"Kau tak apa-apa?"
"Emh!" Hana mengangguk pelan.
Kini, ia dan Jihwan sedang berada di roof garden gedung kantor agensi mereka, Hana baru tahu bahwa gedung ini punya taman yang cantik dan cozy sekali. Ditambah udara yang segar sebab taman ini di penuhi dengan tanaman hijau di sekelilingnya.
Jihwan membawa Hana kesini agar wanita itu bisa sedikit tenang, Jihwan tahu bahwa tangan Hana gemetar sedari tadi, dan tebakan Jihwan penyebabnya adalah bentakan dari Junhyuk yang di terima Hana.
Mereka saling diam untuk beberapa waktu, Jihwan duduk di sebelah Hana dan membiarkan gadis itu menenangkan dirinya sendiri.
"Maafkan aku Hana-ya"
Jihwan akhirnya membuka suara, ia merasa tak enak sebab harusnya tadi ia saja yang naik mengambil dokumen itu sendiri, toh ia juga sedang tak buru-buru.
"Kenapa oppa minta maaf?" Hana bingung.
"Yaah...harusnya tadi aku yang datang sendiri mengambil dokumen itu, jadi kejadian tadi tak perlu terjadi."
"Tidak oppa, itu semua karena kecerobohanku, karena aku yang memang kurang berhati-hati."
"Hmm..yaah yang jelas aku minta maaf karena kau jadi harus terlibat dengan Junhyuk dan aku tak bisa menolong banyak"
Hana tersenyum menatap Jihwan di sampingnya, ia lalu menggelengkan kepalanya.
"Tidak oppa, aku justru berterimakasih, karena oppa aku bisa bekerja di agensi yang sebesar ini. Aku sangat bersyukur untuk itu"
"Baiklah" Jihwan tersenyum membalas tatapan Hana.
"Oh! nanti kalau sudah gajian, aku akan traktir oppa makan sebagai ucapan terimakasih ku" Hana berucap sambil mengacungkan jari telunjuknya di depan hidung layaknya orang yang baru teringat sesuatu.
"Hahahaha...itu tidak perlu Hana-ya"
"Eeeiii...aku memaksa, tapi jangan yang mahal-mahal ya oppa karena aku harus menabung untuk mengganti biaya perbaikan ponsel itu"
Hana meringis lucu sebab dirinya yang memaksa untuk mentraktir Jihwan tapi dirinya pula yang membatasi makanan apa yang boleh dibeli Jihwan. Membuat Jihwan gemas.
"Hahahah...baiklaaaah..aku tunggu traktiranmu" ujar Jihwan sembari mengacak rambut Hana.
Hana tersenyum puas, walau hatinya masih gemetar jika ingat sudah dibentak-bentak oleh seseorang hari ini, yah memang benar itu salah nya sendiri sehingga ia sulit untuk memberi perlawanan. Ia paham kenapa Junhyuk bisa sampai marah padanya seperti tadi, dan sekali lagi merasa berhutang budi pada Jihwan.
"Ini, bersihkan celanamu dengan ini" Jihwan memberikan sapu tangan miliknya pada Hana.
"Aah..tidak apa-apa oppa, aku akan membilas ini di toilet saja."
"Baiklah, kau sudah tak apa? Mau turun sekarang?"
Hana mengangguk.
"Ayo kita turun oppa, kau juga harus pergi kan"
"Ya, tapi kau benar-benar tak apa?"
"Iya oppa...jangan khawatir! Aku ini kuat! Heheh"
"Baiklah kalau begitu" Jihwan berujar sembari tersenyum hangat pada Hana.
Mereka segera turun meninggalkan roof garden lalu berpisah arah, Hana menuju toilet dan Jihwan turun kembali menuju parkiran kendaraan dinasnya untuk mengurus dokumen tadi.
Hana mematung memandangi bayangan dirinya dalam cermin besar di hadapannya, ia nampak menyedihkan, kantung matanya seperti bisa menggendong seekor panda di dalamnya saking bergelambir. Lingkaran hitam samar di sekeliling matanya membuat penampilan Hana makin parah. Pekerjaannya belakangan memang benar-benar menyita waktunya hingga ia tak bisa tidur dengan layak. Gadis itu membuang nafasnya berat, seberat harinya saat ini.
Ia mulai membasuh noda kopi pada celananya perlahan agar tak terlalu basah nantinya, Hana melakukan itu sampai seluruh noda kopi tampak samar. kemudian ia membasuh wajahnya berharap bisa sekaligus menyegarkan pikirannya.
Hana melangkah keluar dari toilet dan berjalan menuju kantornya berada, seketika perasaan berat membebani hatinya, ia lalu mengepalkan kedua tangan sebagai bentuk menyemangati dirinya sendiri agar tak gentar. Hidup memang sulit kawan!
