Chereads / Tunangan ke-13 / Chapter 7 - La parte 7, Pacar untuk Mo

Chapter 7 - La parte 7, Pacar untuk Mo

Malam pun tiba Mo kini sudah selesai bersiap, ia hanya tinggal menunggu kedatangan Farel ke rumahnya, Mo menggunakan celana jogger, dalaman tanktop, menggunakan blezzer hingga pinggang lengan panjang, tas samping warna coklat dan sepatu kets warna putih, serta rambutnya yang di gerai hingga melebihi bahu, dan make up natural yang ia gunakan hingga menambah kecantikannya hari ini. Mo sudah menunggu Farel sejak jam stengah 7 karena ia tak sabar ingin segera jalan dengan Farel, ia melihat ponselnya sesering mungkin untuk mencek pesan yang di berikan Farel, tapi belum juga ada pesan yang diberikan oleh Farel pada Mo.

Setelah 15 menit kemudian, Farel mengirimkan pesan pada Mo dan Mo langsung membaca pesan itu, disana terdapat pertanyaan dari Farel untuk Mo "Sudah siap belum? aku udah otw nih" kemudian Mo segera membalas pesan dari Farel "Udah kok, jemput aja" chat mereka terhenti disana, setelah menunggu selama 20 menit, Farel pun sampai di rumah Mo dan kemudian Farel mengetuk pintu rumah Mo, lalu langsung saja dibuka oleh Mo dengan senyuman, setelah itu mereka pergi ke tempat yang ramai untuk pacaran, entah itu di pasar malam, taman maupun di tempat-tempat makan, Farel mengajak Mo untuk makan terlebih dahulu, Farel menghentikan motornya di pinggir jalan yang disana terdapat orang menjual ayam bakar dan cukup ramai orang disana

"Mo, ngga masalahkan kalau kita makan di pinggiran jalan?" tanya Farel

"Dari tadi siang aku ngajak makan di pinggiran lho, kamu doang yang mau masuk restoran" balas Mo

"Ya siapa tau kamu ngga mau lagi makan di pinggiran jalan gini, secara kamu kan anak orang kaya takutnya ngga mau makan di jalanan"

"Ih yang kaya orang tua ku, bukan aku trus kenapa aku ngga mau makan di pinggir jalan coba"

Farel menggandeng tangan Mo untuk memasuki tempat makan yang ada di pinggiran jalan itu, mereka duduk di tempat yang cukup memberikan angin malam yang menyejukkan, Mo dan Farel memesan makanan mereka, beberapa menit setelahnya makanan itu datang dan mereka menyantapnya dengan lahap, setelah selesai makan, Mo mulai bersuara

"Farel, kalo kayak gini kira-kira kita udah masuk jadian belum?" tanya Mo blak-blakan

"Jadian? kamu mau kita jadian?" tanya Farel

"Iya, soalnya aku nyaman sama kamu"

"Kita baru kenal tadi siang lho"

"Emang harus kenal berapa lama baru bisa jadian? Lagian aku nyaman sama kamu, dan lagi aku nyambung ngomong sama kamu, aku juga ngga mau keduluan sama orang lain"

"Kenapa kamu bisa suka aku?"

"Karena hati aku milih kamu"

"Tapi aku punya orang yang aku suka"

"Kalo emang kamu punya orang yang disuka, kenapa ngajak aku jalan, hmm?"

"Ya karena aku ingin temenan sama kamu"

"Temenan ngga harus pergi berduaan gini, kamu bikin aku sakit tau ngga"

"Mo, jangan gitu, emang salah kalo aku berteman sama kamu?"

"Iya, kamu ngga salah, aku yang salah, harusnya dari awal aku ngga berharap sama kamu"

Mo berjalan keluar dari tempat itu dengan air mata yang mengalir di pipinya, sebelumnya Mo meletakkan uang seratus ribu di atas meja penjual itu dan berlalu pergi, Farel mengejar Mo yang berjalan terlalu cepat, baru saja Mo ingin menaiki taksi, Farel berhasil meraih tangan Mo dan menahan Mo untuk tidak pergi, Mo masih menangis karena merasa ia di khianati saat pdkt, tapi Mo tidak menumpahkan semua air matanya, dia masih menahan agar tidak terlalu memperburuk namanya di depan Farel, Farel menggenggam kedua tangan Mo, namun Mo masih memalingkan mukanya karena air matanya membuatnya malu menatap Farel

"Mo, kamu tau? tadi itu aku..."

