"Su-sudah selesai, kalau ada yang tidak anda suka, katakan saja," ucap Hanna ragu sambil menyodorkan cermin ke depan wajah Junhyuk, pria itu langsung mengambil cermin yang di berikan Hanna lalu memperhatikan make up wajahnya dengan seksama, mencari kesalahan dan kecacatan hasil kerja Hanna sebelum syuting berlangsung, sebab dia bisa malu kalau cacat make upnya terlihat saat take gambar.
Sedikit tidak dia sangka, ternyata polesan make up dari tangan mungil Hanna tampak bagus di wajahnya, malah sepertinya lebih bagus dari pada hasil make up staff biasanya, wajahnya kini tampak lebih segar karena polesan ringan dan tipis, kulit Junhyuk memang sudah bagus hingga Hanna pikir tak perlu memolesnya dengan foundation tebal full cover yang bisa saja membuat kesan wajahnya berat.
Junhyuk terlihat puas sebab wajahnya terlihat natural seakan tanpa make up. Masih setia ia memandangi cermin berpantul bayang wajah dirinya sendiri itu.
"Waaah ... hasilnya bagus, tampak sederhana dan segar. Kerja bagus Hanna." ucap Suho yang tiba-tiba sudah berdiri di dekat keduanya, membuat Hanna tersipu malu karena komentar Suho atas hasil kerjanya. Apalagi, Junhyuk terlihat puas, Hanna merasa lega.
"Terimakasih Seonbae," sahut Hanna malu sambil tertunduk, wajahnya merona sedikit, ia seakan menunggu saat-saat bisa di puji oleh Suho.
"K-kerja bagus!" ucap Junhyuk sedikit terbata, seakan mulutnya sulit bicara sesuatu yang baik terhadap Hanna.
Gadis itu mengerjap mendengar pujian Junhyuk padanya, tidak ia sangka ternyata Junhyuk juga manusia. Ia jadi tersenyum simpul sambil tertunduk malu, "Terimakasih ...." ucapnya lirih.
"Ekhem ... ekhem ...." Junhyuk berdeham, mengalihkan lonjakan rasa girangnya melihat bagaimana Hanna tersenyum karena ucapannya.
Suho menatap dua orang di hadapannya bergantian, senyum geli terukir di bibirnya dan rencana-rencana jahil sudah ia susun di kepalanya. Sudah lama ia tak melihat Junhyuk antusias pada orang lain seperti sekarang ini pada gadis itu. Sejak kejadian beberapa tahun lalu, Junhyuk berubah jadi orang super dingin dan menyebalkan, semata-mata untuk menutupi rasa getir di hatinya.
"Annyeong haseyo, Seonbaenim ...."
Seorang aktris muda yang menjadi pasangan Junhyuk dalam drama ini mendatangi tenda mereka dan menyapa Junhyuk dengan sopan sambil membungkukkan badannya. Senyum cantik terukir di bibirnya. Hanna bahkan tak berkedip melihat wanita itu secara langsung, sangat amat cantik dibandingkan hanya melihatnya di layar televisi. Hanna sampai berpikir apakah orang itu bahkan manusia? bagaimana bisa secantik itu? Ia yakin kulitnya memang benar-benar mulus terawat, bukan hanya trik make up saja.
"Ya, annyeong ...." Junhyuk menjawab sapaannya dengan apa adanya, Hanna sedikit terkejut dan tidak enak sendiri karena sikap tak acuh Junhyuk pada perempuan tersebut. Ia jadi sedikit membungkuk sambil tersenyum saat perempuan itu melirik padanya. Setidaknya, Hanna tak mau dianggap sama songongnya dengan Junhyuk.
Aktris itu hanya melirik sekilas pada Hanna, lalu membuang mata ke arah Junhyuk lagi, ia hanya memastikan Hanna tak menertawakannya karena sikap tak acuh Junhyuk padanya barusan. Tak ada intensi untuk beramah tamah pada Hanna.
