Hening tercipta dalam mobil yang melaju menuju lokasi syuting Junhyuk, Suho fokus menyetir dan Junhyuk memilih tidur sejenak selama perjalanan sebelum kembali bekerja. Sudah lega perasaannya entah kenapa.
Hanna mulai merasa kantuk bergelayut di kelopak matanya dan tak mau lepas, susah payah ia menjaga agar matanya tetap terbuka, tapi entah bagaimana rasanya sulit sekali. Hal itu wajar saja sebab beberapa hari ini ia terus saja kelelahan akibat pekerjaan yang menumpuk dan tiada ampun itu, lalu sekarang pekerjaan baru sudah terpampang di depan matanya, ia harus bekerja dan jadi lelah secara fisik dan mental. Iya! fisik dan mental karena bekerja langsung di bawah Junhyuk.
"Tidurlah Hanna, nanti aku bangunkan kalau sudah sampai lokasi, kau pasti lelah kan," Suho bersuara setelah memperhatikan Hanna yang mengerjap-ngerjap menahan kantuknya sedari tadi.
"Aah ... tidak apa Seonbae, rasanya tak sopan kalau aku tidur sementara Seonbae menyetir sendirian." balas Hanna segan.
"Hahahah, tak apa Hanna, tidak perlu merasa tak enak, aku tau kau lelah, itu sebabnya kau tadi mimisan di kantor. Junhyuk pernah bilang kalau sepertinya kau melakukan terlalu banyak pekerjaan sekaligus. Jadi ku pikir wajar kalau kau lelah. Tidurlah, aku sudah biasa menyetir sendiri tanpa teman ngobrol. Heheh."
Ucapan Suho sedikit membuat Hanna mengernyitkan alisnya, tepatnya pada bagian --'Junhyuk pernah bilang kalau sepertinya kau melakukan terlalu banyak pekerjaan sekaligus'-- bagaimana orang itu tau? Oh! Apa selama ini Junhyuk memperhatikan? Aish! Rasanya tak mungkin orang seperti Junhyuk melakukan hal itu, batin Hanna jadi bergejolak dan perang sendiri memikirkannya.
"Aah ... begitukah? Baiklah Seonbae, aku memang sangat ngantuk tanpa bisa ku cegah sekarang ini. Terimakasih sebelumnya atas pengertian Seonbae." jawab Hanna sopan. Ia memutuskan tak membahas soal Junhyuk yang pernah membicarakan soal dirinya dengan Suho itu.
Dalam sekejap, Hanna jatuh tertidur entah berapa lama, hingga ia terbangun sendiri dan mendapati Suho dan Junhyuk sedang bicara, rupanya Junhyuk sudah lebih dulu bangun dan membiarkan dia tidur tanpa mengomel. Hanna jadi merasa tak enak sendiri.
"Oh, maafkan aku, aku tertidur terlalu lama." gugup Hanna sambil mengusap wajah dan sudut bibirnya, takut kalau liurnya menetes tanpa ia sadari.
"Tak apa Hanna, santai saja, sebentar lagi kita sampai lokasi." jawab Suho lemah lembut.
Junhyuk memilih diam tak menanggapi, hanya melirik sekilas pada gadis itu, dan puas sebab sepertinya Hanna sudah mulai tampak lebih hidup dan tidak lagi seperti zombie dengan kantung mata parah seperti sebelumnya.
'Benar kan, lebih baik kau bekerja untukku daripada jadi sapi perah di kantor, kau pasti merasa berterima kasih padaku sekarang.' Junhyuk membatin, senyum simpul tersungging dibibirnya sambil ia menatap naskah di tangannya.
Itu, hanya prasangka Junhyuk yang nyatanya berbanding terbalik dengan perasaan Hanna sesungguhnya, ia benar-benar terbebani saat berada di sekitar Junhyuk, dan kalau boleh menolak, Hanna akan menolak untuk jadi asissten Junhyuk.