"Udah Farel, aku mau pulang dulu, soal pertemanan nanti kita bahas, aku mau tenangin diri dulu"

"Mo, hey, sabar dulu, aku belum selesai, tadi itu aku cuma bercanda"

"Ha? bercanda gimana? kamu bercanda sama pertemuan kita ini? atau kamu menganggap ucapan aku itu candaan? kamu keterlaluan"

"Ih bawel, denger aku dulu, belum juga dijelasin udah main potong-potong aja, tadi aku bercanda bilang kalo aku punya orang yang di suka"

"Maksudnya?"

"Iya makanya denger dulu, ntar mulutnya aku klep ya biar ngga motong-motong mulu, aku juga bercanda kalo aku nolak kamu"

"Apa?? kamu ngga jelas, aku pulang aja"

"Eh?? jangan dong, ngambekan sih, harusnya aku yang nembak kamu, bukan kamu yang nembak aku, aku sampe sekarang juga ngga ada orang yang aku suka, banyak yang nyambung ngobrol sama aku tapi aku ngga nyaman, nyamannya sama kamu, so kamu mau ngga jadi pacar aku? eh jangan deh, calon istri deh"

"Kamu ini raja drama ya? gampang banget ngebalikin omongan, tadi bilang A sekarang bilang B"

"Engga sayang, yang tadi aku bercanda, sekarang aku serius, kamu sekarang jadi pacar aku ya"

"Hebat yah kamu, aku tadi di dalam sana nyari suasana yang bagus buat nyatain perasaan aku, lah kamu nyatain perasaan di pinggir jalan gini? Aku ngga mau jawab ah"

"Yaudah kita lanjut jalan yuk, nanti aku cari suasana yang bagus buat nembak kamu, nih uang kamu, lain kali aku yang bayar bukan kamu, paham sayang?" ucap Farel sambil memberikan uang 100 ribu

Mo mengambil uang itu dan memasukkannya ke dalam tas kecilnya dan menyusul Farel yang kini tengah menaiki motornya, Farel membawa Mo ke pasar malam dimana disana cukup banyak permainan yang menarik, salah satu yang di kunjungi Farel dan Mo adalah rumah hantu, Farel memberikan uang 20 ribu untuk membeli 2 buah tiket untuk masuk kedalam wahana rumah hantu tersebut, setelah mendapat tiket mereka pun masuk ke dalam wahana itu kemudian satu persatu hantu bermunculan, Mo sudah kenyang dengan hantu-hantuan seperti ini, karena ia sering menonton film horor, sedangkan Farel sendiri sedikit ketakutan melewati rumah hantu itu, sehingga ia selalu memegangi tangan Mo yang ada disebelahnya. Mo sampai saat ini masih tenang-tenang saja sedangkan Farel sudah ketakutan, alhasil Mo membimbing Farel keluar dari wahana itu

Sesampai di luar wahana, Mo memperhatikan wajah Farel yang ketakutan dan mulai menertawai Farel, Farel yang ditertawakan pun kesal pada Mo, dia meminta Mo untuk berhenti tertawa

"Kamu lucu bee, hahahaha" tawa Mo

"Ih ngeselin, berhenti ih" ucap Farel

"Hahaha, ngga nyangka bakal liat ekspresi kamu kayak gini, ahahah, ngakak"

"Sayang, udah dong masa pacarnya ditertawain terus"

"Belum jadi pacar, yok kemana lagi kita?"

"Itu kita naik wahana bianglala"

Mereka pun menuju ke tempat penjual tiketnya kemudian membelinya dan mereka dipersilahkan untuk menaiki bianglala, terdapat 2 kali putaran dalam sekali naik bianglala, tepat di puncak bianglala itu di putaran kedua, Farel menyatakan cintanya pada Mo dan tentunya di sambut baik oleh Mo, mereka pun berpelukan dan saat itu lah mereka mulai menjalin hubungan berpacaran, Mo benar-benar tidak menyangka bahwa jalannya akan semulus ini bahkan tidak sulit mendapatkan hati dari seorang Farel, mereka bermain berbagai wahana di pasar malam itu dan jam stengah 9, Farel mengajak Mo pulang dan mengantar Mo kembali ke dalam rumahnya dengan selamat barulah Farel bisa pulang ke rumahnya, hari ini benar-benar spesial untum mereka