Chereads / Thoughts (You & Me) / Chapter 2 - Meet Her Again

Chapter 2 - Meet Her Again

Pintu sudah terbuka, Rania melihat disana ada dua orang tua dan satu anak yang mungkin seumuran dengan dirinya.

Rania menatap laki-laki itu, Kok gue kayak kenal ya? batinnya.

"Silakan masuk Om, Tante. Daddy sama Mommy ada di dalam," kata Rania sambil tersenyum.

"Kamu Rara kan?" tanya Tante itu. Ragu-ragu, Rania menganggukan kepalanya, "Iya tan hehe."

Kok tante ini tau panggilan gue Rara? Kan yang manggil Rara cuman keluarga gue dan temen deket gue doang... ucap Rania dalam hati.

"Waaaahhh! Kamu semakin cantik sekali. Lihat Pa calon menantu kita cantik sekali," kata Tante itu.

Rania membulatkan matanya seketika, What?! Menantu? Yakali... batin Rania.

"Tommy! Akhirnya kau sampai juga di Indonesia!" Daddynya langsung memeluk Tommy --sahabatnya. "Halo Diana, apa kabar? Dan... Reno? Wah udah gede ya sekarang. Lihat Tom tinggi anakmu sudah sama denganmu saat ini," katanya sambil terkekeh.

"Malam Om, Tante," sapa Reno ramah.

"Yaudah yuk masuk, makanan sudah siap dimeja makan." ajak Mommynya.

Ra, sumpah ini Rara? Lo cantik banget nggak bohong! batin Reno. Sedari tadi Reno tidak mengalihkan pandangannya dari Rania.

Rania yang merasa bahwa ia sedang diliatin oleh Reno hanya menyerngit bingung, Kenapa sih nih orang? Naksir ya sama gue? batin Rania.

Setelah acara makan malam bersama, kini Reno dan Rania duduk di pinggir kolam renang yang ada dibelakang rumahnya.

"Kenapa lo ngeliatin gue mulu? Ada yang salah?" tanya Rania yang risih karena diliatin terus oleh Reno.

Reno terkekeh pelan, "Nggak apa-apa. Lo gak pernah berubah ya Ra, masih aja jutek," katanya. "Lo udah lupa ya sama gue?"

"Hmm-mm," jawab Rania jujur. "Yang gue tau, lo temen gue waktu kecil. Itu juga gara-gara Daddy yang bilang."

"Reno Alviandro Jonathan," Reno mengulurkan tangannya kehadapan Rania.

Rania terkekeh pelan, "Ngapain lo? Gue udah tau nama lo, lo juga udah tau nama gue. So, buat apaan kenalan lagi?"

"Kenalan lagi. Biar lo sama gue jadi kenal..." Reno menggantungkan perkataannya, "...dan deket kayak waktu kecil dulu lagi," ucap Reno.

"Titania Rania Chavali." Rania membalas uluran tangan Reno.

"Jadi..." Reno menatap Rania, "...kita temenan kan sekarang?" tanyanya.

Rania menganggukan kepalanya, "Iya."

Mungkin dengan menjadi seorang teman, lo bisa inget kenangan kita waktu kecil. Lo bisa inget gue. Lo bisa inget semuanya. Ucap Reno dalam hati.

〰〰〰

kring kring kring!!!

Suara bel masuk sudah mulai berbunyi dan menggema hingga ke pelosok sekolahan. Para Murid SMA Anjaya berhamburan menuju ke kelasnya masing-masing, sebelum dihukum oleh guru piket karena belum masuk kelas.

"Selamat Pagi anak-anak," kata Bu Elis--guru matematika.

"Pagi Buuuuuuu!" pekik satu kelas secara bersamaan.

Bu Elis memberikan senyum terindahnya--padahal gak ada indah-indahnya--ke semua murid XI IPA 1, "Hari ini ada kabar gembira untuk kita semua!" katanya bersemangat.

"Kulit manggis ada ekstraknya Bu?" celetuk Doni--salah satu murid XIA1--yang langsung ditertawai oleh anak-anak sekelasnya.

"Ini serius! Bukan iklan kulit manggis itu!" Bu Elis berdecak kesal. "Jadi anak-anak, kabar gembiranya adalah hari ini akan ada murid baru!" katanya.

"Siapa Bu?"

"Cewek apa cowok bu?"

"Cakep nggak bu?"

Tiba-tiba ada seseorang cowok yang masuk ke dalam kelas Rania. Mata Rania membulat seketika saat melihat cowok itu, Reno? Ngapain dia disini? ucapnya dalam hati.

"Nah Reno, coba kamu perkenalkan diri kamu kepada kelas baru kamu," ucap Bu Elis yang centil. Mentang-mentang murid barunya ganteng. Ini jijik.

Reno memandangi sekeliling kelas XI IPA 1, kemudian ia tersenyum singkat, "Nama gue Reno Alviandro Jonathan. Panggil gue Reno," katanya.

"Hai Reno..."

"Wah ganteng banget yaa..."

"Anjir betah gue lama-lama dikelas kalo ada cowok cakep kayak gitu."

"Duh cakep banget, culik ade bang..."

"Udah punya pacar belom ya dia?"

"Moga-moga belom punya pacar deh. Biar gue bisa deketin dia."

Para cewek yang ada dikelasnya Rania terpesona akan ketampanan yang dimiliki oleh Reno. Jujur saja, sewaktu kemarin Rania melihat Reno juga ia sempat terpesona oleh ketampanan Reno, namun ia segera sadar kembali karena Givran lebih ganteng dari pada Reno.

"Oke Reno, kamu boleh duduk di--"

"Saya duduk disamping Rania aja ya Bu!" kata Reno memotong perkataan Bu Elis.

