Chereads / Saranghae My Superstar / Chapter 9 - Menjadi asissten Kang Junhyuk

Chapter 9 - Menjadi asissten Kang Junhyuk

"Aku mau dia yang jadi asissten tetapku." tunjuk Junhyuk pada punggung Hanna dengan sebelah tangan yang tenggelam ke dalam kantong celana. Wajahnya datar seperti biasa saat mengatakannya.

Semua orang disana terperangah, begitupun Hanna yang terkejut saat menoleh, mendapati jari telunjuk Junhyuk yang mengarah padanya. Ia merasa seakan keluar dari kandang singa, lalu masuk ke lubang buaya.

Hanna mengerjap cepat beberapa kali, dengan sebelah hidung yang tersumpal tisu, dia bingung atas apa yang baru saja terjadi. Kenapa Junhyuk menunjuknya dan tiba-tiba mengatakan soal asissten atau apalah itu. Hanna tak paham.

PD-nim dan Suho saling beradu pandang bersamaan, mereka heran dengan kelakuan Junhyuk yang tiba-tiba itu. Apa yang terjadi pada si superstar angkuh tersebut hingga bisa-bisanya ia menunjuk sendiri orang yang ingin ia jadikan asissten tetapnya.

"Sa-saya?" tanya Hanna tak mengerti.

Semua orang menatap bingung dan khawatir, terutama tim Hanna yang kini berdoa serempak dalam hati agar Junhyuk tak jadi mengambil Hanna, sebab mereka sangat tahu bagaimana perangai artis yang sudah memberi banyak pundi-pundi uang bagi moonlight itu.

"Apa maksudnya itu?" suara Jihwan yang baru saja tiba saat Junhyuk mengatakan ingin menjadikan Hanna sebagai asisstennya terdengar di telinga semua orang hingga mereka menoleh. siapapun di kantor itu tahu bahwa Hanna adalah orang rekomendasi dari Jihwan dan sangat masuk akal apabila Jihwan tak terima jika ada keputusan sepihak macam ini.

Jihwan mendekat pada Junhyuk, sang superstar itu juga menoleh dan menatap lekat pria yang berjalan mendekat padanya. Tangannya yang ia pakai menunjuk Hanna sudah ia turunkan.

Hanna mencengkram ujung bawah kemejanya, takut kalau Jihwan membuat keributan dengan Junhyuk karena membelanya, bagaimana pun, Jihwan pasti akan bermasalah di kantor jika ribut dengan Junhyuk sekarang.

"Aku mau dia jadi asissten tetap yang membantu Suho hyung untuk mengurus keperluan pekerjaanku, apa itu salah?" tanya sengit Junhyuk pada Jihwan yang menatapnya tak suka.

Jihwan, melirik pada Hanna sebentar, lalu kembali menatap Junhyuk.

"Kenapa harus dia? Bukankah banyak staff lain yang lebih terbiasa menangani artis dibanding dia?" pernyataan Jihwan mang masuk akal, Yoon PD mengangguk-angguk mendengarnya.

"Memangnya kenapa kalau aku mau dia? Kurasa dia cukup kompeten mengurus segala keperluanku. Selama ini dia yang mengerjakan semua keperluan promo dan tourku, jadi itu sudah cukup untuk menjadikannya asisstenku." tegas Junhyuk yang tumben sekali mau bersikukuh memepertahankan seseorang untuk ia ambil sebagai 'teman' kerjanya selain Cha Suho.

'Sial! Kenapa jadi seperti ini? Apa salahku sampai harus mendapat kesialan bertubi-tubi ya Tuhaan?' rengek Hanna dalam hati.

"Jujur saja, aku khawatir kalau dia bersamamu, sifat temperamenmu itu ..." Jihwan menggantung kalimatnya.

"Bukan urusanmu Jihwan-ssi, apa kau tak lihat hidungnya yang tersumpal jelek itu? Kalau kau ingin melindunginya, bukankah seharusnya kau tahu kenapa dia sampai menyumpal hidungnya begitu?" sindir Junhyuk.

Jihwan menoleh sekali lagi pada adiknya itu, memang tisu yang tersumpal di hidung dan sedikit ceceran darah di kemeja Hanna membuatnya bertanya-tanya sedari tadi karena khawatir. Junhyuk memang benar soal itu dan Jihwan mengakuinya, bahwa ia tak begitu punya banyak waktu melindungi atau memperhatikan Hanna di kantor sebab pekerjaannya juga sangat banyak.

"Sebaiknya kau tanyakan padanya apakah dia bersedia menjadi asisstenmu." Jihwan mencoba melunak sebab mengakui kalau dia juga tidak begitu punya hak melarang ini-itu bagi Hanna, karena seperti kata Junhyuk, Jihwan merasa sudah gagal melindungi Hanna selama di kantor, dan dia harus bersiap menerima omelan panjang lebar dari Sohee karena itu.

