°
°
°
Alena duduk di tepian ranjangnya sembari melihat-lihat beberapa poto yang ada di laman Instragram sekolahnya. Ia bahkan memperbesar tiap poto yang ia lihat sekedar untuk mencari seseorang di sana, siapa lagi jika bukan Alex.
"Lo emang ga pernah berubah ya, Lex. Sifat bocil lo emang mendarah daging banget." ucap Alena pelan sambil tersenyum.
Setelah puas melihat-lihat poto itu, Alena langsung mematikan hpnya dan mengambil charger untuk mengisi daya. Kemudian ia kembali ke ranjangnya, menarik selimut hingga menutupi atas dadanya, mengambil guling dan memeluknya erat.
Mencoba mencari posisi ternyamannya, Alena sedikit memiringkan badannya. Dan saat di posisi itu, ia melihat sekeranjang buah yang dimana terdapat pisang di sana. Alisnya saling bertaut saat menyadari sesuatu...ia kembali mengingat kejadian 2 hari lalu dimana itu adalah hari kedua bagi siswa/i baru dalam Masa Orientasi Siswa.
"Kulit pisang..." ucapnya pelan.
Flashback on
Salah seorang senior dari OSIS yang merupakan bagian dari sekbid IT bernama Dito berjalan cepat mengelilingi barisan siswa/I baru sambil memegang kamera untuk mengambil rekaman. Ia terus berjalan, menyelinap ke semua barisan bahkan barisan yang sangat rapat pun ia lewati dengan paksa.
"Say hiii." ujar Dito kepada salah satu gadis berhijab di dekatnya.
"SAY HIII." desaknya sambil menyenggol bahu gadis itu mengenakan bahunya, namun gadis itu tetap tak mengucapkan kata 'hii', jangankan mengucapkan satu kata itu, gadis itu bahkan tidak menoleh ke arah Dito ataupun sekedar melirik laki-laki berbadan besar itu.
"SAY HIII." ulangnya lagi, namun kali ini sembari menarik kalung id card yang gadis itu, menyebabkan gadis berhijab itu sedikit terhuyung ke arahnya namun…saat tubuh gadis itu hendak menubruk tubuh besar laki-laki itu, satu tangan mulus menarik gadis itu berlawanan arah.
Pemilik tangan itu langsung membantu gadis itu mendapatkan keseimbangan kembali, setelah itu ia menatap Dito dengan kepalanya yang miring ke arah kiri. Di sisi lain, Dito malah tersenyum tanpa rasa malu sedikitpun. Ia malah tersenyum sembari mengarahkan kameranya ke wajah pemilik tangan itu.
"Al..alena?."
"Yaps, gue Alena." ulang Alena sembari melemparkan id cardnya ke punggung.
Raut wajah Alena terlalu datar dan terlalu sulit untuk diartikan oleh Dito, maka tanpa ambil pusing ia langsung menurun naikkan kameranya. Ya, ia mengarahkan kamera itu dari ujung sepatu Alena hingga ujung rambut Alena yang terikat dengan rapi.
"MESUM LU, JINGAN!."
Brakkk
Kamera yang semula dipegang Dito kini sudah tergeletak di lantai lapangan. Wajah Dito seketika berubah, wajahnya menjadi pucat, mungkin karena rasa kagetnya. Tangannya langsung terkepal kencang, dan beberapa detik kemudian rahangnya mulai mengeras.
"Jadi senior tuh harus punya attitude." ujar orang yang sengaja menabrak tangan Dito tadi.
"Ka…kamera gue…."
°°°
"Alex, kamu di sini masih seorang siswa baru yang bahkan belum resmi menjadi bagian dari sekolah ini." Andre-Ketua OSIS SMA Saturn- akhirnya turun tangan, mencoba menyelesaikan masalah antara Dito dan Alex.
Ya, itu memang Alex. Seperti biasanya, emosi Alex memang tidak bisa dideteksi ataupun dikontrol, meski oleh dirinya sendiri. Ia bahkan mengaku bahwa saat berteriak dan menabrak tangan Dito, itu merupakan gerak refleksnya. Namun percuma, Dito tetap tidak mempercayai apapun yang Alex katakan dan malah bersikeras untuk menjatuhkan hukuman kepada Alex atas dasar ketidaksopanannya. Hal ini jugalah yang membuat Alex menarik kencang urat sekitar lehernya, mana mungkin Alex mau menerima hukuman itu, terlebih lagi semua orang di ruangan ini sadar jika Dito-lah yang tidak sopan kepada siswi-siswi baru.
"Oke, fine. Kalau emang gue bakalan dihukum yaa silahkan, gue terima-terima aja. Soalnya gue GENTLE." Alex menekan kata terakhirnya dan sedikit melotot ke arah Dito.
"Yaudah sini lo!." Dito beranjak dari tempatnya hendak mendekat namun Alex turut beranjak dan berdiri di hadapan Andre dengan senyuman miring di wajahnya.
"Jika gue dihukum karena ga sopan ke cowok, Dito harus dihukum karena ga sopan sama cewe. Gue terima hukumannya untuk berdiri 3 jam di bawah tiang bendera, tapi gue mau hukuman Dito…seharian pakai seragam cewe ditambah hijab yang super duper panjang."
