Selang beberapa hari Sona semakin dekat dengan hari pertunangannya, tepat sehari sebelum ia bertunangan, Sona menjalankan aksinya sesuai dengan apa yang telah ia dan teman-temannya diskusikan, kini Sona meliburkan diri dari sekolah dengan niat seharian penuh dia akan seperti orang aneh, seperti memiliki kemampuan spesial berbicara dengan makhluk halus, Sona mengajak Brian bertemu di salah satu mall yang cukup besar, Sona menjalankan drama layaknya sepasang kekasih
"Bri, aku mau ngomong sesuatu" ucap Sona
"Ngomong apa sayang" balas Brian
"Kan besok kita tunangan, aku mau kamu ngomong sama teman masa kecil aku, kamu harus dapat restu dari dia"
"Siapa dia? kapan aku bakal ketemu dia?"
"Dia di sebelah aku sekarang"
"Dimana? aku kok ngga liat"
"Dia tepat sebelah aku ini"
"Jangan ngaco kamu, daritadi kita berdua aja lho"
"Sayang, dia ngga kasat mata, cuma aku dan beberapa temanku yang bisa lihat"
"Sayang, kamu bercanda kan?"
"Aku serius, kita besok tunangan, kamu harus minta restu dari dia, kalo engga besok acara kita bisa porak-poranda"
"Hmm, teman kecilnya Sona, saya izin mau tunangan sama Sona ya, saya harap kamu memberi restu" ucap Brian ke arah kiri Sona yang padahal tidak ada apa pun
"Kamu ngga bisa ngomong kayak gitu aja, kita harus ke rumah aku dulu, dia harus masuk tubuh aku biar bisa ngomong ke kamu, nanti aku akan minta teman-temanku datang untuk membantu kamu komunikasi sama dia"
"Kamu yakin?"
"Kamu ngga niat tunangan sama aku ya?"
"Bukan gitu, ok kita akan langsung pulang, jangan lupa yah kasih tau teman kamu sayang"
Ingin rasanya Sona tertawa tapi belum saatnya untuk tertawa, saat-saat drama seperti ini harus dinikmati hingga mencapai titik akhir, Sona mengabarkan semua temannya berkumpul di rumahnya untuk melancarkan rencana yang sudah dibuat beberapa hari yang lalu, ke 6 anggota geng itu segera menuju rumah Sona, mereka juga bolos dari sekolah untuk membantu Sona agar keluar dari perjodohan ngga masuk akal ini. Tak perlu waktu lama, teman-teman Sona sudah berkumpul di rumah sedangkan Sona dan Brian masih ada di jalan, sedikit lagi akan sampai di rumah, mereka membaca alur dari drama itu dan mencoba mempersiapkan diri agar mimik wajah mereka bisa berperan secara sempurna tanpa adanya kecurigaan.
Sona dan Brian baru saja sampai di rumah Sona, ia langsung mengajak Brian ke arah taman belakang yang ternyata sudah ramai didatangi oleh teman-teman Sona, mereka berjabat tangan secara bergantian pada Brian, Katie dan Lara yang termasuk wanita tercantik di sekolah pun ikut andil disini, saat berjabat tangan Lara sengaja berlama-lama dengan Brian, Lara ikut menatap mata Brian dengan senyuman menggoda, dan jika dilihat ternyata Brian juga terpedaya oleh rayuan Lara sang ratu goda, begitu juga dengan Katie yang ikut merayu Brian bahkan disini Katie berperan sebagai wanita blak-blakan
"Aduh Sona, tunangan lo ganteng juga ya, boleh ngga dia buat gue aja? lo ngga usah tunangan sama dia, biar dia bisa sama gue" ujar Katie
"Katie kok lo gitu sih? lo ngga menghargai pertemanan kita?" balas Sona
Sedangkan yang sedang diperdebatkan tengah asik saling tatap dan saling rayu dengan sang ratu goda, Sona dan Katie pun ikut tersenyum ternyata sangat mudah menyingkirkan lelaki hidung belang ini, untuk melanjutkan drama, Sona dan teman-teman berjalan menuju kursi taman yang ada dibelakang rumah Sona, Sona duduk disana dikelilingi teman-temannya termasuk Brian, seketika Sona seperti orang kesurupan, tubuhnya bergetar dan rambutnya yang sepanjang bokong itu menutupi wajahnya yang cantik, saat itu lah Mo mulai beraksi sebagai seseorang yang tampak misterius, Mo mulai menjalin komunikasi dengan Sona yang kini tengah kesurupan itu