Suho memberi sedikit arahan pada Hanna sebelum mereka sampai di lokasi, apa yang harus ia lakukan saat mengurus Junhyuk di lokasi syuting, banyak di sampaikan Suho, Hanna mengangguk paham atas arahan itu, dan merasa bersyukur karena setidaknya dia takkan jadi orang bodoh nanti saat bekerja akibat tak tahu apa-apa soal jadi asissten artis.
Sesampainya di lokasi, Ketiganya segera turun dari mobil, Hanna segera mengambil pakaian-pakaian dan peralatan yang di perlukan Junhyuk untuk syuting. Kursi lipat juga Hanna bawa meskipun ia kesulitan sebab semua barang itu berat sekali.
"Haaaih ... kemarikan kursi itu!" ucap Junhyuk tak sabar, sebab menurutnya Hanna sedang ceroboh, padahal di bisa dua kali bolak-balik untuk mengambil barang-barang itu, tak perlu memaksakan sekali angkut kalau hasilnya dia yang kesusahan. Sungguh Junhyuk tak paham dengan otak Hanna.
Ia menenteng sendiri kursi lipatnya menuju tenda tempat dirinya bersiap untuk syuting. Semua kru sudah standby dan sedang menyiapkan segala keperluan syuting drama itu. Beberapa orang sedikit mengernyit heran melihat Junhyuk mau membawa sendiri kursi lipatnya, dan nampak memperhatikan Hanna bekerja, termasuk Suho yang kini sedang senyum penuh arti.
Hanna meletakkan barang-barang Junhyuk di sekitar tempat sang aktor duduk, dibawah tenda teduh sebab mereka sedang mengambil adegan luar ruangan.
"Hyung, kenapa tidak ada make up artis yang datang mengurusku?" tanya Junhyuk heran pada Suho sekarang, biasanya para make up artist langsung melakukan pekerjaannya sesaat setelah Junhyuk duduk.
"Aaaah ... itu ... kata produser, mereka kekurangan staff make up artist gara-gara salah satu dari orang yang biasanya menjadi tim make up mendadak diare pagi tadi dan harus dibawa ke rumah sakit. Jadi, kau tunggulah sebentar sampai salah satu dari mereka menyelesaikan tugasnya."
"Haih, berapa lama aku harus menunggu? Apa tak ada orang lain yang bisa menggantikan?" Junhyuk tak sabar.
"Hmmm ... kalau tim mereka tak ada lagi, tapiii ... mungkin Hanna bisa membantu." celetuk Suho yang kini menatap Hanna, gadis itu sedang membelakangi mereka karena mengambil beberapa barang Junhyuk di dalam tas, tentu tidak dengar ucapan Suho barusan.
"A-apa? Kenapa harus si otak kapas? Bagaimana kalau dia buat kekacauan dengan wajahku?" protes Junhyuk, dadanya tiba-tiba berdebar membayangkan Hanna yang menyapukan make up ke wajahnya.
"Hanna, kemarilah sebentar!" panggil Suho, tak peduli dengan protes dari Junhyuk. Hanna menoleh karena merasa di panggil, lalu berjalan mendekat pada Suho.
"H-hyung ... yang benar sajaaaa ...." rengek Junhyuk sedikit panik karena Suho benar-benar meminta Hanna yang mengurus make up nya.
"Ya Seonbae? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Hanna yang masih tidak tahu duduk persoalannya.
"Kau, bisa memulas make up? Maksudku, make up yang bagus dan rapi karena salah satu staff make up artist tidak masuk sebab sakit. Kalau kau bisa, tentu akan sangat membantu menghemat waktu dari pada Junhyuk harus menunggu staff lainnya selesai dengan talent lain." tanya Suho pada Hanna, tak mengindahkan protes Junhyuk sama sekali.