Sampai di kantornya ternyata tumpahan kopi tadi telah bersih, telah rapi seperti sediakala. Ia berjalan gontai menguatkan kakinya yang sedikit gemetar, ia takut bertemu dengan sang superstar Kang Junhyuk.
"Hana-ya!! Kau tak apa-apa?" Sua berlari kecil mendekati Hana yang nampak berantakan, ia merasa iba.
"Tak apa-apa Sua, aku baru saja selesai membersihkan diri" Hana tersenyum sendu, sedikit menyiratkan lelah hatinya.
"Aigoo...kasian sekali Uri Hanaa..."
Sua merangkul dan menempelkan kepalanya pada Hana dengan sayang seraya tetap berjalan hingga ke kubikel mereka.
"Kau tak apa Hana-ya?" kini giliran Jehyun yang bertanya, ia juga nampak khawatir setelah tadi mendengar cerita soal kejadian yang berlangsung sebelum mereka sampai kantor. Ya, Jaehyun dan yang lainnya baru sampai di kantor setelah Hana dibawa oleh Jihwan keluar dari sana.
"Ya Seonbae, aku tak apa" jawab Hana dengan ketegaran yang dibuat-buat.
"Hei, sudahlah jangan dipikirkan. Junhyuk memang orang yang seperti itu, aku akan coba bicara pada Yeojong Seonbae agar tak lagi mamberi mu pekerjaan yang berhubungan dengan Junhyuk."
Sunmi bicara dengan lembut pada Hana sambil mengusap punggungnya berulang kali karena ia juga merasa iba, merasa Hana tak pantas mendapatkan perlakuan seperti ini sebab Hana anak yang baik dan banyak membantu, ia malah ingin agar Hana saja yang menjadi karyawan tetap nantinya.
Rekan se-tim itu berkumpul mengelilingi Hana untuk memberi penghiburan bagi gadis itu, Hana terharu. Wajah mereka semua nampak prihatin terhadap juniornya itu.
"Terimakasih sudah memikirkanku Seonbae, tapi sepertinya tak perlu, nanti Sunmi seonbae yang malah jadi bermasalah dengan nya."
seulas senyum ditampilkan Hana sebagai bentuk terimakasihnya.
"Tapi kau jadi kesulitan Hana-ya..." Sua ikut menimpali.
"Hmm..tak apa sulit sedikit, aku masih bisa menahannya"
Hana berbohong, ia sama sekali sudah tidak kuat. Kalau bisa sekarang juga ia kabur dari tempat ini dan mengundurkan diri sudah pasti ia lakukan, tapi keadaan tak memberinya pilihan selain tetap berada disini dengan tekanan yang merongrongnya.
"ENAK SEKALI SETELAH BIKIN MASALAH KAU KABUR BEGITU SAJA"
Suara berat dan dingin itu membuat Hana terdiam, hatinya mulai berdegup takut, 'apalagi ini ya tuhaaan' bisiknya dalam hati.
Mereka berbalik badan, menoleh pada asal suara itu, terlihat Junhyuk yang melipat kedua tangannya di dada dan menyandarkan sisi kanan tubuhnya pada dinding ruangan Yoon PD, menyilangkan kaki kanannya ke depan kaki kiri sambil menatap intens pada Hana dan timnya. Pria tampan itu sudah berganti baju rupanya.
Gulp!
Hanya karena tatapan Junhyuk saja sudah membuat Hana menelan ludah karena gugup, otaknya tak berhenti bertanya apa yang diinginkan orang itu darinya, Bukankan Jihwan sudah bilang akan mengganti biaya laundry baju mahalnya itu? Kurang apa lagi?
"Kau yang membuat rencana jadwal tour ku?"
Junhyuk bertanya pada gadis rapuh dihadapannya, matanya dingin dan masih nampak semburat emosi disana, tapi entah kenapa ia juga merasa tak nyaman melihat gadis itu yang nampak sangat tertekan sekarang, membuat ia mengurungkan niat awalnya untuk memarahi orang itu habis-habisan.
Alhasil ia hanya menatap nanar mata itu, mata yang seperti tidak tidur 2 hari, membuat otaknya bertanya-tanya tanpa dapat ia kendalikan tentang apa yang dipikirkan gadis itu, apa yang membuatnya lelah hingga tampak rapuh seperti ini.
"B..bb..benar, saya yang mengerjakannya" ujar Hana tergagap tanpa sadar. Mulutnya seolah tak mau diajak kompromi, ia tertunduk.
