Chereads / Tunangan ke-13 / Chapter 6 - La parte 6 pacar untuk Mo

Chapter 6 - La parte 6 pacar untuk Mo

Diperjalanan Queen memperhatikan mobil dan mengatur jarak dengan pas agar tidak di curigai oleh gebetan Mo yang ada di depan sana, Mo sesekali senyum-senyum sendiri pertanda bahagia yang terpancar dari raut wajahnya

"Liat tuh si Mo, udah kayak orang gila, hahaha" ucap Dila

"Yaiya lah, dia incaran si Mo sejak 7 bulan lalu, sekarang baru bisa deket, kan bikin greget" jawab Katie

"Seneng amat pasti si Mo" ucap Lara

Motor yang di tumpangi Mo terus berjalan di keramaian, yah memang rumah Mo tidak lagi terlalu jauh dari jalanan itu, kira-kira 1 kilometer lagi akan sampai, tapi Mo masih belum puas berlama-lama dengan sang gebetan, Mo pun berpura-pura sakit perut dan mual-mual, sehingga laki-laki itu menghentikan kendaraannya begitu juga dengan teman-teman Mo yang ikut berhenti agak jauh dari mereka, Mo terus memegangi perut dan mual-mual, laki-laki itu terlihat cukup khawatir dengan kondisi Mo

"Hei, kamu kenapa? sakit perut? mual? rumah sakit yok" ujarnya

"Saya engga apa-apa, hanya efek lapar, ayok jalan lagi" ujar Mo

"Kalo lapar ya makan dulu yuk daripada kelamaan malah makin sakit" balas laki-laki itu

Mo pun menganggukkan kepalanya dan menaiki motor itu kembali, perjalanan di lanjutkan hingga mereka berhenti di salah satu restoran yang cukup ramai didatangi orang-orang, dengan tatapan bingung andalannya berhasil membuat laki-laki itu kembali mengeluarkan suara

"kenapa berdiri aja? ayok masuk" ujarnya

"ha?? jangan deh makan somay dipinggiran jalan udah cukup kenyang kok" balas Mo

"apaan sih, kalo lapar ya makan nasi, masa somay doang sih, ayok masuk" ajak laki-laki itu

"engga deh aku makan somay yang di deket jalan itu aja tuh, ada yang jualan" balas Mo lagi

"kenapa ngga makan disini? aku yang traktir, sekalian aku juga mau makan, laper juga ternyata"

"hmm, ya deh kalo kamu maksa"

Laki-laki itu tersenyum ke arah Mo yang kini sedang menunduk malu-malu sambil tersenyum tipis, mereka memasuki restoran itu dan duduk di tempat yang cukup sepi dilalui orang yaitu di bagian belakang restoran yang memiliki pemandangan cukup bagus meskipun berada di tengah kota disertai dengan angin sepoi-sepoi membuat suasana diantara mereka semakin romantis dan rileks, teman-teman Mo yang lain ikut masuk tapi memilih duduk di bagian depan dari restoran itu yang cukup memperlihatkan Mo dan laki-laki itu berada. Mereka melakukan pemesanan setelah 10 menit pesanan pun datang dan mereka mulai menyantap makanannya, Mo memulai obrolan terlebih dahulu

"Oh iya, saya ngga tau nama mu, boleh saya tau?" tanya Mo

"Kamu jangan kaku gitu, aku jadi kikuk juga, aku ngga jahat kok ngga jahil juga, cuma Aldi yang sering begitu, jadi panggil aku kamu aja ya, kalo panggil saya gitu, aku jadi sedikit kikuk, namaku Farel, nama kamu?"

"hehe maaf ya kebiasaan kalo sama orang ngga dikenal gitu, aku Mo"

"nama yang cantik sama kayak orangnya, kalo dilihat dari wajah sih kamu cuek gitu ya, tapi pas di ajak ngobrol eh nyambung juga ternyata"

"ah masa iya? jadi malu deh" ucap Mo dengan malu ala-alanya

Mereka menikmati makanan mereka hingga makanan itu habis tanpa sisa, mereka menghabiskan makanan mereka dalam diam, dan setelah makanan habis Mo kembali bersuara

"kamu tau ngga? kita kan baru ketemu sebentar, belum sampe se jam tapi aku udah nyaman sama kamu, kamu juga ngga?" tanya Mo

"aku juga nyaman, ya nyambung aja gitu ngobrol sama kamu, seru aja kayaknya asik gitu kamu orangnya"

"karna aku udah nyaman sama kamu, boleh dong aku minta id line kamu"

"hahaha, kok kamu yang minta, harusnya aku yang minta, sini deh id line nya biar aku add"

Mo mengambil hp Farel dan mengetikkan idnya disana, kemudian Mo mengembalikan hp Farel, kini Farel memiliki kontak Mo begitu juga dengan Mo yang memiliki kontak Farel, Mo berjalan duluan menuju kasir dan mengeluarkan 3 lembar uang seratus ribu untuk membayar makanan mereka, Farel yang terlambat pun tidak terima, karena pantang bagi Farel untuk dibayarkan oleh wanita

"Mo, apaan sih, biar aku yang bayar, aku laki-laki, masa perempuan yang bayar"

"Apa salahnya? aku mau traktir kamu"

"Ngga boleh, harus aku yang traktir, kalo kamu mau balas traktiran aku ya harus ngajak aku jalan gitu atau ajarin aku pelajaran bukan malah bayar makanan gini"

"Hah?? jalan?"

"Iya, kapan kita jalan?"

"Aku kaget tau, tiba-tiba ngajak jalan gitu"

"Kamu ngga mau?"

