CERITA INI HANYALAH HAYALAN SEMATA DARI SANG PENULIS.
Mulai nya aku tak tau, namun setelah beberapa bulan masa SMA ku.
Aku menyadari, betapa beratnya kehidupan remaja ku.
Dulu sewaktu aku masih anak-anak, aku berpikir bahwa, masa remaja adalah masa yang menyenangkan, yang dulunya aku selalu di awasi oleh orang tua dan karena sekarang aku sudah beranjak dewasa mereka mulai membiarkan ku melakukan sesuatu yang aku mau.
Namun itu hanyalah hayalan.
Semenjak aku mulai menjadi Siwa SMA, aku menyadari betapa mengenakkannya masa kecil dulu, bermain bola, mandi disungai, memanjat pohon, dan masih banyak lagi.
Namun sekarang waktu itu hanya bisa ku habiskan dengan menatap buku setiap harinya, berangkat sekolah jam 6 pagi, lalu pulang dari sekolah jam 5 sore, tiba nya dirumah aku harus mengerjakan tugas sekolah, aku tak mempunyai waktu luang, kadang aku harus membatu ibu untuk mengurusi rumah makan keluarga kami.
Sab'tu dan minggu...? Hah... Aku harus mengikuti les musik, jadi otomatis waktu ku... Ya tak ada waktu luang.
Semenjak dua bulan masa SMA ku, aku begitu bayak memiliki teman, ada teman sehobi, ada teman karena merasa cocok saja, atau ada teman karena sama-sama pintar bermain musik, ya... Musik bukanlah hobi ku, aku hobinya menggambar, tak lain.!
Aku pikir jika aku tak memiliki waktu luang, harusnya aku memanfaatkan waktu disekolah ini sebaik yang aku bisa.
Aku begitu menikmati waktu disekolah ini, bercanda ria bersama teman atau pun menggambar dan memainkan violin ku, mereka selalu mendengarkan setiap aku memainkannya, gesekan yang dihasilkan bow ke string menghasilkan nada klasik yang indah untuk di dengar, ya aku sangat menyukai instrumen musik klasik.
Setiap aku mulai memainkannya aku merasa, aku terbang ke angkasa, bermain dengan burung-burung putih disana, mereka ikut bernyanyi sembari aku tetap memainkan violin ku.
Birunya langit, putihnya awan, hangatnya sengatan matahari membuat ku semakin bersemangat memainkannya.
"ting, ting, ting."
Lonceng pulang berbunyi, dengan segera kami menyudahi itu dan pulang ke rumah masing-masing.
Beberapa bulan kemudian...
Aku tak tau, apakah bulan ini adalah awal musim hujan atau bukan?.
Tiba-tiba saja mendadak hujan dan begitu deras, untung aku dengan cepat berteduh di gazebo ditaman kota.
Hujan masih saja mengguyur, hari mulai gelap mungkin sekarang suda jam 6 sore.
Dingin...!
Aku ingin sekali cepat pulang namun, bila aku pulang dengan ke adaan masih hujan, nanti seragam sekolah ku akan basah, aku tak punya lagi seragam sekolah untuk aku kenakan ke esokkan harinya.
Berrr...!
Dingin makin terasa dikulit ku.
Mungkin ibu ku sedang cemas memikirkan aku, pada saat ini mungkin ia merenung di jendela sembari memikirkan aku anaknya yang tak kunjung pulang ke rumah.
Huh...
Kapan hujan akan berhenti...
Ku rogohkan isi dalam tas, mengambil buku dan pensil dan mulai menggambar sketsa alam yang ada disini, mungkin akan aku salin nanti dibuku gambar ku.
Sembari menunggu hujan redah tak ada salahnya aku menggambar.
Aku begitu asyik menggambar dan tak mengetahui bahwa hari makin gelap dalam benak aku berpikir saat gambar ini selesai dan hujan masih tetap saja tak mau berhenti aku terpaksa harus pulang dalam ke adaan berhujan-hujanan.
Rupanya pemandangan ditaman kota ini tak buruk sama sekali.
Cukup menarik untuk aku jadikan bahan untuk membuat komik.
Apakah aku harus segera pulang, tapi mungkin besok aku harus absen.
"permisi apakah boleh saya ikut berteduh disini?"