Sesuai dengan yang sudah dijanjikan oleh Reno, Reno langsung mengajak Rania ke kedai eskrim untuk mentraktir Rania makan es krim.
"Gimana? Udah puas es krimnya?" tanya Reno.
Rania mengangguk kemudian tersenyum, "Puas dong.."
"Muka lo kayak princess tapi porsi makan lo kayak babon, gak ada cakep-cakepnya," kata Reno.
"Gak suka aja lo!" Rania menjulurkan lidahnya.
Reno menatap kearah Rania, "Kenapa sih lo suka banget makanan manis?"
"Gue?" ulang Rania, "Ya karena bagi gue makanan yang manis tuh bisa buat mood gue jadi bagus, gue sendiri juga bingung. Tapi gue kalo gue lagi gak mood, obat gue yang paling ampuh ya ini, makanan manis." katanya.
"Oh gitu.." kata Reno.
Reno mengibaskan pandangannya ke sekitarnya, matanya terhenti pada dua orang yang duduknya tak jauh dengan dirinya dan juga Rania saat ini.
Givran? Sama cewek lain? ucapnya dalam hati.
Sekali lagi ia menajamkan penglihatannya. Tidak salah lagi itu memang benar, dia adalah Givran dan... tunggu cewek itu, cewek itu kan Letta? Sahabat Rania? batin Reno.
"Ren?" sapa Rania.
Reno tersentak kaget, "Hm?"
"Ngeliatin apaan sih?" Rania mencoba menoleh kearah apa yang diliatin oleh Reno tadi.
Dengan cepat Reno mengalihkan perhatian Rania agar Rania tidak melihat kalau Givran sedang bersama dengan Letta saat ini, "Eh gak ada apa-apa kok Ra. Gimana kalo kita pulang sekarang? Lagian nanti malem kita kan harus ke acara ulang tahun perusahaan Daddy lo yang disuruh sama Daddy lo, lo lupa?" tanyanya.
Rania menepok jidatnya, "Ohiya kan sampe lupa. Yaudah yuk pulang sekarang, udah sore juga. Lagian lo taukan kalo cewek dandan lamanya kayak apaan?" tanyanya.
Reno terkekeh pelan, "Iya tau gue. Yaudah yuk pulang."
Brengsek! Lihat aja Giv, gue bakal bongkar belangnya lo. Tapi gak sekarang, gue masih perlu banyak bukti. Awas aja lo sampe buat Rara gue nangis, gue bakal pastiin idup lo bakal kelar sampe disini! batin Reno.
〰〰〰
Sejak pulang tadi hingga sekarang Rania baru selesai merias dirinya. Ia mendengus kesal, "Kenapa sih Daddy harus nyuruh gue sama Reno buat dateng ke acara itu? Pasti bakal gak seru banget deh!" katanya didepan cermin.
Malam ini Rania memilih untuk menggunakan dress berwarna biru gelap dominasi hitam diatas lutut dan dipadukan dengan heels berwarna senada.
"Raa buruan! Kita udah telat!" pekik Reno dari bawah.
"Iyaaa! Udah siap!" pekik Rania.
Setelah dikira siap, Rania pun langsung turun dari kamarnya dan menemui Reno yang sedang menunggunya dibawah.
Reno menggunakan tuxedo berwarna hitam dan kemeja berwarna senada dengan dress yang digunakan oleh Rania. Tunggu tunggu! Ini tidak disengaja.
Reno yang melihat Rania memakai dress seperti itu sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dari Rania.
Cantik banget lo Ra..
"Kenapa lo ngeliatin gue gitu? Aneh ya?" tanya Rania.
"Ah? E-enggak kok." Reno menatap mata Rania, "Lo cantik."
Deg
"Ap-apaan sih lo. Yaudah yuk berangkat, katanya udah telat?" kata Rania.
"Ayuk," kata Reno.
Tak beberapa lama kemudian Rania dan Reno sudah sampai di sebuah hotel bintang lima dimana tempat acara itu diselenggarakan.
"Ren gue salah kostum gak sih?" Tanya Rania yang merasa tidak percaya diri. Rania memang seperti itu, ia kurang suka berada dalam keramaian yang formal seperti ini.
Reno tersenyum kearah Rania, "Enggak. Lo cantik, percaya sama gue." katanya. "Ohiya Daddy lo dimana ya?" tanyanya.
"Tuh." Rania menunjuk ke seorang pria paruh baya bersama dengan istrinya yang sedang berbincang-bincang dengan rekan bisnisnya.
"Kita samperin yuk," ajak Reno.
Rania mengangguk pelan, "Yuk."
"Eh anak Mommy sudah datang, cantik sekali kamu sayang.." Franda menoleh kearah Reno, "Reno kamu juga ganteng banget. Kalian cocok banget, iya gak Dad?" tanyanya.
Daniel mengangguk setuju, "Sangat cocok."
"Baiklah kita mulai saja acaranya, bagaimana?" kata Daniel.
"Silakan Pak Daniel," kata salah satu rekan bisnisnya.
Sedari tadi Rania terus menggandeng Reno agar Reno tidak jauh dengan dirinya. Disana sama sekali tidak ada anak yang seumuran dengan dirinya kecuali Reno.
"Ren jangan jauh-jauh dari gue ya, gue sendirian," kata Rania setengah berbisik.
Reno tersenyum kearah Rania, "Gue disini Ra, Gue gak akan kemana-mana." katanya.
Gue bakal terus ada buat lo, mana mungkin gue bisa jauh-jauh sama lo sih Ra? Apapun yang terjadi, gue bakal ada disamping lo.
Tbc
***