"Bukan ngga mau, tapi aku kaget, kamu tiba-tiba gitu ngomongnya"

"Ya jadi gimana nih kapan kita jalan, sayang?"

"Ha? Sa sa sayang?"

"Ih kamu banyak lemotnya, ayo dong aku nunggu jawaban"

"Iya, iya, aku mau jalan, gimana kalo nanti malam aja bee?"

"Bee?"

"Iya bee itu artinya sayang, kamu tau kan?"

"Tau, tapi ya kaget juga, kamu tiba-tiba bales gitu"

"Aku tadi juga kaget"

"Yaudah nanti malam aku jemput ya, ke rumah kamu"

"Jangan ke rumah deh, ke depan rumah tetangga aja ya"

"Kenapa?"

"Takut mama papa ku tau kalo aku pergi sama cowo"

"Jangan takut, nanti aku sekalian minta izin biar kita bisa jalan"

"Kamu yakin?"

"1000%, yuk aku anter pulang, biar nanti bisa istirahat dulu, abis itu kita siap-siap buat jalan deh"

Farel menaiki motornya begitu juga Mo yang ikut naik di belakang Farel, Farel menyalakan motornya dan melaju ke jalanan untuk mengantarkan Mo ke rumahnya, beberapa menit berlalu, Mo pun sampai di rumahnya kemudian Farel ikut turun dari motornya

"Kok turun?" tanya Mo

"Mau izin buat ngajak kamu jalan nanti" jawab Farel santai

"Ha?? nanti aja pas udah jemput aku lagi"

"Nanti kita udah siap-siap malah ngga di izinin kan sedih"

"Hmm, ya deh, yaudah ayo masuk"

Mereka berjalan menuju pagar rumah Mo yang terbilang cukup besar, Farel baru tau ternyata Mo bukan anak orang sederhana melainkan orang yang kaya sama seperti dirinya, Farel memasuki rumah itu dengan penuh sopan santun, kemudian Farel di persilahkan duduk di ruang tamu, dan Mo memanggilkan mamanya untuk bertemu dengan Farel, Mo menarik tangan mamanya ke ruang tamu

"Eh ada tamu" ucap mama Eva (mama Mo) yang kemudian disalami oleh Farel

"Iya tante, kebetulan saya kesini mau ajak Mo jalan nanti malam tante, niat saya cuma mau izin sama orang tua Mo"

"Oh mau izin? coba tante panggil papa nya Mo dulu ya" Eva memanggil suaminya ke ruang tamu

"Oh ada tamu yah ma, silahkan duduk dulu" ucap papa Tomo pada Farel

"Iya om, sebenarnya saya cuma mau izin ngajak Mo jalan nanti malam om"

"Emang mau kemana?" tanya Tomo

"Ya jalan-jalan biasa aja om, ke pasar malam, atau wisata kuliner gitu om"

"Nanti pergi jam berapa?"

"Jam 7 nanti saya jemput Mo, nanti pulangnya jam 9 om"

"Oh iya-iya, jangan kemalaman yah pulangin Mo, nanti om marahin kamu"

"Siap om, yaudah om tante saya pamit dulu ya, Mo, aku pulang dulu nanti aku jemput"

Mereka pun menatap kepergian Farel yang di antar sampai depan gerbang oleh Mo, setelah Farel pergi Mo pun kembali memasuki rumah dan kedua orang tuanya menatapnya heran, bahkan lebih ke arah bertanya

"Siapa dia?" tanya Tomo

"Dia Farel ma, pa"

"Ya maksudnya pangkat dia sebagai apa?"

"Pelajar lah pa"

"Pangkat dia di hati kamu"

"Pangkat Farel di hati Mo itu, mmmm, pacar mungkin pa, doain aja Mo cepet jadian sama dia yah"

"Kalo emang pacaran jangan kelewat batas, ingat-ingat Mo, jangan sampe karena cinta rela melakukan segalanya, papa ngga setuju"

"Iyah papa, baru juga kali ini anaknya pacaran malah di omelin"

"Ini nasehat sayang" ujar Eva

"Iyah mama papa tercinta, oh iya btw makasi udah permudah jalan dia, love you mom, dad"

Mo pun menaiki tangga menuju kamarnya untuk mengistirahatkan sebentar badannya yang terasa pegal saat ini, tiba-tiba teman-teman Mo menghampiri rumah Mo dan mereka dipersilahkan masuk oleh orang tua Mo yang masih berada di ruang tamu itu, ya mereka memang sering main ke rumah Mo, Dila, Lara, Katie dan Queen memasuki kamar Mo untuk menanyakan perkembangan dari hubungan Mo dan gebetannya

"Gimana? lancar?" tanya Queen

"Sangat" balas Mo

"So? laporan apa yang harus disampaikan ke Sona?" tanya Dila

"Bilang ke Sona, hari ini berjalan sukses, nanti malam gue juga jalan sama Farel, dan juga kami belum jadian" balas Mo

Lara membuka aplikasi line nya dan mengirimkan pesan pada Sona sesuai dengan yang diberitakan oleh Mo tadi, agar mereka tau tindakan selanjutnya, Sona sudah membaca pesan dari Lara tapi Lara belum menemukan balasan dari Sona, selang 2 menit Sona pun membalas "kalau Mo belum bisa jadian dengan Farel nanti malam, maka besok adalah hari terakhir, jangan sampai Mo tidak bisa melancarkan aksi". Lara pun membacakan pesan itu dan mereka pun setuju dengan Sona, begitu juga Mo yang sangat antusias