Rania melempar tas sekolahnya ke sembarang tempat, kemudian ia menghempaskan tubuhnya diatas kasur berwarna pink miliknya itu. Sungguh, hari ini moodnya sedang sangaaaaaaaaaatt tidak baik.
Pertama, Reno masuk ke sekolah yang sama dengan dirinya; SMA Anjaya.
Kedua, Reno satu kelas dengan dirinya.
Ketiga, Reno meminta agar ia satu tempat duduk dengan Rania.
Keempat, Givran melupakan janjinya untuk bertemu dengan Rania. Padahal biasanya tidak begitu.
Kelima, Reno bilang kalau Givran tidak baik untuk dirinya. Apa-apaan itu? Padahal Reno sama sekali belum pernah bertemu ataupun kenal dengan Givran sebelumnya.
Tenong tenong..
Suara ponsel milik Rania berbunyi. Rania merogoh tasnya dan mengambil ponselnya didalam tas miliknya. Ia melihat Caller ID yang tertera dilayar ponselnya. Givran is Calling...
Dengan cepat Rania mengangkat telepon tersebut, "Halo?" katanya dengan nada secuek mungkin.
"Halo sayang. Maaf ya aku lupa hari ini kita ketemuan, tadi ada urusan mendadak," kata Givran diseberang sana.
Rania menghela nafas pelan, "Gapapa kok. Lain waktu juga bisa ketemu lagi." katanya. "Emangnya kamu ada urusan apa sih?"
"Enggak, sebenernya mama minta aku anterin dia belanja, soalnya supir nggak masuk hari ini."
"Oh gitu. Yaudah ya Giv, aku mau istirahat dulu ya, capek baru pulang." kata Rania.
"Oke bye sayang.." kata Givran.
Rania pun mematikan sambungan teleponnya.
〰〰〰
Malam harinya, Reno kembali datang ke rumah Rania. Kali ini ia datang membawa sekantung coklat dengan berbagai macam merk dan berbagai macam varian rasa. Coklat tersebut sengaja dibelinya untuk Rania, karena ia sangat mengetahui bahwa Rania suka sekali dengan yang namanya coklat.
Tadi Bik Sum--pembantu rumah Rania--bilang kalau Rania sedang berada ditaman belakang rumahnya. Dengan sigap, Reno pun langsung menghampiri Rania yang berada disana.
"Hei..." sapa Reno sesaat melihat gadisnya sedang duduk di gazebo dekat kolam renangnya.
Rania menoleh kearah Reno, "Lo lagi?!" Rania menatapnya kesal, "Lo ngapain lagi sih kesini?!" tanyanya.
Reno menghela nafas pelan, kemudian ia duduk disebelah Rania, "Nih, gue beliin buat lo." Reno memberikan sekantung coklat tersebut kepada Rania, "Gue tau lo lagi gak mood, jadi gue beliin ini. Moga-moga mood lo jadi bagus lagi ya," katanya lagi.
Rania melihat isi dari kantung plastik tersebut. Senyumnya mulai mengembang, "Coklat?" tanyanya. "Lo tau dari mana gue suka coklat?" tanyanya lagi.
"Ya gue taulah. Gue kan kenal sama lo udah dari kecil dulu." kata Reno sambil tersenyum.
"Bahkan cowok gue sendiri aja gak pernah loh ngasih gue coklat. Eh pernah sih waktu valentine, itu juga karna valentine. By the way, makasih ya," kata Rania sambil tersenyum.
"Sama-sama Ra. Gue seneng kalo liat lo seneng Ra," kata Reno.
Melihat Rania tersenyum seperti itu Reno pun juga ikutan tersenyum. Reno kangen senyum itu. Senyum yang menurutnya paling indah dari senyum-senyum gadis lain. Reno hanya berharap kalau Reno bisa membuat senyum yang dimiliki Rania terus mengembang disetiap harinya. Reno juga akan membalas kepada semua orang yang akan membuat senyum Rania memudar.
"Suka coklatnya?" tanya Reno.
Rania menganggukan kepalanya, "Sukalah. Mau?" tanyanya.
Reno menggeleng, "Enggak gue kurang suka manis. Buat lo aja semuanya. Eh tapi jangan diabisin sekarang, nanti lo gendut," katanya. "Tapi gapapa sih, gendut lucu-lucu gimana gitu emesh." katanya lagi.
"Berarti lo gak bisa ngeliatin gue terus dong?" tanya Rania.
"Maksudnya?"
"Ya iya. Lo gak bisa ngeliatin gue terus, soalnya kan gue manis. Tadi kata lo bilang, lo gak suka manis, iyakan?" canda Rania.
Reno terkekeh pelan, "Pede gila lo hahaha," katanya. Rania pun juga ikutan tertawa karena Reno.
"Ra..." sapa Reno.
Rania menoleh kearah Reno sambil asik memakan coklatnya, "Hm?" gumamnya.
"Besok mau nemenin gue jalan-jalan gak? Besok kan hari minggu," tanya Reno.
"Jalan? Kemana?"
"Nonton mungkin? Atau makan? Ya pokoknya jalan aja," kata Reno.
Rania menganggukan kepalanya, "Boleh. Jemput gue jam 10 pagi dan jangan telat."
Senyum Reno mengembang, "Serius?"
"Iye bawel."
"Oke."
