"Daehagsaeng!"
Aish! Gawat, apalagi sih ini! desis Hanna dalam hati. Seolah setiap kali terlibat dengan Junhyuk maka kesialan akan bertubi-tubi menimpa setelahnya.
Hanna berpaling, mencoba tak menghiraukan orang mabuk yang jelas-jelas punya maksud saat memanggilnya barusan. Tapi baru selangkah Hanna berbalik, tiba-tiba tangannya dicekal om-om bau alkohol itu. Sepertinya dia orang yang baru saja selesai makan bersama dengan rekan sekantornya sebab kemeja putih dan dasi yang sudah berantakan masih ia kenakan dengan gaya jalan sempoyongan khas orang teler. Jangan lupakan bau napasnya yang sangat membuat tak nyaman karena aroma alkohol yang sangat kuat, Hanna menebak-nebak berapa botol soju yang sudah ahjussi ini minum.
"Lepas!" pekik Hanna dengan wajah benci terhadap laki-laki itu, diikuti kakinya yang berusaha menjauh sesegera mungkin.
"Eeeiii ... tunggu dulu, kenapa sih wanita sekarang semua sok jual mahal! Kau pikir kau secantik apa sampai bisa mengabaikan aku!" omel lelaki itu dengan suara tak begitu jelas sambil terus mencengkram pergelangan Hanna yang sudah kembali ia sambar sebelum Hanna sempat mengelak.
"Tolong lepaskan! Kalau tidak saya akan teriak sekarang!" desis Hanna tajam, ia paling benci orang-orang seperti ini.
TAP
"Lepaskan tangan anda." Kyungsoo muncul tiba-tiba dan memegang tangan ahjussi mabuk itu agar segera melepas cengkramannya terhadap gadis tersebut.
Ia menatap dingin pada orang itu, tentu saja apa yang ia lakukan berhasil mengintimidasi ahjussi tersebut karena perbedaan tinggi badan mereka, tatapan dingin dan meremehkan dari Kyungsoo sukses membuat ahjussi tersebut ciut dan menyentak tangannya terhadap Hanna lalu melengos pergi dengan sungutan tak henti dari mulutnya.
"Kau tak apa-apa?" Kyungsoo kini berbalik menatap Hanna yang sedang mengurut pergelangannya, ia membalas tatapan Kyungsoo lalu menggeleng dan tersenyum kecil.
"Aku tidak apa-apa, terimakasih sudah menolong, K-kyungsoo-ssi ...." Hanna menunduk malu ketika mengucapkannya.
"Oke, tidak masalah, aku khawatir karena kau tak kunjung kembali, sedangkan temanmu terus saja mengoceh di dalam, heheh." balas Kyungsoo dengan kekehan kecilnya saat menyadari Hanna yang canggung bersikap, menurutnya itu menggemaskan.
"Aah ... maaf, Sohee memang anak yang ceria dan mudah bicara apapun yang dia inginkan." jelas Hanna.
"Hahah, aku tau, aku sekelas dengannya di kelas 11, ingat?" sahut Kyungsoo santai.
"Aah ... iya, benar. Dunia sempit sekali."
"Hahaha, yah aku juga berpikir begitu. Tapi ... ngomong-ngomong, kenapa kau tak pernah lagi terlihat di kampus? Bukankah kau juga mengambil mata kuliah prof. Jung?" tanya Kyungsoo penasaran sebab selama ini ia mencari Hanna di kampus dan berharap bisa ngobrol dengannya.
"Oh! Aku membatalkan kelas itu dan mengganti semua jadwalku dengan kelas online, karena yaaah ... kau tau ... aku harus bekerja untuk mengganti biaya perbaikan ponselmu."
"Oh ya? Astaga ... sebenarnya ganti rugi itu hanya alasanku agar bisa dapat nomor kontakmu, Hanna." Kyungsoo sedikit malu mengatakannya, ia jadi tersipu dan menggosok tengkuknya sendiri. Sedangkan Hanna mendelik tak percaya.
"A-aaah ... Be-begitu?" gadis itu bingung harus bicara apa sekarang.
"Heheh, kertas berisi nomor ponselmu waktu itu, aku menghilangkannya. Makanya aku senang sekali bisa bertemu denganmu disini." ucap jujur Kyungsoo, tampak jelas dari binar matanya yang kini kembali berani menatap gadis di hadapannya.
Hanna mengangguk-angguk perlahan, bingung menanggapi ucapan pria dihadapannya, ia serba salah antara menawarkan untuk memberikan nomornya kembali atau membiarkannya saja, kalau tiba-tiba dia menawarkan nomornya, bukankah itu akan terkesan ia sedang kege-eran?
"Boleh aku ... minta nomor kontakmu lagi?" tanya Kyungsoo ragu.
