Kring kring kring...!!!
Suara bel pertanda berakhirnya pelajaran sudah dibunyikan. Para murid SMA Anjaya terutama murid kelas sebelas ipa satu berlonjak kegirangan karena bisa terbebas dari pelajaran fisika Pak Bandi Subandi yang sangat menyebalkan.
"Ingat anak-anak minggu depan kita ulangan fisika. Belajar yang benar, jangan sampai remedial." ucap Pak Bandi.
"Iya pak!" kata anak sebelas ipa satu serempak.
Rania menghela nafas pelan, "Perasaan minggu lalu baru ulangan dah, masa minggu depan ulangan lagi. Gila emang tuh guru napsu banget." katanya.
Letta terkekeh pelan, "Emang gila tuh si Bandot." katanya. "Tuh cowok lu udah nunggu di depan," katanya.
Rania menoleh kearah cowoknya yang menunggunya didepan, "Ohiya.."
"Ra pulang sama siapa?" tanya Reno.
"Tuh." Rania menunjuk ke arah Givran, "Sama cowok gue."
Jadi itu cowoknya Rara? Masih cakepan gue kemana-mana kali. batin Reno.
"Let, Ren, gue duluan ya bye," kata Rania.
〰〰〰
Saat ini Rania dan Givran sedang berada disebuah café yang suka mereka datangi yang jaraknya tak jauh dari sekolahannya.
"Kamu kemana aja sih?" tanya Rania.
"Gak kemana-mana. Aku disini aja," jawab Givran.
Rania menghela nafas pelan, "Besok kita jalan yuk abis pulang sekolah?" ajaknya.
"Aku gak bisa sayang, besok aku latihan basket." tolak Givran.
"Oke kalo gitu besoknya?"
"Gak bisa juga, aku harus anterin mamaku check-up ke dokter."
"Besoknya lagi?
Givran menghela nafas panjang, "Kan aku basket satu minggu dua kali sayang, gak bisa juga.."
"Oke kalo gitu malem minggu?" tanya Rania.
Givran menggelengkan kepalanya, "Aku gabisa, ada acara keluarga hari minggu." katanya.
Rania menghembuskan nafasnya, "Susah banget ya buat jalan sama kamu doang," katanya.
"Hey jangan sedih gitu, masih ada hari lain kok. Minggu depan aku janji deh jalan sama kamu. Gimana?" tawar Givran.
"Bener?"
"Iya sayang." kata Givran.
"Oke."
〰〰〰
"Sore amat pulangnya, abis dari mana aja?" tanya Reno saat Rania baru sampai dirumahnya.
Rania mendengus kesal, "Aduh lo itu gak punya rumah apa? Main dirumah orang mulu?!" tanyanya. "Mau gue kemana kek, abis dari mana kek ya suka suka gue, lo gak perlu tau." katanya lagi.
"Yah terserah sih, cuman Om Daniel sama Tante Franda nitipin lo ke gue. Jadi ya gue musti jaga amanah orang tua lo baik-baik," kata Reno.
"Ya ya ya terserah. Gue capek. Mending lo pulang, gue mau istirahat." kata Rania kemudian pergi dari hadapan Reno.
Sesampainya dikamarnya, Rania menghempaskan tubuhnya diatas kasur miliknya. Matanya menatap langit-langit kamarnya.
Kenapa lo jadi susah buat diajak jalan sih Giv?
"Lo berubah Giv," kata Rania. "Lo bukan Givran yang dulu gue kenal." katanya lagi.
〰〰〰
Langit sudah mulai berganti menjadi malam. Matahari pun sudah tenggelam. Dan hingga saat ini Rania masih terlelap.
Tok tok tok
Suara pintu kamar Rania diketuk, "Ra ini Mommy. Bangun sayang!" katanya.
Rania menggeliat seketika. Ia mengerjapkan matanya, "Ada apa Mom?" tanyanya.
"Siap-siap gih. Ada om Tommy dan Tante Diana dibawah." kata Mommynya. "Ada Reno juga." tambahnya.
Mata Rania membulat seketika, "What?! Ada apaan lagi Mom?" tanyanya.
"Ada satu hal yang ingin dibicarakan oleh Daddy dan juga Papanya Reno. Makanya kamu sekarang mandi, siap-siap yang cantik, terus udah gitu ke bawah. Oke?" Franda tersenyum kearahnya, "Mommy tunggu dibawah." katanya.
Aduh ada apaan lagi sih? Kok perasaan gue mulai gak enak ya...
Setelah mandi dan bersiap-siap, Rania pun turun kebawah. Benar apa kata Mommynya, disana sudah ada Om Tommy, Tante Diana dan juga Reno.
"Malam Om, Tante," sapa Rania kemudian duduk disebelah Mommynya.
"Malam sayang," balas Diana.
Daddy berdeham kecil, "Nah sekarang mumpung Rara sudah ada disini, Daddy ingin berbicara sesuatu kepada kamu."
Dahi Rania menyerngit bingung, "Apa Dad?"
"Ekhem.. Jadi begini Ra, dan kamu Reno. Daddy dan Om Tommy sudah memutuskan untuk..." Daniel menggantung perkataannya, "...menjodohkan kalian berdua." lanjutnya.
Mata Rania membulat seketika, "WHAT?!" katanya. "Dijodohin sama Reno?!"
"Iya sayang. Kenapa? Ada yang salah?" tanya Mommynya.
"Dad tapi Rara dan Reno kan gak ada hubungan apa-apa, mana mungkin--"
"Justru itu Daddy dan Om Tommy ingin kalau kalian berdua semakin dekat. Kayak sewaktu kecil dulu." ucap Daddynya.
Astaga ini pasti mimpi!
"Mom..." Rania meminta pertolongan kepada Mommynya.
Mommy tersenyum kepada putrinya itu, "Turuti saja apa kata Daddymu sayang," katanya.
"Rara gamau nikah muda Mom, Dad.." ucap Rania.
Om Tommy terkekeh pelan, "Menikahnya tidak sekarang Ra, kalian hanya tunangan terlebih dahulu." katanya.
"Iya. Bagaimana jika minggu depan acara pertunangannya?" tanya Diana.
Daniel menganggukan kepalanya setuju, "Aku setuju Diana!" katanya. "Kau setuju juga kan sayang?" tanyanya kepada istrinya.
"Tentu saja aku setuju. Bagaimana tidak? Aku akan memiliki seorang calon menantu seperti Reno, tampan, pintar dan juga baik hati." ucap Mommynya. "Iya kan sayang?" tanya Mommynya kepada Rania.
"I-iya." Jawab Rania terpaksa.
Bagaimana ini? Kenapa ia akan dijodohkan dengan Reno? Lalu bagaimana dengan Givran? Dan.. dan dua minggu lagi ia akan ditunangkan dengan Reno, bagaimana ini?
Tbc