〰〰〰
Seperti apa yang sudah dijanjikan kemarin malam, Reno sudah bangun lebih awal. Bersiap-siap untuk menjemput Rania dirumahnya.
Belum pukul 10 Reno sudah sampai dirumah Rania dengan selamat.
"Pagi Om, Tante," kata Reno sambil mencium punggung tangan kedua orang tua dari Rania.
"Pagi Ren. Tumben pagi banget kesini, ada apa?" tanya Daddynya Rania.
"Mau ngajak Rara jalan ya pasti?" timpal Mommynya.
Reno terkekeh kecil, "Tante tau aja hehe. Ohiya Raranya udah bangun belom tan?" tanyanya.
"Iya dong tante kan cenayang," kata Mommynya. "Rara masih di-- Nah itu Rara lagi turun kesini," katanya.
Seketika Reno pun langsung menoleh kearah Rania. Penampilan Rania kali ini sangat casual, ia hanya mengenakan crop top lengan panjang berwarna putih, dengan celana jeans sebetis dan dipadukan dengan sepatu vans authentic berwarna merah marun.
Tak berbeda jauh dengan pakaian yang digunakan oleh Reno; Kaos V-Neck berwarna biru dongker, dipadukan dengan in skinny jeans berwarna cokelat muda dan sepatu vans oldskool berwarna hitam.
"Ayo jalan," ajak Rania sesampainya dibawah.
"Ayo."
"Mom, Dad, Rara mau jalan dulu ya sama Reno. Mungkin pulangnya agak sorean," kata Rania kepada kedua orang tuanya.
Daddynya berdeham, "Boleh. Reno jagain anak om ya, jangan sampai lecet sedikit pun."
"Beres om!" Reno memasang gaya hormat kepada Om Daniel--Daddynya Rania.
"Hati-hati ya sayang," Kata Mommynya.
Rania mengangguk pelan mendengar perkataan Mommynya itu.
"Om, Tan, berangkat dulu ya," pamit Reno. "Bye Mom, Dad," kata Rania.
〰〰〰
Mobil Porsche 911 milik Reno sudah terparkir rapih diarea parkir sebuah mall di kawasan Jakarta Selatan.
"Ren kita mau kemana sih?" tanya Rania penasaran.
"Mau makan, lo belom sarapan kan pasti?" tanya Reno.
Rania menganggukan kepalanya, "Iya. Emang mau makan apa?" tanyanya.
"Lo maunya makan apa?" tanya Reno.
"Loh kok malah nanya balik sih?!"
Reno tersenyum kecil, "Udah gue lagi gamau berantem sama lo disini oke? Sekarang lo mau makan apa? Yuk gue ikutin apa mau lo," katanya.
"Makan sushi yuk!" usul Rania, "Disini ada restoran sushi yang sering gue datengin. Enak deh lo musti cobain," katanya.
"Yaudah ayo kita makan sushi," kata Reno kemudian ia menggandeng tangan Rania dan mereka masuk kedalam mall tersebut.
Deg
Duh gue kenapa nih? Batin Rania.
Tak lama kemudian mereka sudah sampai di restoran jepang yang menjual sushi yang menurut Rania sangat enak.
"Sorry..." Reno melepaskan genggaman tangannya. "Ini restorannya?"
"Gapapa. Iya, masuk yuk!" kata Rania.
Mereka pun memesan berbagai macam sushi yang ada direstoran itu. Mereka sangat menikmati sushi yang tersaji disana. Mereka tertawa bersama, bersenda gurau bersama, mereka kelihatan bahagia.
Setelah puas dan kenyang memakan sushi, mereka berdua memutuskan untuk pergi ke bioskop untuk melihat film bagus.
"Nonton Allegiant yuk!" ajak Rania. "Gue pengen liat cowok gue disana," katanya lagi.
Dahi Reno menyerngit, "Pacar?"
"Iya. Theo James kan pacar gue," kata Rania.
"Mimpi lo ketinggian neng," Reno tertawa renyah. "Mendingan juga gue, udah jelas dan nyata ada dihadapan lo," kata Reno.
Rania berdecih kecil, "Gak bisa liat orang seneng apa ya lo?" tanyanya.
"Hahaha iya becanda. Yaudah yuk ke bioskop kita pesen tiket." kata Reno.
Mereka berdua memutuskan untuk melangkahkan kaki mereka menuju bioskop. Tak lama kemudian mereka sudah sampai di bioskop dan menonton film yang diminta oleh Rania.
"Hwaaaaaa! Four ganteng banget ya!" kata Rania saat setelah film tersebut selesai.
"Gantengan juga gue," kata Reno.
"Najong. Lo mah ga ada ganteng-gantengnya." kata Rania.
Reno terkekeh pelan, "Mau kemana lagi tuan putri?" tanyanya.
"Makan eskrim yuk!" kata Rania.
"Yaudah yuk."
Mereka berdua pun memutuskan untuk pergi ke café yang menjual berbagai macam eskrim kesukaan Rania.
"Lo nggak pesen Ren?" tanya Rania.
Reno menggelengkan kepalanya, "Gak ah gue kan gak suka manis."
"Ohiya lupa.." Rania menatap Reno, "Makasih ya Ren, hari ini lo berhasil buat gue seneng." katanya.
"Sama-sama, Ra." Reno tersenyum, "Gue bakal ngelakuin apa aja asal buat lo senyum terus kayak gini."
-Tbc-