"Senang bertemu denganmu Junhyuk seonbae, mohon bantuannya selama syuting drama ini ... tolong bimbing saya." sapa ramah Kim Rosie (nama aktris muda itu) dengan membungkukkan badannya sopan pada Junhyuk selaku senior di industri hiburan Korea selatan. Adalah suatu norma tak tertulis yang berlaku di masyarakat untuk menghormati senior dengan menyapa dan beramah tamah lebih dulu, selain juga, Rosie punya ketertarikan khusus pada Junhyuk, menurutnya Junhyuk yang dingin sungguh lebih menantang untuk ditaklukkan.
"Ah, ya ... mohon bantuannya juga," balas Junhyuk seadanya dengan wajah datar tak begitu antusias, baginya basa-basi seperti ini membuat dirinya tak begitu nyaman. Itu sebabnya orang-orang menganggapp dirinya kurang sopan karena enggan melakukan hal yang sudah menjadi norma di dalam lingkungan sosial. Junhyuk muak dengan basa-basi, kejadian tak mengenakkan dahulu benar-benar mempengaruhinya dalam memandang kebiasaan berbasa-basi itu. Ia memilih jadi orang yang ketus.
Hanna tanpa sadar tercekat dan menahan napasnya sendiri melihat bagaimana Junhyuk berlaku, ternyata pria itu tak hanya bersikap seperti itu padanya dan semua orang di kantor agensi saja. Bahkan pada gadis secantik Rosie pun dirinya berlaku sama.
***
Syuting dimulai, adegan demi adegan diambil cukup cepat dan hanya beberapa adegan yang perlu diulang, itupun bertujuan sebagai pilihan stok gambar adegan agar bisa dipilih yang paling bagus untuk di masukkan dalam scene dramanya nanti pada saat tahap editing.
Hanna berdecak kagum dari tempatnya duduk, Junhyuk benar-benar jadi orang yang berbeda saat syuting berlangsung, auranya segera berubah dan ... Hanna tak bisa bohong kalau Junhyuk cukup mempesona saat itu. Senyum Junhyuk yang jarang sekali tampak di kehidupan nyata, bisa Hanna nikmati sepuasnya saat pria itu sedang beradu akting di depan kamera.
Beberapa kali Junhyuk mencuri pandang ke arah Hanna duduk, tersenyum tipis saat melihat Hanna yang tampak menatap lekat ke arahnya dan entah mengapa hal itu membuatnya semangat untuk melakukan yang terbaik dan menunjukkan kemampuan akting yang mumpuni, sesuai dengan julukannya Kang Junhyuk sang Superstar!
"Junhyuk memang berbakat." Suho tiba-tiba duduk di sebelah Hanna, mengikuti arah pandang Hanna dan agak mengejutkan gadis itu sebab tadinya ia sedang fokus menatap Junhyuk.
"Aah ... benar Seonbae, baru kali ini saya melihat Junhyuk beradu peran di lokasi syuting secara langsung." Hanna malu-malu, mengakui kekagumannya.
Suho menoleh, menatap Hanna dengan senyum penuh arti. "Ngomong-ngomong, bagaimana kalau kau panggil aku Oppa, alih-alih seonbae?" tanya Suho tiba-tiba.
"O-oppa?" gagap Hanna, tidak menyangka Suho mengatakannya.
"Yap, agar terasa lebih akrab, bagaimana?" Suho mengangguk sambil bicara.
"Aahh ... b-baiklah, Suho ... o-oppa?" sedikit canggung Hanna berucap.
"Hahahaha, bagus, aku suka caramu memanggil. Kau lucu sekali sih Hanna." Suho mengacak rambut Hanna gemas.
"DASAR SIALAN! KAU PIKIR AKU AKAN DIAM SAJA, HAH?!!!"
Suho dan Hanna sama-sama terkejut dan seketika berpaling menatap Junhyuk kembali, ternyata ia masih take gambar dalam adegan. Suho terkikik geli, ia sepertinya tahu kenapa Junhyuk menggebu pada dialog itu, yaah ... setidaknya itu berefek bagus pada hasil aktingnya.