"Hei kau, bagaimana? Kalau kau tau diri, kau takkan menolak tawaranku." ucap Junhyuk angkuh, sejujurnya dia benar-benar tidak tahu bagaimana cara bersikap baik pada Hanna, hatinya ingin melakukan itu, tapi mulutnya selalu bergerak lebih dulu melontarkan ucapan pedas yang bisa membakar telinga yang mendengar.

Hanna menggigit bibir bawahnya, ingin sekali ia menolak, tapi kalau sampai dia melakukannya, ia tak tahu apa yang sanggup di perbuat Junhyuk untuk balas dendam karena sudah membuatnya malu di depan seisi kantor dengan menolak tawaran hak istimewa menjadi asisstennya.

"CK! Lelet sekali sih, otakmu itu terbuat dari gulungan kapas atau apa?" omel Junhyuk yang tak sabar. Lagi-lagi membuat semua orang memutar bola mata jengah mendengar omelannya.

"B-baiklah, sa-saya akan melakukannya. Mohon bantuannya ...." Hanna membungkukkan badan seadanya dengan hati bergejolak. Ia sungguh bertanya-tanya kenapa bisa Junhyuk menunjuknya menjadi sissten. Kalo bisa, ingin sekali dirinya teriak sekuat tenaga dan bilang tak mau di depan hidung Junhyuk. Sayangnya Hanna tak cukup berani melakukan itu, aura intimidasi dari pria itu tidak main-main.

"Bagus, mulai hari ini, kau ikut aku kemana pun. Bereskan barangmu, karena setelah rapat aku harus ke lokasi syuting." ucap Junhyuk santai sambil beranjak untuk berbalik menuju kantor Yoon PD.

"Baiklah," sahut Hanna lemas.

"Ah! Satu lagi, ganti kemejamu itu dengan yang bersih, aku terganggu melihat noda darah itu." ucap Junhyuk yang menghentikan langkahnya hanya untuk bicara seperti itu.

"Bolehkah saya membersihkannya saja dengan air? Kalau harus ganti, saya harus kembali ke asrama dan itu akan makan waktu." tanya Hanna.

Junhyuk melirik Hanna dengan ekor matanya, ia terdiam cukup lama menatap Hanna, membuat wanita itu merasa gugup sendiri.

"Lakukan apapun yang kau mau," ucap Junhyuk kemudian. Ia berlalu meninggalkan Hanna menuju ruang PD nim, diikuti Suho dan Yoon PD.

Hanna menghela pasrah saat Junhyuk sudah berlalu, Jihwan menepuk bahu Hanna dengan lembut, merasa bersalah sebab tak bisa menjaga Hanna di kantor yang ia rekomendasikan sendiri pada Hanna.

"Oppa minta maaf, harusnya aku menjagamu." ucap Jihwan sedikit sesal.

"Tidak Oppa, kenapa ini jadi salahmu? Aku juga harus berjuang sendiri, aku tak mau selalu bergantung pada Oppa." ucap Hanna menenangkan Jihwan.

" ....."

"Tidak apa-apa Oppa ... aku akan baik-baik saja!!" Hanna kembali meyakinkan Jihwan sebab wajah masam Jihwan masih tampak disana.

"Huuufffhh ... baiklah, kalau kau kesulitan, jangan ragu menghubungiku Hanna," Jihwan pada akhirnya mencoba berdamai dengan situasi. Hanna tersenyum lebar dan mengangguk, sangat bersyukur ia masih punya Jihwan di kantor ini sebagai pendukungnya dikala semua terasa berat.

Di lain sisi, Junhyuk sedikit gemas saat melihat Hanna bicara sangat santai bahkan sambil cengengesan pada Jihwan. Sedangkan padanya, gadis itu selalu tertunduk dan canggung. Dia tidak suka itu.

"Junhyuk-ah, apa ada yang kau rencanakan? Biasanya kau tak pernah suka bekerja dengan anak baru, apalagi dia hanya pegawai magang sementara," tanya Yoon PD padanya sambil duduk menyandarkan punggung tuanya ke sandaran sofa.

"Aku takkan melakukannya kalau kalian tidak berlebihan memberinya pekerjaan. Dia akan mati kalau seperti itu." jawab Junhyuk cuek setelah menoleh ke arah Yoon PD dan membolak-balik file pekerjaannya yang tadi berada di atas meja.

Suho hanya tersenyum diam-diam, dia sangat tahu bagaimana sifat Junhyuk, dan tak kaget lagi dengan jawaban artis asuhannya yang sudah ia anggap sebagai adik itu barusan.