"Eeeuumm ... saya biasa memakaikan make up untuk sahabat saya, tapi belum pernah memakaikan make up untuk laki-laki Seonbae, bagaimana kalau hasilnya tak bagus?" tanya Hanna Ragu, dia memang sering membantu Sohee memakai make up, tapi belum pernah menangani wajah lelaki.
"Nah! Lebih baik jangan ambil resiko, bagaimana kalau dia membuat wajahku jadi seperti badut Hyuuuuuung ...." rengek manja Junhyuk pada Suho membuat Hanna sedikit geli, tanpa sadar ia tersenyum kecil. Rupanya Junhyuk punya sisi seperti ini juga, batinnya bicara.
"Tak apa, make up untuk pria biasanya lebih natural dan tidak banyak warna, kau pasti bisa melakukannya, kita coba saja dulu Hanna-ssi." Suho lagi-lagi tak mengindahkan rengekan Junhyuk dan itu sukses membuat Junhyuk berdecak frustasi.
"A-a-apa tidak apa-apa?" tanya Hanna gugup, takut melakukan kesalahan lagi dan membuat Junhyuk semakin ngomel panjang lebar.
Suho tersenyum hangat, menenangkan hati Hanna, "Tak apa, ayo kita coba. Kau pasti bisa Hanna, kalau Junhyuk banyak protes, kau boleh memukul kepalanya sekali." ucap Suho dan membuat Hanna sukses nyaris terbahak.
Junhyuk hanya bisa pasrah, kalau Suho sudah seperti ini, dia takkan bisa membantah lagi.
Hanna menuju tempat staff make up setelah diberitahu Suho dimana mereka berada, ia harus meminjam alat make upnya sebab Hanna tidak mungkin memakaikan set make up miliknya pada Junhyuk, selain tone kulit mereka berbeda, Junhyuk juga pasti akan menolak mentah-mentah.
Ah! Kulit Junhyuk itu, putih seputih salju, dan kulit Hanna putih langsat khas orang asia tenggara.
Setelah menemui kru make up, mereka semua baik dan welcome sekali, juga berterimakasih karena Hanna mau membantu, tentu saja set make up untuk Junhyuk langsung mereka pinjamkan serta memberi sedikit pengarahan bagaimana cara melakukannya. Hanna berlari kecil sambil menenteng box makeup organizer yang sedikit berat itu menuju tenda dimana Junhyuk berada, sedang pria itu menatap Hanna dengan was-was, takut kalau bocah itu jatuh karena berlari-lari seperti anak kecil.
Sampai di hadapan Junhyuk, Hanna merasa sedikit bingung bicara apa dan harus bagaimana, selalu saja rasa canggung yang ia rasakan jika berdekatan dengan Junhyuk.
"Ma-maaf, saya akan mulai Junhyuk-ssi, katakan jika kau tidak nyaman." ucap Hanna terbata, mau tak mau Junhyuk mengangguk dan menurut saja.
Gadis itu memasang perlak di area kerah Junhyuk agar bubuk dari make upnya tak mengotori baju, lalu menjepit rambut depan Junhyuk, kemudian mulai membersihkan dan memoles wajah Junhyuk, wajah mereka berdekatan dan jangan ditanya bagaimana detak jantung Junhyuk sekarang.
Getaran aneh seperti saat ia menyentuh Hanna di outlet baju itu, kini ia rasakan lagi saat tangan mungil Hanna menjamah wajahnya. Junhyuk beberapa kali menahan napas dan tak sadar menjadi sedikit tegang. Suho sedikit terbahak menyaksikan bagaimana reaksi Junhyuk sekarang, rasanya puas sudah berhasil mengerjai Junhyuk, ia kini semakin yakin kalau ada rasa yang berbeda dalam diri Junhyuk untuk gadis pegawai sementara itu. Otaknya mulai menyusun banyak cara untuk mengerjai Junhyuk lewat Hanna kedepan.
Suho menikmati ini, menikmati reaksi Junhyuk yang acap kalang kabut karena Hanna. Hahah.