Hanna menghela lega sebab menyadari Junhyuk sedang ber-akting dan tidak benar-benar marah, tadinya ia terkejut sekali. Sepertinya seringkali dibentak Junhyuk memberi sedikit efek trauma di alam bawah sadar gadis itu, huft ....
Jam makan siang sudah tiba, semua staf dan kru syuting segera beristirahat dan makan siang segera agar tak menyia-nyiakan waktu. Mendung tampak bergelayut dan syuting luar ruangan akan sulit dilakukan sehingga sutradara memutuskan akan meneruskan syuting dengan adegan dalam ruangan. Setelah makan siang, mereka akan bergerak menuju lokasi syuting dalam ruangan yang sudah di set sebelumnya oleh kru yang bertanggung jawab.
"Junhyuk-ssi, anda ingin makan siang dengan apa?" tanya Hanna hati-hati, ia jadi takut karena melihat mood Junhyuk yang tampak buruk lagi setelah adegan terakhir tadi.
"Ambilkan saja makanan yang ada, aku tidak pilih-pilih." Junhyuk menanggapi dengan datar sambil kembali membaca naskah di tangannya yang sibuk ia bolak-balikan, entah kenapa ia sebal.
"Baiklah, tunggu sebentar." Hanna hendak beranjak mengambil prasmanan yang terhidang sebagai makan siang di food truck.
"Hanna, mau kemana?" tanya Suho yang baru saja tiba di dekat mereka.
"Aah ... aku akan pergi mengambil makan siang Oppa, apa Oppa mau diambilkan sekalian?" tanya Hanna polos, tatapan tajam seketika dilayangkan Junhyuk.
"Tidak, tak apa. Aku bisa ambil sendiri." Suho tersenyum hangat, mengacak rambut Hanna pelan. Sorot mata membara mengawasi interaksi mereka berdua.
'Cih, oppa? sejak kapan mereka sedekat itu?' batin Junhyuk sinis. Entah kenapa rasanya ingin sekali menonjok hyung nya yang tiba-tiba jadi menyebalkan.
Hanna beranjak menuju food truck, mengambil makan siang untuk Junhyuk dan dirinya sendiri. Meninggalkan Suho dan Junhyuk di dalam tenda mereka.
"Cih, Oppa?" sindir Junhyuk tanpa menatap Suho.
Orang yang disindir justru tersenyum, berusaha menahan gelaknya karena sikap Junhyuk. Semua rencananya tepat sasaran dan dugaannya benar.
"Kenapa? Kan bisa membuat lebih nyaman karena kita akan terus bekerja bertiga untuk kedepannya." sahut Suho santai sambil duduk di kursi.
"Aku tidak tahu kau bisa se-modus itu Hyung," picing Junhyuk pada sang manager, ucapannya merujuk pada sikap Suho sejak ia mengacak rambut Hanna tadi sampai ia mendengar gadis itu memanggil Suho dengan sebutan Oppa.
"Hahahah, modus? Aku hanya berusaha agar akrab dengannya supaya dia jadi nyaman bekerja dengan kita. Kau sudah cukup membuatnya canggung Hyuk-ah."
"Cih!" Junhyuk semakin sebal, ia memalingkah wajahnya dengan malas, kata-kata Suho memang benar dan itu membuatnya tak bisa bicara apa-apa lagi.
Hanna datang tak lama kemudian, meletakkan makan siang Junhyuk di hadapan pria itu, dan mulai menyantap makan siangnya sendiri sambil bicara akrab dan luwes dengan Suho.
Sementara Junhyuk? Sudah ah, jangan ditanya bagaimana tampangnya sekarang ini.
Sejauh ini, rencana usil Suho berhasil, reaksi Junhyuk benar-benar sesuai dengan ekspektasinya. Pria itu bahkan tidak bisa menahannya meski sedang take gambar, untung saja adegannya sesuai, kalau tidak bisa berkali-kali ia mengulang adegan sama dan membuat marah sang sutradara. Hahah