Rania memberanikan diri untuk menatap mata Reno, "Gue.. gue.." Sekali lagi Rania menghela nafasnya pelan, "Gue belom bisa Ren buat saat ini.."
"Gue.. gue masih belom bisa buka hati gue buat orang lain Ren." Dusta Rania.
Rania menghela nafasnya dalam-dalam, mencoba untuk meyakinkan dirinya dengan apa yang ia katakan barusan kepada Reno, "Maafin gue Ren.."
"Gue pasti bakal buat lo jatuh cinta sama gue Ra, percaya itu. Gue bakal nunggu lo sampe kapan pun!" Kata Reno sambil memegang tangan Rania.
Rania menghempaskan tangan Reno dari tangannya.
Ia pun segera pergi berlari menuju ke toilet, ia sudah tidak tahan lagi untuk mengeluarkan air matanya. Letta pun dengan sigap mengejar Rania dari belakang.
"Ran, lo.. Lo gak salah? Eum maksud gue lo yakin sama apa yang lo bilang ke Reno?" tanya Letta. Rania pun memeluk Letta.
"Gue gatau Let gue gatau. Gue sendiri gak yakin sama hati gue. Gue takut.. Hal yang sama bakal menimpa gue lagi," Rania terisak.
Letta mengusap-usap punggung sahabatnya itu, "Udah udah, lo coba tenangin diri lo dulu. Reno pasti ngerti. Reno pasti bakal bisa nunggu lo, gue yakin deh. Dia bilang tadi dia udah nunggu lo lama, masa nunggu buat lo jatuh didalam dia, dia gak mau?" tanyanya. "Udah yuk sekarang hapus air mata lo. Liat make up lo udah mulai luntur tuh. Abis lo benerin make up, kita balik ke acara lo ya?" ajaknya.
Rania mengangguk pelan.
〰〰〰
Hari-hari setelah itu, Reno semakin berusaha untuk mendekati Rania, seperti janjinya untuk membuat Rania jatuh cinta kepada dirinya.
Belakang ini Rania justru malah menjauhi Reno. Entah apa yang ada didalam benak Rania saat ini. Ia menyayangi Reno, tetapi ia menjauhinya.
Letta menoel bahu Rania, "Bengong aja. Kenapa sih? Reno ya?"
Rania tersentak kaget, "Hmm-mm."
"Gue liat-liat lo sama dia makin jauh ya? Lo sayang gak sih sama dia?" tanya Letta.
Rania menghela nafas pelan, "Kelakuannya makin hari makin buat gue yakin kalo perasaan gue emang bener-bener sayang sama dia."
"Nah! Tuhkan udah gue bilang. Makanya gue bilang, lo cepet bilang deh perasaan yang sebenernya ke dia itu gimana. Jangan sampe lo nyesel gara-gara lo gak bilang perasaan lo yang sejujurnya sama dia." Kata Letta.
"Tapi gue gengsi.."
Letta mendengus kesal, "Eh bege, kalo lo gengsi terus kapan dia bisa tau kalo sebenernya lo juga cinta sama dia? Kalo dia diembat orang gimana? Gak nyesel?"
"Oke kalo gitu gue bakal bilang.. Secepatnya." Ujar Rania.
〰〰〰
Sudah hampir dua minggu sejak kejadian Reno nembak Rania waktu itu. Dan sudah hampir dua minggu juga Rania menjauhi Reno, tidak berbicara sama sekali dengan Reno.
Sudah hampir dua minggu juga Reno melakukan hal-hal aneh disetiap harinya yang ingin membuat Rania jatuh cinta padanya. Mulai dari bernyanyi didepan kelas, memberinya banyak kejutan, mendatangi rumah Rania hampir setiap hari bahkan pernah menginap karena orang tua mereka saat ini sedang mengurusi bisnis fashion Frandiana Co. di Los Angeles, Amerika Serikat jadi Daniel menyuruh Reno untuk menginap dirumah dan menjaga Rania setiap waktu.
Tentu saja Reno mau menuruti perkataan Om Daniel karena dengan begitu, Reno bisa lebih dekat dengan Rania. Meskipun tetap saja, Rania tetap menjauhinya. Rania selalu ada didalam kamarnya dan keluar jika ingin makan atau ada Letta yang datang ke rumah.
Rania sebenarnya ingin mengatakan yang sebenarnya kepada Reno, namun gengsinya terlalu tinggi.
"Ra gue mau pulang dulu ya, tiba-tiba Mbok Surti nyuruh gue pulang katanya ada yang dateng. Mungkin ada rekan bisnisnya orang tua gue," kata Reno. Rania hanya mengangguk pelan menjawab perkataan Reno itu.
Tak lama setelah Reno pergi, Letta datang ke rumahnya.
"Ran udah ngomomg?" tanya Letta.
Rania menggelengkan kepalanya, "Belom. Gue belom bilang," katanya.
"Ah Ran, kapan mau bilangnya? Udah mau dua minggu loh? Lo gak takut seandainya dia kepincut cewe lain?" tanya Letta.
"Gue takut buat bilang Let," Rania menghela nafasnya.
Letta mendengus kecil, "Mah sampe kapan lo takut buat bilang? Kalo nunggu gengsi lo ilang tuh ladang gandum gabakal jadi coco crunch."
Rania terkekeh pelan, "Bego!"
"Eh gue lagi serius ini." Letta mendelik, "Lo harus bilang malem ini atau gak gue yang bakal bilang ke Reno kalo lo sebenernya udah jatuh cinta sama dia."
"Eh eh jangan! Lah masa lo yang bilang ini kan urusan perasaan hati gue sama Reno, lo gak boleh ikut-ikutan.."
"Iye iye. Pokoknya malem ini gue bilang." Kata Rania, "Doain gue ya.." katanya lagi.
〰〰〰
Mobil mini-cooper Rania sudah terparkir didepan rumah mewah dan megah dikawasan pondok indah. Yap, itu rumah Reno.
Sekali lagi Rania menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Malam ini Rania akan bilang semuanya kepada Reno. Dan ia juga ingin meminta maaf kepada Reno karena selama hampir dua minggu ini ia sudah cuek dan menjauhi Reno tanpa sebab.
Tuk tuk tuk..!!
Pintu rumah Reno diketuk oleh Rania. Pintu itu kemudian dibuka oleh seorang wanita paruh baya. Ini pasti mbok surti.. ucapnya dalam hati.
"Non Rara kan? Yang waktu kecil suka main sama Den Reno?" kata Mbok Surti.
Rania menganggukan kepalanya, "Iya Mbok. Masih inget aja? Hehe," katanya.
"Masih dong Non masa Mbok lupa sama Non cantik." kata Mbok Surti. "Eh iya ada apa non kesini?" tanyanya.
"Eum.. Itu Mbok ada Renonya?" tanya Rania.
Mbok Surti tampak berpikir keras, "A-ada non diatas, ta-tapi..."
"Rara boleh masuk Mbok?" kata Rania.
"Bo-boleh Non, ta-tapi..."
Rania pun tidak mempedulikan perkataan Mbok Surti dan langsung masuk kedalam rumah mewah nan megah itu.
Ia pun segera keatas seperti yang Mbok Surti bilang tadi. Di tangga, Rania sudah mulai mendengar suara Reno, tapi sepertinya Reno sedang tidak sendiri.
Ia segera mempercepat langkah kakinya.
Matanya membulat seketika saat ia melihat disana Reno.. Reno sedang berpelukan dengan cewek lain.
"Aku sayang sama kamu Ren," ucap Si Cewek itu dipelukan Reno.
Tbc