Jakarta, Indonesia.
Rania saat ini terbaring di atas kasur queen size berwarna pink miliknya itu. Sudah beberapa kali ia membolak-balikan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, namun sampai sekarang matanya belum juga dapat terpejam.
Ia mendesah frustasi kemudian ia terduduk diatas kasurnya.
"Aduh gue kenapa sih? Kok tumben banget nggak bisa tidur..." ucapnya.
Kemudian ia pun mencoba merebahkan tubuhnya kembali diatas kasurnya. Hasilnya juga sama saja. Ia tetap tidak bisa tidur.
Rania pun mengambil iPhone-nya yang berada diatas nakasnya, kemudian ia memencet nomer dan sambungan telepon mulai terdengar.
"Halo sayang..." ucap cowok yang ada diseberang sana. "Kamu kenapa? Kok tumben telepon malem-malem gini? Lagi nggak bisa tidur ya?" tanyanya.
Dia memang sangat mengerti Rania.
Senyum Rania mengembang, "Halo Giv, iya aku lagi nggak bisa tidur. Kamu sendiri kok belom tidur?" tanyanya.
"Sebenernya aku udah tidur, cuma karena kamu nelpon aku, yaudah aku bangun. Oh iya, kamu kenapa nggak bisa tidur?" ucap Givran.
"Nggak tau nih, kayaknya gelisah aja perasaan aku. Nggak tau kenapa. Aneh," Rania menghembuskan nafasnya, "maaf ya, aku ganggu tidur kamu."
Givran terkekeh pelan, "Loh kenapa minta maaf? Kamu kan pacar aku, aku juga nggak bakal ngerasa kamu gangguin kok," katanya. "Kamu sekarang tidur ya, aku nyanyiin lagu buat kamu," titahnya.
Rania pun mengikuti perintah Givran kepadanya. Ia merebahkan tubuhnya kembali diatas kasurnya, tetapi ponselnya tetap dipegangnya.
Givran pun mulai menyanyikan sebuah lagu untuk Rania.
Mata Rania lama kelamaan pun mulai mengantuk dan akhirnya terpejam. Givran yang mengetahui Rania sudah tertidur kemudian tersenyum, "Good night sayang, sweet dreams. I love you," katanya kemudian mematikan sambungan teleponnya.
〰〰〰
Satu hari sebelumnya...
New York, Amerika.
Reno masih memandangi kendaraan yang berlalu lalang dijalanan lewat jendela kamarnya. Tiba-tiba senyumnya mengembang, Beberapa jam lagi Ra, Gue bakal kembali kesana.. ucapnya dalam hati.
"Belom tidur Nak?" tanya Diana--mamanya.
Reno tersentak kaget, "Mama? Bikin kaget aja," jawabnya. "Belom ngantuk Ma."
Diana menghela nafas pelan, "Mama tau deh, pasti karena nggak sabar besok pagi berangkat ke indonesia lagi ya?"
"Mama apaan sih..." Reno terkekeh pelan.
"Mama tau kamu pasti kangen, hm... Kangen banget ya sama Rara (Rara itu nama panggilannya Rania), iya kan?" tanya Mamanya menggoda.
Reno tidak menjawab pertanyaan mamanya yang lebih menyerupai sebagai penyataan, ia hanya memilih untuk tersenyum.
"Mama juga kangen banget sama Rara. Udah 12 tahun kita nggak ngeliat Rara..." Mamanya memandangi foto Rara dan Reno sewaktu kecil yang dipajang dinakas kamar Reno, "...pasti dia udah berubah jadi Rara yang lebih dewasa dan pastinya lebih cantik dari pada yang ada difoto ini."
"Yaudah kamu tidur Ren sekarang, besok kita kan flight pagi. Nanti kamu sakit malah nggak jadi pergi tau rasa nggak ketemu sama Raranya," ancam Mamanya.
Reno mendengus kesal, "Iya ma. Lagian gimana Reno mau tidur kalo mama aja masih ada di kamar Reno?"
Diana terkekeh pelan, "Iya juga ya. Yaudah goodnight Reno, mama kembali ke kamar dulu." katanya.
Setelah mamanya keluar dari kamarnya, Reno mengambil sebuah kotak dari dalam nakasnya. Ia membuka kotak tersebut dan mengeluarkan isinya. Sebuah kalung berliontin huruf RR.
"Gue bakal kasih kalung ini buat lo Ra," kata Reno. Kemudian ia memasukan kembali kalung itu ke dalam kotaknya dan memasukan kotak tersebut kedalam kopernya.
〰〰〰
Rania terbangun dari tidurnya setelah mendapati bahwa alarm miliknya telah berbunyi cukup keras. Mungkin saking kerasnya, bunyi alarmnya tersebut dapat terdengar ke satu rumah.
Matanya masih sangat ngantuk, mungkin karena ini efek akibat tidak bisa tidur semalam.
Dengan sigap Rania pun segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sakolahnya.
Setelah dikira siap, Rania pun segera turun dari kamarnya yang berada di lantai dua ke bawah untuk sarapan bersama dengan kedua orang tuanya.
"Pagi semua!" ucap Rania penuh ceria.
"Pagi sayang," balas Mommynya. "Sarapan dulu ya."
Rania menganggukan kepalanya, "Iya Mom."
"Rania, nanti malam kosongkan jadwal kamu ya." kata Daddynya yang masih membaca koran ditangannya.