"Hei, bekerja di industri hiburan seperti ini memang berat. Bagaimana bisa kau mengatakan itu? Aigoo aigoo ..." Yoon PD menggeleng-geleng, tak mau disalahkan Junhyuk.

"Yah, tak masalah kalau memang semua orang sama-sama menanggung beratnya, tapi kalau dia yang jadi sapi perah senior di kantor ini, dan sampai mimisan seperti itu. Apa menurutmu itu benar PD-nim?" sekali lagi, Junhyuk menghantam telak.

"Apa maksudmu Junhyuk-ah? Semua orang terlalu sibuk untuk merundung juniornya disini." balas Yoon PD lagi.

"Haih, sudahlah ... aku tak suka berdebat. Yang jelas aku mau dia ikut denganku dan membantu Suho hyung mengurus semua pekerjaanku, PD-nim."

"Yaa ... yaa ... terserah kau saja, asalkan kau tidak membuat masalah lagi."

Junhyuk diam, tak lagi menanggapi. Setelahnya, mereka kembali membicarakan soal pekerjaan, juga tawaran pekerjaan yang masuk, cukup banyak hingga Junhyuk harus membaca naskahnya satu persatu untuk memilih yang mana yang akan ia ambil dan tak berbenturan jadwal.

Sementara Hanna, sibuk membersihkan noda darah di kemejanya, nodanya memang bisa hilang tapi bercak basah di sebagian kemejanya jadi terlihat sedikit mengganggu. Apalagi itu juga membuat sebagian kulit dada Hanna sedikit tercetak dan nampak.

"Aiisshh ... harus diapakan ini, sial!" gumamnya pada dirinya sendiri.

Yeojong yang juga melihat kejadian tadi, merasa puas dalam hati, ia yakin bahwa Hanna akan mendapat perlakuan tak menyenangkan dari Junhyuk seperti dugaannya, dan berakhir dengan Junhyuk menyingkirkan Hanna karena tak becus. Ya, Yeojong yakin sekali akan hal itu. Kini ia tak perlu lagi melihat wajah menyebalkan Hanna di kantor.

Sua dan semua timnya justru khawatir bagaimana nasib Hanna di tangan Junhyuk, mereka serempak punya pikiran yang sama, tidak suka atas kesewenangan Kang Junhyuk atas Hanna seperti tadi. Rasanya ingin menyumpah serapah di wajah pria tampan itu.

Setelah selesai membersihkan bajunya, Hanna keluar dari toilet sambil terus menepuk-nepuk bercak basah itu dengan tissu agar cepat mengering, ia segera membereskan barangnya dan merapihkan meja kubikelnya sebelum ikut dengan Kang Junhyuk untuk menjadi asissten tetapnya.

"Sudah selesai?" Junhyuk tiba-tiba sudah ada di belakangnya.

"Astaga naga!" Hanna terlonjak sebab terkejut tiba-tiba Junhyuk bersuara. Pria itu hanya sedikit mengerutkan alisnya.

Jaehyun dan rekan setimnya tak jadi bicara pada Hanna karena Junhyuk sudah muncul saja mendekat pada Hanna bersama dengan Cha Suho.

"Apa kau sudah selesai?" tanya Junhyuk lagi, sudah tak nampak olehnya tissu yang tersumpal jelek di hidung Hanna, dia sudah membersihkannya. Lalu refleks matanya turun untuk mengamati kemeja yang tadi ada noda darahnya, dan sedikit merona karena kulit dada atas Hanna yang sedikit tercetak akibat kemeja yang basah. Cepat-cepat ia berpaling muka sebelum tertangkap kalau dia memperhatikan.

"Saya sudah selesai Junhyuk-ssi." jawab Hanna.

"Kalau begitu cepat ikut." Junhyuk berjalan cepat mendahului menuju lift, sebisa mungkin tak melihat pada Hanna, Berbahaya.

"Bajumu tak apa-apa? Kalau basah seperti itu, kau bisa masuk angin Hanna-ssi." ucap Suho sambil berjalan menuju lift diikuti Hanna yang melangkah canggung.

"Aah ... tak apa Seonbae, hanya basah sedikit."

"Yah, baiklah kalah kau bilang begitu. Mohon bantuannya ya, Hanna." Suho tersenyum, membuat Hanna terpesoda dalam sepersekian detik.

Ia lalu mengangguk sambil tersenyum malu. Junhyuk yang melihat interaksi mereka dari dalam lift sedikit memicing kesal.

"Cepatlah, tanganku bisa patah karena terus menahan pintu lift ini agar tak tertutup." omelnya, membuat Hanna melangkah terburu, sedang Suho hanya geleng-geleng sambil tersenyum geli. Ia tau, bahwa Junhyuk sedikit kacau. Ia paling tau itu.