas dan menutup mulutnya rapat rapat berniat tak membalas ucapan guru itu.
" sebaiknya kamu lebih belajar sopan santun dengan orang yang lebih dewasa dari kamu!! dan saya mau mulai besok kamu tidk berpakaian seperti ini! mau jadi apa kamu? atribut tidak lengkap! "
" Kali ini mungkin saya bisa memaafkan kamu, Tapu untuk hari berikutnya tolong ikuti tata tertib sekolah ini! mengerti!? " Omel guru itu lagi
" hem. " dehamnya singkat
kemudian guru itu segera kembali kedepan untuk memperkenalkan diri
Jeje tidak peduli dengan kata kata pedas yg dilontarkan guru tersebut, karna itu tidak sedikit pun mempengaruhinya.
" Baiklah sepertinya kejadian ini bisa dijadikan pelajaran untuk lebih sopan santun kepada orang yang lebih dewasa. Dan saya harap tidak akan terulang lagi " ucap guru itu kepada anak muridnya
" sebelumnya saya ingin berkenalan dulu kepada kalian semua, Nama saya erwina kalian bisa memanggil saya buk erwin atau buk wina terserah pada kalian " sambungnya
" Saya merupakan guru bahasa indonesia dan saya sekarang wali kelas kalian semua " ucapnya memperkenalkan diri
Setelah semua itu berlangsung, jam pertama dan kedua sudah selesai dan saatnya bel istirahat surga kedua setelah bel pulang bagi siswa siswi SMA nusa bangsa.
Jeje segera keluar untuk membeli makanan di kantin karna ia merasa cacing diperutnya sudah berdemo meminta asupan.
Tidak seperti temannya yang lain keluar dengan menggandeng teman barunya, ia hanya keluar sendiri tanpa memperdulikam orang lain
Gabriel membuntutinya dari belakang, ia sedikit penasaran dengan gadis ini. karena sadar akan hal itu Jessica berhenti dan berbalik " Ngapain lo ikutin gua! " decak jeje dengan wajah juteknya
" masa temennya ditinggal sendirian dikelas " ucap gabriel dengan cengiran
" temen? " jawab jeje berfikir
Gabriel menganggukan kepalanya " kan kita temen sebangku, udah kenalan juga kan? " tambah Gabriel
" oke lo temen gua sekarang. " jawab jeje singkat tanpa basa basi dan melanjutkan langkahnya untuk sampai di kantin
" gue perhatiin wajah lo kayak bule " tanya gabriel tiba tiba sambil menyamai langkah jeje
" Gua mix Indo-france ? " jawab jeje
" ooh.. soalnya gue tadi agak bingung mau ngobrol pake bahasa apaan " Ucap gabriel sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal
" Bahasa Planet " sahut Jeje
Gabriel terkekeh pelan " Yakali cewek cantik kayak lo pake bahasa planet "
Tatapan sinis dan tatapan tajam ia dapati ketika baru memasuki kantin dan desas desus murid yang membicarakannya sudah terdengar di telinganya membuat kupingnya panas.
Anak kelas berapa tuh ? Gilak berandal amat
Cantik si tapi ihh baju dikeluarin, tindikan amburadul banget
Songong banget. jalan seenaknya
Tapi yang di sebelahnya bolehlah ganteng
Kayaknya anak kelas X deh, soalnya gua liat dia pas MPLS kemaren
Baru juga kelas X udah songong gayanya
Jangan ngurusin orang belum tentu kita baik
Sekiranya itu lah yang ia dengar, ia hanya menganggap semua itu dengan angin lewat dengan ganasnya. Ia sudah memasuki kedai burger di salah satu kantin, ia membeli burger dan choco late sebagai minumannya. Kalau gabriel entahlah ia hanya bilang mau membeli beberapa snack dan jus mangga.
Sampai akhirnya gabriel selesai dengan membeli makanannya dan segera menghampiri jeje
" udah kan? gak betah gue disini " cibirnya jeje tanpa basa basi pada gabriel
" iya, yaudah duduk di situ aja ada kawan SMP gue, sekalian nambah temen baru " usul gabriel menunjuk salah satu bangku di kantin
Jeje hanya menurut dan mengikutinya dari belakang sampai ia menduduki kursinya yang terdiri dari 3 orang wanita dan 2 pria lainnya.