"Hai teman lama, lama tidak berjumpa" ujar Mo
"Hahaha, mau apa kalian" ujar Sona yang kesurupan
"Ada calon Sona yang ingin berbicara denganmu"
"Ooh dia yang di mall tadi? hahahaha, dia bukan apa-apa untuk Sona, dia hanya debu-debu yang menempel pada Sona"
"Maksud kamu apa?" tanya Mo lagi dengan antusias
"Ya, dia hanya debu yang tidak mampu menjaga Sona, masih hebat aku daripada debu jalanan ini, Sona butuh seseorang yang sangat kuat fisik dan mental, tak tergoda rayuan"
"Tapi saya cocok untuk Sona, orang tua kami setuju, orang tua Sona lebih berhak menentukan siapa yang terbaik untuk Sona" ujar Brian
"Kalau bukan aku yang jaga Sona dari dulu, maka orang tua Sona akan kehilangan Sona, orang tua apa mereka? sibuk harta? anak tidak di urus, dulu Sona hampir mati karena terpeleset di kolam renang, aku lah penyelamatnya"
"Aku akan usir kamu dari Sona" ujar Brian lagi
"Bukan aku yang terusir melainkan kamu bahkan Sona pun akan mati"
Tiba-tiba Sona berdiri dan mencengkram leher Brian erat, Sona benar-benar menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh, tanpa takut sedikit pun Sona mencengkram leher Brian kuat sementara teman Sona lainnya hanya duduk di kursi itu, Mo berjalan ke arah Sona dan mulai bersuara
"Brian, sebaiknya batalkan pertunangan ini, sebelum Sona, kamu dan kami semua mati di tangan dia, dia tidak main-main dengan ucapannya"
Ternyata Brian benar-benar percaya dengan ucapan Mo dan berlari meninggalkan taman itu, Mo memegang kedua bahu Sona dan Sona membuka rambutnya yang menutupi wajahnya sambil tertawa ke arah Mo, mereka semua bertepuk tangan riang gembira di taman itu, mereka berhasil menjalankan rencana dengan baik tanpa ada jejak penipuan.
"Akting lo ngga nahan, salut gue" ujar Dilla
"Call me Sona" balas Sona membanggakan diri
"Gue mau ngakak tapi takut ketahuan, untung bisa nahan" ujar Lara
"Ikutan casting aja sih" balas Vio
"Udah jangan seneng dulu, kita belum tau apa keputusan dia, intinya kalian harus bantu gue buat keluar dari pertunangan gila ini" pinta Sona
"We always helped you" ujar mereka bersamaan
Akting Sona untuk hari ini sudah selesai, setelah ia mengadakan pesta kecil-kecilan dengan temannya tadi, Sona pun membersihkan dirinya yang terasa gerah, jam menunjukkan pukul 17.30 dan Sona baru saja memasuki kamar mandi untuk ritual mandinya, stengah jam waktu yang diperlukan Sona untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai Sona pun berpakaian dan berjalan ke arah dapur untuk melihat makanan, karena perutnya sudah cukup lapar lagi. Sona sudah melihat banyak sekali makanan dan seketika membuatnya ingin segera memakan makanan yang menggiurkan itu, baru saja hendak mengambil makanan, Sona dikagetkan oleh orang tuanya yang datang dengan wajah sangat tidak menyenangkan mereka tampak kesal
"Sona, kenapa Brian membatalkan pertunangannya?" tanya mom
"Iya kah?" Sona bertanya kembali
"Kamu berantem sama dia?" tanya daddy kali ini
"Engga, mungkin kami ngga cocok, Sona aja ngerasa ngga cocok, mungkin dia juga gitu, kita cari yang lain aja ya mom, dad, ntar aku cariin yang cakep dan ngga merugikan keluarga kita kok" ujar Sona
Kedua orang tua Sona hanya melihat anaknya dengan tatapan malas, bagaimana tidak meskipun mereka sibuk, mereka tetap tau bahwa anak mereka itu sangat cuek dan jutek ketika laki-laki mendekatinya, tapi mereka masih memiliki cadangan untuk dijadikan calon suami Sona, bukan sekedar hubungan bisnis keluarga tapi mereka juga ingin anak mereka bisa dekat dengan laki-laki, sedangkan Sona tertawa didalam hatinya, ia kira Brian akan memberi tahu penyebab pembatalan pertunangan itu pada orang tua Sona, untungnya Brian tak memberi alasan apa pun selain hanya mengatakan pembatalan pertunangan