Chereads / BLUE. / Chapter 24 - Bab 24.

Chapter 24 - Bab 24.

"Hah? Itu tidak mungkin raha..." aku terkejut mendengar ucapan itu, tak mungkin untuk ku bisa menginap dirumah seorang wanita yang tak memiliki hubungan darah atau pun pernikahan ini menyalahkan norma masyarakat.

"Aku sungguh ketakutan sayang..." ucapnya degan raut wajah yang penuh ketakutan, kali ini ia tak memanggil nama ku melainkan diganti dengan ucapan sayang.

Sebenarnya aku kasihan namun, jika aku menginap dirumah nya yang ada hanyalah kami berdua, mungkin saja aku hilang kendali dan melakukan itu, aku tak ingin menghancurkan dirinya...

"Kalau begitu kamu bisa menginap dirumah aku, kamu bisa tidur di kamar tamu, di sana ada ibu ku, mungkin ini tak jadi masalah."

Ia pun mengangguk, lalu menggandeng tangan ku, seraya berkata agar aku cepat-cepat berjalan... Singkatnya ia pun menginap dirumah ku, untuk saja ibu pengertian dan memperbolehkan dirinya untuk menginap.

Beberapa kali aku memikirkannya, aku terbawa akan angan dalam sebuah cerita masa lalu... Ingatan itu seolah-olah telah kembali namun, sebenarnya ia masih samar di dalam diriku. Aku seperti terlahir kembali, mempunyai hubungan yang rumit dan mulai melangkah dengan bahagianya.

"jangan pergi! Tetaplah disini!" teriak ku namun dia hanya tersenyum dan tetap melangkah jauh dari ku.

Kadang aku berkhayal bisakah di tempat ini turun salju atau pun musim semi yang indah?

Rengkuhan, membuat ku tak bisa bergerak, waktu tak berjalan, diri ku memanjang bagai mie.

"Edo... Bangun..." suara ibu membangunkan ku... Pagi yang dingin ia sudah bangun, membantu ibu ku menyiapkan makanan... Aku tak pernah menyangka, disaat ini ia sungguh bersikap seolah-olah ia seperti ibu rumah tangga, begitu cekatan memotong beberapa bahan masakan.

Sesudah sarapan aku pun mengantarkannya pulang, ya aku juga harus cepat-cepat kesekolah, melewati taman ini... Taman kenangan antara aku dan dirinya... Taman dimana hubungan kami yang  kedua kalinya dimulai.

"Kilatan petir menyambar disaat langit hanya mendung... Angin mulai berhembus kencang menghantam tubuh, menyibak rambut, menyentuh kulit dengan kedinginan."

Kami berpisah di persimpangan jalan karna arah kami berbeda.

Desember mulai mendingin, hujan pun kini banyak menyapa ku di setiap paginya, aku pun mulai memanaskan air untuk menyirami tubuh ku.

Kadang aku memaki jaket untuk menghalangi dari kedinginan ini...

Ia masih sama selalu menunggu kepulanganku di gazebo itu, bercerita banyak hal mengenai dirinya dan mengenai beberapa hal yang ia lihat.

Senyum manis, tingkah konyol, dan marah yang begitu imut darinya, aku tak pernah bosan akan hal itu darinya

Tanggal mulai berganti, hari-hari terlompati dengan kebersamaan ini, mempunyai waktu bersama disetiap harinya.

Saat ia mengetahui nilai rapor ku, ia tak henti berkata aku bodoh dalam banyak hal ia memarahi ku melebih ibu ku.

Aku hanya diam saat ia memarahi ku, menundukkan kepalaku, aku tak berani menatapi dirinya.

Hari itu ia mengakhir nya dengan pukulan dikepala ku, sungguh kejam... Huh...

Aku masih saja berjalan dengan menundukkan kepala ku, ia tepat berada di samping ku, aku mencoba meraih tangannya menggenggam erat tangan itu.

"mungkin kamu kesal akan diriku yang mempunyai nilai rapor yang di bawah bayangan mu. Mungkin kamu kesal karena selama kamu mengajari ku, kamu berharap nilai ku memuaskan. Mungkin kamu kesal dengan tingkah ku yang main-main dengan ini. Sungguh aku tak bisa berkata maafkan aku raha karna, sungguh kata maaf dari ku itu nantinya akan membebani diri mu, dan seakan nantinya kamu yang salah, padahal kamu sudah berusaha keras terhadap Ku."

Perlahan aku menyenderkan dirinya di sebuah pohon dan mencium dirinya

"Kamu curang Edo Humzzz."