" wedehh sadiss udah dapet cwek baru aja lo briel baru juga pertama sekolah " goda teman gabriel dengan menepuk pundak gabriel layaknya teman dekat
" gakjelas lo! Kebanyakan nyebat si hidup lo! Ini temen baru gua namanya Jessica " jelas gabriel
Mereka semua mengangguk, tampaknya mereka sama seperti gabriel bukan tipe orang yang pemilih milih teman untuk dijadikannya berteman
" Hai nama gua sasha " ucap gadis di kuncir kuda dengan menjabat tangan jeje
" Hai semua gua jessica panggil aja jeje " ucap jeje pada semua
" gua laurenia panggil aja lauren ". sahut wanita berponi dengan rambut di urai
" gua david " ucap pria yang tadi menepuk pundak gabriel
" gua Acha naura panggil aja Acha " sahut gadis dengan rambut sebahu
" kalo gua benzie " ucap pria dengan wajah agak ke bule-an
Semuanya menjabat tangan jeje satu persatu sepertinya mereka akan menjadi teman yang kompak terlihat bagaimana cara mereka yang langsung berbaur dan berbicara tanpa canggung.
" Lo blasteran ya ? " tanya Acha di tengah jeje melahap burgernya
" iya " jawabnya singkat
" wow! Blasteran apa ? " tanya lauren
" Perancis " jawab jeje singkat
" Pantas wajah lo sangat cantik " puji Benzie jujur
" thanks, lo juga blasteran? " tanya jeje balik
" yes, I have a half blood Germany from my dad... " jawab Benzie
" cool " balas Jeje singkat dan kembali mengunya burgernya
" Amaizing babe. " sahut sasha
Mereka tampak akrab dengan hanya baru sekali bertemu dan jeje sepertinya nyaman dengan teman barunya. Mereka banyak mengobrol untuk menanyakan hal penting sampai hal tidak penting.
diantara yang lain entah mengapa Benzie memiliki pandangan lain terhadap Jeje, ia selalu memperhatikan dan mengingatkan hal hal kecil tentang pelajaran kepada jeje walaupun itu tidak perlu lagi di ingat
" gua duluan ya ? " sahut david begitu tiba tiba
" tumben ? " tanya benzie dengan kening berkerut
" mau nyebat " jawabnya singkat
" gua ikut " sontak benzie dengan semangat
" gua boleh ikut ? " tanya jeje yang membuat beberapa dari mereka melongo
" lo ngerokok ? " tanya Acha hati hati
" Oh my God " lauren menutup mulutnya tidak percaya
" umm well this is the first time apa lo sering Hahahha " Tambah sasha
Jeje hanya mengangguk dan membenarkan ucapan mereka
" seriously ? " tanya sasha tak percaya
" ya.. gua merokok karna udah jadi kebiasaan gue di perancis, disana udah si anggap biasa asal lo gak ketauan " jelasnya dengan mengedipkan satu matanya
Semua serempak hanya ber "oh" ria.
" came on babe. Waktu istirahatnya bentar lagi habis " ajak benzie
" gua kekelas " ucap sasha
" gua juga " serempak lauren dan Acha
" gua ikut lo nyebat " sahut gabriel
Diantara yang lain jeje sendirilah satu satunya perempuan yang merokok. Mereka ke gudang belakang sekolah untuk melakukan aksi sebatnya. Ternyata jeje bukanlah perempuan satu satunya yang terbilang badung banyak kakak kelas perempuan seperti dirinya hanya saja jeje masih dalam batas yang berarti hanya melakukan kenakalan biasa tanpa melakukan sex.
Gudang itu merupakan gudang tak terpakai dan merupakan tempat Anak anak berkelakuan minus berkumpul bisa di sebut bassmant. Jeje merupakan anak yang supel dan mudah bergaul. Ia hanya merokok digudang itu tidak lebih dan tidak kurang, ia tidak bisa menghilangkan kebiasaanya karna ia sudah terbiasa melakukannya.
Jeje sempat berkenalan dengan teman teman gabriel yang berada di bassment selain david dan benzie banyak kakak kelas yang terkejut ketika jeje masuk kedalam tempat sepeeti itu.
