"Aku sayang sama kamu Ren," ucap si cewek dalam pelukan Reno.
Tubuhnya mematung sesaat ia melihat itu. Jarak mereka yang tak terpaut cukup jauh cukup membuat Reno tersadar kalau Rania sedang berada disana saat ini.
Hatinya serasa tertohok saat melihat mereka... mereka seperti itu. Ia tidak menyangka kalau Reno bisa seperti itu terhadapnya. Cairan bening pun mulai turun membasahi pipinya.
Mengapa nasib percintaannya selalu seperti ini? Selalu tidak pernah bahagia? Mengapa?
Ia sudah tidak tahan lagi, ia pikir Reno memang sungguh mencintainya. Ia pikir Reno tidak seperti cowok lain yang suka mainin hati cewek. Ia pikir Reno yang terbaik untuknya. Tapi nyatanya? Nyatanya tidak begitu. Apa yang sudah ia liat hari ini, malam ini, saat ini sudah membuktikan kalau Reno tidak seperti apa yang ia pikirkan.
"Ra!" Panggil Reno saat setelah Rania berlari. Reno menghempaskan tubuh gadis yang sedang memeluknya dengan kasar dan berlari mengejar Rania.
"Ra tunggu gue! Apa yang lo liat gak seperti yang ada dipikiran lo Ra, please dengerin penjelasan gue," Kata Reno.
Rania tersenyum kecil, "Basi Ren!" katanya. "Gue udah gak percaya sama lo! Semua cowok tuh sama aja gak ada yang bisa dipercaya!"
"Tapi Ra, gue bisa jelasin semua.. Dia itu--"
Cairan bening itu kini kembali mengalir membasahi pipinya, "Cukup Ren! Cukup! Gue udah gamau denger apa-apa dari lo. Tadinya gue kesini, gue mau bilang kalo lo udah berhasil buat gue jatuh cinta sama lo. Lo udah bisa buat gue buka hati gue dan moveon dari Givran.." Rania menghela nafasnya, "Tapi ternyata apa yang gue liat barusan udah ngebuktiin kalo lo bukan yang terbaik buat gue."
"Makasih Ren, makasih karena lo.." Ia menggantungkan perkataannya, "Karena lo udah buat gue terbang ke langit ke tujuh terus lo jatuhin gue ke dasar jurang yang amat dalam." Rania tersenyum kearah Reno kemudian ia masuk ke dalam mobilnya dan segera pergi dari rumah Reno.
"BEGO!" Reno menendang pot bunga yang ada dihalaman rumahnya. "Lo salah paham Ra. Lo salah paham." katanya. "Gue udah gak ada apa-apa sama Selena. Dia.. dia yang tiba-tiba dateng dari amerika kesini. Lo harus dengerin penjelasan gue Ra," ucapnya.
Selena keluar dari dalam rumah Reno dan bergelayut manja dengan Reno, "Babe kamu gapapa? Dia siapa?" tanyanya.
Reno menghempaskan tangan Selena yang bergelayut manja padanya dengan kasar, "Lo ngapain sih dateng kesini? Lo sama gue gak punya hubungan apa-apa. Dan gue disini buat ngejar cinta sejati gue dari kecil." katanya.
"What?! Cinta sejati kamu itu cuma aku Ren. Cuma aku!" kata Selena.
"Cuma lo?" Reno tertawa meremehkan, "Buat cewek jalang yang tidur sama sahabat gue sendiri diapartemen lo bilang cinta sejati gue? MIMPI LO!!!" katanya.
"Ka-kamu tau?" Selena tergagap.
"Apa yang gue gatau?" tanya Reno tersenyum sinis kearah Selena. "Udah saran gue, lo mending pergi jauh-jauh deh ya dari kehidupan gue. Sebelom gue bakal ngelakuin hal-hal yang buat lo nyesel. Lo udah buat Rara gue nangis tadi. Untung lo cewe, kalo cowok lo udah abis sama gue." katanya lagi.
Tenggorokan Selena serasa tercekat mendengar perkataan Reno barusan, "Tapi Ren, aku jauh-jauh kesini buat ketemu kamu!"
"Siapa yang nyuruh lo kesini? Gak ada. Gue gak nyuruh lo kesini," kata Reno. "Gue capek gue mau tidur. Lo mending pergi sebelum satpam gue ngusir lo dengan cara yang gak hormat." katanya lagi kemudian ia segera melangkahkan kakinya kedalam rumahnya.
"Ren ren.. Tapi Ren.."
buk!!
Pintu rumah Reno ditutup dengan keras oleh Reno.
Gue bakal buat lo balik lagi sama gue Ren. Dan gue bakal nyingkirin cewek itu dari hidup lo. Lo cuman punya gue dan kalo gue gak bisa milikin lo, cewe lain juga ngga akan boleh milikin lo ucap Selena dalam hatinya.
〰〰〰
Sudah berkali-kali Reno menelpon Rania namun hasilnya sama saja. Rania tetap tidak mau mengangkat teleponnya. Reno sangat takut kalau akan terjadi apa-apa dengan Rania karena saat ini emosi Rania sedang tidak stabil.
Terakhir kali Rania mengemudi sambil emosi ketika melihat Givran jalan berdua dengan Letta di mall, Rania mengalami kecelakaan dan harus koma selama hampir dua minggu. Reno tidak mau kalau kejadian itu terulang kembali. Dan kalau terjadi apa-apa terhadap Rania, Reno sudah bersumpah dalam dirinya ia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri dan ia akan membuat hidup Selena menderita.
Waktu sudah hampir tengah malam. Sampai sekarang juga Rania belum mengangkat teleponnya. Ia juga tidak bisa tidur karena memikirkan Rania.
Akhirnya ia mengambil kunci mobil Audi A4-nya dan segera mengemudikan mobilnya menuju rumah Rania.
Tak lama kemudian, mobilnya sudah sampai dirumah Rania. Tanpa ba bi bu, Reno langsung mengetuk rumah Rania. Salah satu pelayan dirumah Rania membukakan pintu untuknya.
"Bik Ranianya udah pulang?" tanya Reno.
"Sudah daritadi Den, tapi pas pulang matanya bengkak gitu Den, kayaknya abis nangis deh." kata Bik Mirna.
Reno dapat menghela nafas dengan lega sekarang kalau Rania sudah sampai dirumahnya dengan selamat, "Boleh ketemu Ranianya gak Bik?"
"Emm, anu Den kayaknya sih udah tidur Den, lampu kamarnya soalnya udah gelap Den," jawab Bik Mirna.
"Oh gitu ya Bik," Reno mengangguk mengerti, "Kalo gitu besok aja deh saya kesini lagi," katanya.
"Baik Den," kata Bik Mirna.
Walaupun lo gamau ketemu sama gue sekarang atau denger penjelasan gue sekarang, seenggaknya gue udah bisa bernafas lega karna gak terjadi apa-apa sama lo. Maafin gue Ra, maafin gue karna malem ini lo udah nangis dan itu gara-gara gue, maafin gue.. katanya dalam hati.
Tbc