"WOII GUE GA MAU, APAAN?!." Dito mencengkram kerah baju Alex dan menarik laki-laki itu beberapa meter ke belakang.
"APAAN MESUM?!," Alex menggerakkan tubuhnya dengan kasar, cengkraman Dito pun lepas.
"MAKANYA KALAU LO MAU NGEHUKUM ORANG TUH LIAT-LIAT DULU! LO YANG SALAH LO YANG MARAH-MARAH! SAKIT JIWA LO? SINI GUE ANTER KE RSJ! GA ADA UANG LO? SINI GUE BAYARIN! KURANG BAIK APA COBA?!." sambungnya sambil melangkah pelan, membuat Dito ikut melangkah mundur hingga punggungnya menabrak dinding.
"Ok…oke, gue paham. Lo-," Andre berdiri dan menunjuk Dito.
"Lo antar Alex balik ke barisannya, jangan diapa-apain." sambungnya yang dibalas anggukan oleh Dito.
Senyum Alex tak dapat disembunyikan, ia menang lagi dalam hal berdebat, seperti biasanya dan seperti yang ia harapkan. Ia pun mengambil langkah pertama meninggalkan ruangan itu dengan gaya santainya yang khas.
"Ya kali gue mau dihukum." ucapnya sambil terkekeh pelan.
°°°
Hari MOS kedua pun kembali berjalan namun ada yang aneh pada hari ini, hari MOS kedua ini benar-benar tak semulus hari sebelumnya, setelah perkara Alex-Dito selesai kini salah satu senior OSIS kembali mengalami perkara dan kali ini cukup membuat beberapa orang bingung sekaligus merinding. Karena, perkara selanjutnya terjadi setelah 55 menit kemudian dan itupun kembali terjadi kepada orang yang sama, ya…Dito.
25 menit yang lalu, Dito ditemukan pingsan dalam keadaan kepalanya yang mengeluarkan cukup banyak darah. Bukan hanya itu, saat ia dibawa ke UKS dan diperiksa oleh Dokter ternyata tulang pada bagian kaki kiri Dito mengalami keretakan. Dalam keadaan seperti ini, Pak Rio selaku Pembina OSIS mengambil jalan tengah yaitu dengan memberikan waktu istirahat sedikit lebih lama kepada seluruh siswa/I baru dan tentunya seluruh anggota OSIS, hal ini ia lakukan karena ingin mengurangi besarnya persentase perkara yang mungkin akan terjadi lagi saat agenda dilaksanakan.
Setelah menyampaikan pengunguman untuk membiarkan seluruh siswa/I baru beristirahat di aula utama dengan waktu yang sedikit lebih lama, Pak Rio langsung kembali ke tempat dimana Dito ditemukan pingsan. Dan saat ia sampai, Pak Rio langsung meneliti secara perlahan, mencoba mencari kunci atas pingsannya Dito. Saat Pak Rio sedang menitikpusatkan pikirannya pada masalah itu, Andre melintas di depannya.
"Assalamualaikum, Pak." Sapa Andre sopan.
"Wa'alaikumsalam, Nak Andre."
"Bapak pasti lagi mikirin perkara Dito, kan Pak? Saya rasa percuma memikirkannya, Pak. Bagaimana jika kita langsung ke ruang CCTV, Pak."
°°°
Tak ada pilihan lain selain mencoba ide Andre. Keduanya pun kini sudah berada di ruang CCTV, namun sialnya…seluruh CCTV di sekolah itu mendadak mati, dan seluruh rekaman sebelumnya hilang tanpa bekas sedikitpun.
Benar-benar tak terduga, Pak Rio langsung menjatuhkan dirinya di atas sofa sambil memegangi dahinya yang tiba-tiba terasa sangat sakit.
"Berarti ini sudah disengaja oleh seseorang, Pak." celetukan Andre disetujui oleh penjaga ruang CCTV itu dengan anggukannya.
"Kenapa kamu bisa menyimpulkan ini adalah kesengajaan seseorang."
"Saat saya bertemu dengan Bapak, saya sedikit memperhatikan sekitar. Dan saya melihat beberapa kulit pisang serta sedikit genangan minyak, apalagi setelah mengetahui secara mendadak CCTV sekolah mati dengan rekamannya yang sudah hilang tanpa jejak, Pak."
"Lalu, kita harus bagaimana?."
"Saya sendiri bingung, Pak. Jika kita menyatakan masalah ini adalah keteledoran dari Dito, saya rasa mereka semua akan percaya, Pak. Tapi, itu artinya kita melakukan kebohongan."
"Hmmm."
Pak Rio berdiri dari tempatnya, raut wajahnya terlihat tengah menimbang keputusan apa yang akan diambil mengenai masalah ini, haruskah mereka berbohong atau mencoba mencari tahu lagi.
"Pak?."
"Baiklah. Kita nyatakan ini hanyalah keteledoran Dito."
Flashback off
°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Assalamualaikum.
Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam.
Happy reading
Instagram : @meisy_sari
@halustoryid
Maafkan bila terdapat typo🙏🏻
Tinggalkan saran kalian❤