Mata Rania membulat seketika, Anjir. Nih. Orang. Emang. Cari. Mati. batin Rania.

"Tapi Bu ini kan kursi Letta. Letta hari ini nggak masuk, dia duduk ditempat lain aja deh..." Tolak Rania.

Shit! Letta pake acara nggak masuk lagi!

Bu Elis menghela nafas pelan, "Letta bisa duduk ditempat yang lain. Untuk hari ini Reno duduk dengan kamu."

"Ta-tapi Bu--"

"Tidak ada tapi-tapian," ucap Bu Elis. "Reno, silakan duduk," kata Bu Elis kepada Reno. Reno tersenyum penuh kemenangan, sedangkan Rania saat ini moodnya benar-benar sangat hancur karena ulah Reno.

Reno pun akhirnya duduk disebelah Rania, setelah Reno duduk Rania langsung menatap Reno penuh dengan murka, "Ngapain sih lo duduk disini? Tuh diujung sana, sebelahnya Boy kan kosong!" bisiknya kesal.

"Gue maunya duduk sama lo. Kenapa? Nggak boleh?" tanya Reno.

"Iya nggak boleh! Ini tuh kursi temen gue, temen gue lagi nggak masuk hari ini." Jawab Rania kesal.

"Lagian kan disini cuman lo yang gue kenal Ra. Masa lo tega?" ucap Reno sok dramatis membuat Rania menatap dirinya dengan jijik.

Rania berdecih kecil, "Jijik! Badan Arjuna kelakukan barbie," Katanya yang dihadiahi kekehan oleh Reno.

"Lo cantik kalo lagi jutek kayak gini." kata Reno menatap manik mata Rania.

"Ga. Usah. Gombalin. Gue. Dengan. Gombalan. Gak. Mutu. Kayak. Gitu," kata Rania penuh penekanan dalam perkataannya. "Gue udah punya cowok." lanjutnya lagi.

Gue udah punya cowok.

Satu kalimat itu berhasil menohok hati Reno. Sedetik kemudian Reno berusaha kembali menetralkan ekspresinya kembali, "Lo udah punya cowok? Yang mana cowok lo? Gue pengen tau gantengan mana dia daripada gue," katanya.

Rania tersenyum meremehkan, "Jelas dia lebih segala-galanya dibandingkan lo. Lebih ganteng, lebih pinter, lebih segala-galanya deh! Dia juga gak suka buat mood gue jatoh kaya lo." katanya.

〰〰〰

Sudah hampir dua jam Rania menunggu Givran di kedai eskrim yang biasa didatangi oleh mereka berdua, namun hingga saat ini batang hidung Givran belum juga kelihatan.

Sudah berkali-kali Rania menelpon, meng-sms bahkan ngechat di aplikasi LINE tapi juga tidak ada jawaban dari sang pemilik ponsel.

Rania menghela nafas panjang, "Kok Givran belom dateng-dateng juga ya?" tanyanya.

Rania pun memutuskan untuk keluar dari kedai eskrim tersebut dan memutuskan untuk berjalan-jalan terlebih dahulu sebelum hendak pulang ke rumahnya. Reno yang sedari tadi mengikuti Rania dari sekolah hingga ke mall tempat kedai eskrim itu berada pun juga mengikuti Rania kembali.

Ia hanya takut kalau akan terjadi sesuatu terhadap Rania. Itu saja.

Reno pun dengan cepat mengejar Rania yang sangat cepat jalannya.

"Reno?! Lo ngapain disini?" tanya Rania sesaat dia mengetahui bahwa Reno pun juga ada didalam mall yang sama dengannya. "Oh my God! You're stalker!" pekiknya.

"Apaan sih siapa juga yang stalkerin lo? Gue tuh kesini mau jalan-jalan aja. Lagian udah bertaun-taun gue gak ke Jakarta. Pede gila." kata Reno.

"Lah jangan-jangan lo lagi yang ngikutin gue?" tanya Reno balik kepada Rania.

Rania membulatkan matanya, "Apa kata lo? Gue yang ngikutin lo? Jangan mimpi di siang bolong!"

Reno terkekeh pelan, "Apaan sih siang bolong. Jelas-jelas ini udah sore. Liat jam udah jam 5," katanya. "Emang lo ngapain sih ke sini? Sendirian lagi jomblo banget hahaha." ejeknya.

Seketika ia teringat bahwa ia kesini untuk bertemu dengan kekasihnya; Givran. Namun orang yang ditunggunya sejak tadi pun tidak kunjung datang.

"Gu-gue nunggu cowok gue," jawab Rania.

Udah gue duga batin Reno.

Reno hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, "Terus mana cowok lo?" tanyanya.

Rania menggedikan bahunya, "Tau. Gue udah nunggu hampir 2 jam, dan dia ga nongol-nongol."

"Cowok kayak gitu patut lo pacarin Ra. Buktinya aja dia ngelupain janjinya buat ketemu lo yang notabenenya adalah pacarnya dia. Cowok kayak gitu pasti cemcemannya banyak," ucap Reno yang dihadiahi pelototan oleh Rania.

"Maksud lo apaan? Cowok gue selingkuh sama cewe lain? Ya gak mungkin lah, diakan cintanya sama gue, gue juga cintanya sama dia. Jadi gak mungkin!" kata Rania kesal. "Udah ah males gue berdebat sama lo, mending gue pergi aja." katanya lagi kemudian segera berlalu dari hadapan Reno.

Gue yakin cowoknya Rania pasti bukan cowok baik-baik. Ya walaupun gue belom kenal, bahkan gue belom ketemu sama dia, tapi gue yakin, dia bukan cowok yang baik buat lo Ra ucap Reno dalam hati.

-tbc-