Chereads / BLUE. / Chapter 23 - Bab 23

Chapter 23 - Bab 23

Jujur aku mulai memiliki rasa cinta yang sangat besar terhadapnya, ingin selalu bersama, tertawa, melihat wajah cemberut nya yang begitu imut dan mengemaskan.

Aku mulai memahami kenapa aku yang dulu begitu mencintainya.

Hari ini aku berniat mengajaknya kencan, awalnya aku gugup disaat aku sudah tepat di depan pintu rumahnya, aku ragu-ragu untuk mengetuk pintu rumahnya, tangan yang ku kepalkan dan hendak mengetuk pintu itu tapi... Kembali lagi aku urungkan niat ku itu, tapi aku berpikir sudah sejauh ini masa aku harus kembali ke rumah sih.

Akhirnya aku pun mulai lagi mempunyai keberanian namun... Sebelum aku hendak mengetuk pintu itu, tiba-tiba saja pintu itu terbuka dan aku melihat nya yang tepat di hadapan ku, aku sangat terkejut dan ia tak kalah terkejut juga...

"Anu... Ah... Aku mau ngajakin kamu jalan-jalan." Jawab ku saat ia menanyakan sedang ada perlu apa aku ke rumahnya,

"imut nya kekasih ku saat malu-malu, tapi... Aku... Tunggu sebentar." Ucapnya sembari mempersilahkan diriku masuk ke rumah nya.

Aku agak bingung saat berada dalam rumah yang bisa dibilang besar itu, aku tak merasakan keberadaan orang tuanya dirumah itu.

Awalnya aku berpikir bahwa mereka pasti sedang bepergian, namun saat aku menanyakan hal itu, ia bilang bahwa hanya dia seorang yang tinggal dirumah ini, orang tuanya tinggal jauh dikampung kelahiran Nya.

Mengetahui itu aku mulai merasa gugup dan cemas dan berpikir bawah hanya ada kami berdua dirumah ini yang artinya?

Astaga aku berpikiran yang tidak-tidak.

Akhirnya ia pun siap dengan pakaian terusan yang sangat cocok dan menambah kecantikannya, aku tertegun lalu ia buyarkan semua itu, kini ia berada tepat di hadapan ku, entah dari mana aku memulai semua itu dengan mencium bibir yang sudah memakai lipstik dengan aroma mawar, bibir lembut dan basah, air liur menjadi satu ia memejamkan matanya begitu juga aku, kami menikmati setiap momen ciuman yang romantis ini.

Bermain-main dalam mulutnya aku tak ingin ini cepat selesai... Namun jika aku teruskan ini akan menjadi petaka pada akhirnya, aku tak ingin nafsu mengalahkan kami.

Aku pun menyudahi ciuman itu, "Maaf aku membuat lipstik mu menjadi berantakan." Ucapku lalu meminta izin untuk membersihkan bibirku dari sisa-sisa lipstik yang menempel.

"AGHHH!!!" teriaknya ditengah2 adegan pembunuhan di film yang kami tonton... Sontak saja para penonton lain menyuruh kami diam, ia memegangi lengan ku dengan erat lebih tepatnya mencengkeram lengan ku, ia begitu ketakutan dan bersembunyi di balik tubuhku.

Dengan tetap mencengkeram erat lengan ku. Hembusan nafas dari hidungnya terasa menusuk melewati baju ku.

Kali ini aku yang merinding tapi ini merinding bukan disebabkan menonton film horor itu namun...

Wajah ketakutannya begitu mengemaskan aku ingin sekali menciumnya rasanya ini sungguh sangat tak bisa ditahan lagi.

"kalau begini aku bakal ciumi kamu loh." Bisik ku dengan godaan terhadap dirinya.

Tapi tetap saja ia meringkuk di sisi ku menyembunyikan wajahnya menahan ketakutan.

"udah jangan takut lagi. Kan film nya udah selesai." Ucap ku dan dia masih saja ketakutan memegangi ku dengan erat menyembunyikan wajahnya di punggung ku, orang-orang mulai memperhatikan kami berdua dengan tatapan aneh...

"gara-gara kamu aku menjadi ketakutan. Jadi kamu harus menginap dirumah ku."