Dahi Rania menyerngit bingung, "Ada apa Dad? Daddy mau mengajak Rara dan Mommy makan malam?" tanyanya.
Daddynya menganggukan kepalanya kemudian meletakkan koran yang sedari tadi dipegangnya diatas meja, "Iya sayang, tapi makan malamnya dirumah dan tidak hanya dengan Mommy saja, tetapi ada sahabat Daddy sekaligus sahabat masa kecil kamu yang akan makan malam bersama dengan kita," jawabnya.
"Sahabat Daddy? Sahabat Rara juga? Maksudnya?" tanya Rania bingung.
"Nanti kamu juga akan tau sayang, makanya jangan kemana-mana nanti," kata Daddynya.
Rania menganggukan kepalanya, "Oke Dad," katanya. "Mom, Dad Rania berangkat sekolah dulu ya, takut kesiangan," Kata Rania berpamitan sekaligus mencium punggung tangan kedua orang tuanya, setelah itu ia segera berangkat ke sekolahnya.
〰〰〰
Tak lama kemudian Rania sudah sampai di sekolahannya; SMA Anjaya. Karena jarak rumahnya dengan sekolahannya tidak terpaut cukup jauh sehingga hanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit untuk sampai disekolahannya.
"Rania!" pekik seseorang membuat Rania menoleh kearah sumber suara.
Rania memutar kedua bola matanya, "Astaga toa banget suara lo, Let!" omelnya.
Letta menyengir kecil, "Maap kali. Eh lo udah ngerjain PR Fisika belom?" tanyanya.
"Pr fisika? Anjir emang ada?" tanya Rania. Letta menganggukan kepalanya.
"Lah kok lo gak bilang sih kemaren?! Gue belom ngerjain duh gimana nih?" tanya Rania. "Lo udah ngerjain?"
Letta menganggukan kepalanya kemudian tersenyum bangga, "Udah dong. Gue kan rajin."
Rania berdecih kecil, "Cepu banget anjir. Yaudah gue pinjem pr lo," katanya.
Kemudian Rania dan Letta segera berlari menuju kelasnya, kelas XI IPA 1, untuk segera menyalin pr fisika milik Letta.
"Najis si Bandot ngasih pr banyak banget sih!" Kata Rania kesal.
Letta terkekeh pelan, "Namanya juga Pak Bandi Subandi. Dia kan kalo ngasih soal kayak orang kesetanan."
"Dah! Akhirnya selesai!" Rania bernafas lega, "Nih buku lo, makasi yee," katanya.
Kring kring kring...!!!
Suara bel masuk pertanda dimulainya pelajaran mulai berbunyi, beruntung Rania sudah menyelesaikan PR Fisika 30 nomer dalam waktu 15 menit. Meskipun tulisannya tidak dapat terbaca, tetapi setidaknya dia sudah menyelesaikan PR Fisikanya dan terhindar dari hukuman Pak Bandi.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Pak Bandi saat memasuki kelas XI IPA 1.
"Pagi paaak!" jawab murid XI A 1 serempak.
"Kumpulkan pr fisika dimeja saya, sekarang!" kata Pak Bandi. "Yang tidak mengerjakan silakan berdiri didepan!"
Untung gue udah selesai ngerjain hihihi ucap Rania dalam hati.
〰〰〰
Sesuai dengan permintaan Daddynya tadi pagi untuk segera pulang setelah pulang sekolah, saat ini Rania sudah berada dirumah.
Rania pun sudah mandi dan mengenakan baju yang rapih; Kemeja panjang berwarna biru dongker yang dilipat sesikunya dan juga flare skirt bunga-bunga. Sangat cantik. Siapapun yang melihat Rania saat ini juga pasti akan terpukau karena kecantikannya.
"Cantik sekali anak Mommy! Cantikan Mommy sih tetep," kata Mommynya.
"Mom selalu membanggakan diri sendiri," Rania berdecak sebal.
Franda --Mommynya-- terkekeh pelan, "Sudah siap semua kan? Makanan sudah siap?"
"Sudah Nyonya," kata salah satu pelayan dirumahnya.
"Perfect!" gumam Mommynya. "Dad, dimana Tommy sekarang? Apa sudah sampai di Indonesia?" tanyanya.
Daddy menoleh kearah Mommy, "Sudah sayang. Mereka sedang berada dalam perjalanan menuju kesini," jawabnya.
"Ohh? Baiklah Mommy mau ganti baju dulu, sebentar lagi tamu kita akan datang," kata Mommynya.
Kenapa Dad dan Mom sangat heboh sekali sih? Siapa sahabat Daddy yang akan datang? Gue jadi makin penasaran...
Sambil menunggu kedatangan tamunya Daddy, Rania memainkan gadgetnya sambil sesekali membalas chat dari pacarnya; Givran.
Givran: Asik ya yang mau makan malem
Givran: Jadi gak jadi jalan deh kita hari ini
Rania: Besok kita jalan, Oke?
Rania: Aku juga males banget sebenernya ini:(
Rania: Btw kamu lagi dimana?
Givran: Lagi nongkrong sama temen
Givran: Oke besok kita jalan ya:*
Rania: Nongkrong? Oh yaudah have fun ya sayangg
Rania: Giv aku tinggal dulu ya, kayaknya tamunya Daddy udah dateng, bye sayangg:*
Rania meletakkan ponselnya dimeja ruang tengah saat mendengar kalau tamunya Daddy sudah datang. Rania pun disuruh untuk membuka pintu oleh Daddynya.
-tbc-