"Temui aku di ruangan Yoon PD, dan bawa draft itu"
Junhyuk dengan cepat berbalik menuju ruangan Yoon PD, ia jengah dipandangi seisi ruangan kantor yang rupanya menguping obrolannya sedari tadi.
Hana segera mencari draft yang diminta oleh Junhyuk dan segera berjalan cepat mengikuti pria itu di belakangnya, ia takut kena semprot lagi. Sementara rekan se-tim Hana hanya bisa menatap tanpa bisa bicara banyak.
Memang beginilah hukum tidak tertulis yang berlaku, hirarki yang tertanam di dalam sistem sebuah agensi keartisan, artis yang menonjol dan memberi banyak keuntungan bagi agensi biasanya akan sulit di bantah, karena jika sang artis memutuskan pindah agensi, tamatlah sumber pendapatan mereka.
Tapi jika sang artis dianggap tidak mumpuni untuk menghasilkan pundi-pundi, maka mereka harus menuruti semua yang di perintahkan agensi meskipun itu harus menjilat kaki orang-orang penting Korea agar mereka bersedia membantu mendongkrak pamor si artis.
Hana ikut masuk ke dalam ruangan Yoon PD lalu berdiri di sudut ruangan dekat dengan pintu masuk, sedangkan Junhyuk sudah duduk santai di sofa.
"Annyeong haseyo...ini draft rencana jadwal tour yang dibutuhkan" ujar Hana pada seisi ruangan itu sembari meletakkan berkas yang ia bawa.
"Terimakasih Hana-ssi" ujar Suho dengan seulas senyum tulus diwajahnya, memberikan sedikit rasa tenang pada Hana.
Junhyuk menoleh heran sebab hyungnya tiba-tiba menyebut nama gadis itu, sejak kapan Suho tahu nama gadis itu membuat Junhyuk bertanya-tanya. Dirinya saja tidak tahu, bagaimana Suho tahu? Kapan mereka berkenalan? Hiss..ini mengganggunya.
Junhyuk mengalihkan matanya pada gadis yang sedang berdiri disana.
"Duduklah Hana-ssi" ujar Suho lagi.
"Bukankah kau anak magang yang kemarin?" Yoon PD bertanya pada Hana.
"Benar PD-nim, saya Hana dari tim asissten penanggung jawab artis" jawab Hana dengan anggukan dan membungkukkan badan lalu mulai duduk tak nyaman pada kursi di sebelah nya.
"Aah...ku dengar pekerjaanmu bagus, baiklah karena kau yang menyusun maka kau yang harus ikut rapat ini agar nanti jika ada perubahan kau bisa mengerjakannya dengan baik"
"Baik PD-nim, saya mengerti"
Mereka mulai mendiskusikan jadwal tour bagi Junhyuk nantinya agar berhasil dan mengesankan, konsep-konsep pun mereka bahas, juga promosi yang akan dilakukan. Hana mulai merasa lebih nyaman, ia dilibatkan dalam diakusi dan mencatat hal-hal yang harus diubah dalam berkas, pendapatnya juga di dengar. Ini memberi sedikit penghiburan baginya.
Berbeda dengan Hana, Junhyuk justru tidak bisa fokus, matanya hanya menyorot pada gadis yang duduk dihadapannya tanpa ada niat untuk berhenti memeperhatikan. Ia memangku dagunya dengan tangan kanan yang jarinya menutupi bibir merah itu, ia menatap dingin pada Hana, matanya sangat intens menyusuri setiap lekuk wajah orang yang beberapa waktu belakangan membuat ia hilang kesabaran, mengganggu harinya yang padat dengan kesalahan-kesalahan kecil tapi menyebalkan baginya.
Ditambah Kim Jihwan juga sangat membelanya, membuat ia bertanya-tanya siapa sebenarnya gadis menyebalkan ini? apa sih istimewanya dia?
Aah...matanya, matanya cantik. Hah?! Junhyuk menggeleng keras berusaha menyadarkan dirinya, apa yang barusan ia pikirkan? sepertinya dia sudah tak waras.
"Ada apa Hyuk-ah?" Suho mengernyit heran, menyadarkan Junhyuk yang sedang sibuk sendiri dengan pikirannya dan menggeleng tanpa sebab.
semua orang kini menatapnya, termasuk gadis itu.
"Aah...tak apa, hanya leherku sedikit kaku, Aakkhh...pegal sekali..." Junhyuk salah tingkah karena terpergok. Ia jadi malu sendiri, dan dalam hati menyalahkan Hana atas tingkah absurdnya barusan. Gara-gara gadis ceroboh itu dia jadi tak bisa fokus.
Hana tersenyum samar, ia menahan geli karena baru kali ini melihat ekspresi salah tingkah Junhyuk. 'Lucu juga' batinnya..