"Aah, tentu saja ... lagipula aku juga harus punya nomor kontakmu agar bisa mengabari saat aku sudah punya uang ganti ruginya." Hanna mengeluarkan ponselnya, ternyata dia tidak perlu repot-repot berpikir karena Kyungsoo cukup inisiatif untuk meminta lebih dahulu.
"Soal itu ... kau tak perlu khawatir, kau tak perlu menggantinya Hanna,"
"Tidak tidak! Aku tetap akan menggantinya karena memang aku yang salah dan tak hati-hati hingga merusak ponselmu. Biarkan aku mengganti biaya perbaikannya." sahut Hanna serius dan tegas.
"Hmm ... baiklah, tapi jangan memaksakan dirimu," balas Kyungsoo sedikit lega dan ... suka? heheh
Hanna hanya tersenyum dan mengangguk saja, mereka kemudian bertukar nomor ponsel masing-masing. Tak lama, keduanya memutuskan untuk segera masuk kembali ke dalam resto. Hanna sudah semakin lapar karena baru makan beberapa potong daging saja dan sudah pasti tak cukup untuknya.
Sementara, di sebuah mobil SUV hitam yang terparkir di bahu jalan dekat resto itu, Junhyuk mengamati Hanna. Ia nyaris saja turun dari mobil saat melihat pemabuk yang memegang tangan Hanna tadi ketika ia baru saja tiba disana dan tak sengaja melihat Hanna di luar. Junhyuk memang langsung mengarahkan mobilnya ke arah kampus Hanna tanpa pikir panjang saat tahu gadis itu sedang ikut acara makan-makan, berniat berjaga kalau-kalau Hanna mabuk dan tak bisa pulang, tak tenang ia memikirkan bisa saja gadis itu di manfaatkan dan dibawa ke motel saat tak sadar.
Ia hanya tahu kalau Hanna adalah mahasiswa K'ART dan mengitari area sekitar kampus itu untuk menemukan resto yang Hanna bicarakan di telepon tadi. Saat itulah ia melihat pemabuk yang berusaha mendekati Hanna, tapi ia mengurungkan niatnya untuk turun menghajar ahjussi mabuk itu saat melihat Ha Kyungsoo muncul.
Junhyuk jadi terpaku di tempatnya memperhatikan bagaimana interaksi gadis itu dengan Kyungsoo, dan merasa bodoh karena dia bahkan tidak tau apakah Hanna punya pacar atau tidak selama ini. Ia tidak pernah terpikir kalau bisa saja gadis itu punya pacar di kampus, dan tentu saja itu bukan urusannya jadi dia juga tak bisa bertanya begitu saja.
"Aaarrgghhh ... apa sih yang ku lakukan sekarang Junhyuk bodoh?! Sial!!!" Junhyuk merutuk, menenggelamkan wajahnya pada stir mobil. Menyesali tindakan spontan yang seringkali ia lakukan kalau sudah menyangkut gadis itu. Contohnya seperti ... menunjuk Hanna menjadi asisstennya tiba-tiba karena melihat gadis itu mimisan di kantor.
"Sadarlah Kang Junhyuk!!" pekiknya tertahan, berusaha menyadarkan kepalanya yang mulai gila.
Pria itu melajukan mobilnya kembali dan pergi dari sana, ia memilih pulang saja dan mandi berendam di air hangat nanti begitu sampai rumah, ia kesal sekaligus berdebar setiap kali menghadapi situasi yang melibatkan Hanna didalamnya.
Seakan adrenalinnya terpacu begitu saja ketika nama Hanna muncul di kepala tampannya. Junhyuk tak sanggup menolak reaksi otak dan tubuhnya jika sudah seperti itu. Cuma Hanna yang bisa membuatnya uring-uringan selama ini.
Bukannya Junhyuk itu jomblo dari lahir, dia pernah beberapa kali berpacaran sebelumnya, bahkan dengan mantannya yang terakhir ia sempat bucin akut dan membuat repot Cha Suho. Tapi, entah bagaimana Hanna itu berbeda, ada sensasi berbeda yang pria itu rasa ketika Hanna tiba-tiba terlintas di pikirannya, atau ketika ia berdekatan dengan gadis itu, membuat Junhyuk sulit berpikir rasional dan mendadak matanya hanya terpaku padanya. Tubuh dan otaknya selalu saja kompak berkhianat jika menyangkut Hanna.
Ia melemparkan kunci mobilnya asal ke atas meja, lalu merebahkan dirinya di sofa sambil menopang kedua kaki diatas meja. Junhyuk mengusap wajah dengan telapaknya, merasa frustasi karena tak bisa menghilangkan bayangan Hanna bersama Kyungsoo tadi, ia sungguh penasaran apa hubungan keduanya? Apa mereka pacaran? Kenapa dia merasa kesal dan tak rela?
"Aish! Masa bodo lah! Aku mandi saja!"
Ia beranjak cepat menuju kamar mandi, memilih menenangkan otaknya yang semrawut dengan berendam air hangat dalam bathup.