" widihh siapa nih cewek cantik yang lo bawa? " kata devan pada benzie
" temen baru namanya lo kenalan aja sendiri " dahut benzie
" nama gue devan " ucap devan yang merupakan kakak kelas yang kenal dekat dengan benzie
" gue jessica panggil aja jeje " ucap jeje pada semua
" gue jillien, lo bukannya yang kena hukum waktu MPLS kan? " ucap gadis berbadan semok karna seragamnnya yang ketat dan memiliki tindik di kuping seperti dirinya
" yeps " jawab jeje
" kalo gua Iqbal " sahut cowok di samping devan
" Lo yang sama sekali gak pakai atribut selama peraturan MPLS dan disuruh mungut sampah sama Naya si ketos eh dia malah kabur, terus ketemu gue pas mau cabut di gerbang belakang " sahut gadis di sebelah jillien " Kenalin gue kattie, gue tau kok rasanya bt banget kan? " tambahnya
" asli, gak suka gua kakak kelas sok galak kayak gitu "
Jeje tampak akrab dengan teman barunya, untuk berteman bukanlah hal yang sulit baginya karna ia termasuk orang yang supel dan mudah bergaul
" Cabut yok " ajak jeje tiba tiba pada gabriel
" hah? Gilak lo cabut " sahut gabriel tak percaya
" kalo gua si ayok aja, tapi gua bawa motor " jawab david
" tenang gua bawa mobil " jawab jeje menunjukan kunci mobilnya
" sip, mau cabut kemana " tanya benzie
" kalian mau cabut ? Gue ikut " celetuk jillien
" Boleh " balas gabriel
" apa mobil lo muat? " tanya david memastikan
" kalo gak muat pake mobil gua " usul benzie
" kalo ada dua mobil gua juga ikut benz " sahut devan yang baru saja menghembuskan asap rokoknya
" gimana sekarang aja. Mumpung masih ada waktu 5 menit untuk istirahat jadi gak bakal dicurigain guru kalo mau keluar gerbang " usul kattie
" mobil gua diparkiran dalem kayakmana mau keluar ? " tanya jeje
" gampang masalah gitu, kita sogok satpamnya buat bukain gerbang gimana ? " usul benzie
Semuanya serempak menyetujui usulan dari benzie dan mereka melakukan aksi cabutnya. Entah setan apa yang mempengaruhi jeje melakukan hal segila itu dihari pertamanya, menurutnya ini belum seberapa dengan hal yang ia lakukan diluar negeri sebelum ia pindah ke indonesia saat ia masih duduk di kelas 2 Smp di sekolah Perancis.
Jeje mengajak teman temannya ketempat sirkuit balap liarnya. Mungkin teman temannya sedikit tidak percaya dengan jeje. Karna tampang jeje yang innoncent membuat beberapa orang tertipu.
Iya jeje memang memiliki tempat khusus di indonesia tempat yang membuat nya terlihat bahagia bersama teman teman sirkuitnya.
" gimana kita coba balapan, Gua bertaruh 1 juta yang bisa kalahin gua " tantang jillien pada jeje
" siapa takut! " ajak jeje begitu antusias
" benz gua minjem mobil lo buat latihan bentar " izin jillien
" boleh, hati hati " kata benzie dan melempar kunci mobilnya pada jillien.
Lalu mereka bersiap siap untuk balapan, jeje menginjak gasnya dengan berulang ulang membuat asap knalpot mobilnya yang mengebul lalu ketika sehelai kain dilempar dengan gesitnya ia menancapkan gas sampai poll dan meninggalkan jillien di belakang.
Hanya balapan biasa membuatnya sudah terbiasa melakukannya dan sampai jeje berhenti di garis finish dan jillien menyusulnya dibelakang.
" Wow! Bravo bravo " kagum jillen pada jeje sambil bertepuk tangan
Jeje hanya tersenyum biasa dan tidak menunjukan kesombongannya.
" inget ya uang 1 jutanya " sahut jeje
" Nah iya Jill, mana janji lo kasih tuh " tambah kattie
" kasih kasih kasih... " sorak devan, david, Benzie, dan gabriel
" iya iya nih, Hutang di bayar lunas! " Jillien mengeluarkan ponselnya dan mentransfer pada rekening jeje " Berapa rekening lo? "
" *sensor*.... "
" oke lunas ya "
" Okay " jeje tertawa pelan " udah masuk nih " jawab jeje sambil mengecek lewat ponselnya
" ngeliat skill lo yang hebat, gimana lo balapan dengan temen gua ? " usul jillien
Jeje hanya terdiam dan menunggunya melanjutkan pembicaraannya
" taruhannya 10 jt kalo lo menang lumayan buat party " usul jillen sangat bersemangat
Jeje tampang berfikir menimbang nimbang ucapannya. Dan ada bagusnya kalau ia mendapat uang itu lalu ia menyetujuinya tanpa memikirkan resiko yang ia dapatkan.
" Malam ini ? " tanya jeje memastikan
" yaah malam ini jam 9 malam " jelas jillien
" Deal. Kita balapan di sirkuit ini " sahut jeje menyetujinya
" Deal. Gua akan ngehubungin kawan gua " jawab jillien