Chereads / Tunangan ke-13 / Chapter 3 - La parte 3 laki-laki pertama

Chapter 3 - La parte 3 laki-laki pertama

Sona benar-benar sudah berada di rumahnya sekarang, dia sedang meluruskan badannya di atas kasur kesayangannya, Sona menutup mata dan terlelap lah ia hingga sore, saat ini pukul 5 sore Sona terbangun dan segera mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah gerah, setelah mandi Sona memakai baju daster tanpa lengan dan setengah paha, daster itu berwarna pastel dan cantik untuk dipandang. Baru saja selesai menggunakan skincare nya, ada yang mengetuk kamar Sona dan Sona pun membuka pintu, ternyata itu adalah mommynya yang membuat Sona heran ialah kenapa mommy nya pulang lebih cepat? buka kah selalu pulang malam?

"Mom, kok pulang cepat?" tanya Sona

"Ngga boleh ya?" tanya mommy

"Bukan gitu, emangnya pulang cepat kenapa?"

"Tamu kemaren mau datang lagi, jadi mom kesini mau suruh kamu ganti baju, pake baju yang cantik ya"

"Mom? beneran dijodohin nih?"

"Iya dong, dia kan juga tampan"

"Mom sama dad ada-ada aja, Sona belum tau dia siapa, bagaimana kebiasaan dia, bagaimana sikap gila dia, Sona perlu kenalan dulu mom"

"Udah ah, kenalan waktu udah tunangan aja deh"

Sona menutup pintunya dengan sedikit keras membuat mommy nya yang ada di luar pintu menjadi kaget, Sona berpikir untuk mencari tau bagaimana cara mengusir si playboy cap kapak itu dari rumahnya bahkan jauh dari kehidupan keluarganya, Sona mencari di internet apa saja yang membuat pacar atau doi ilfeel dan Sona menemukan satu trik yang cukup bagus tapi akan lebih bagus ditunjukkan saat 1 hari sebelum pertunangan dilakukan agar lebih memberi efek jera untuk laki-laki playboy itu beserta dengan orang tuanya. Kali ini Sona memenuhi permintaan orang tuanya untuk berpakaian cantik, bukan saja pakaian yang sangat cantik dan sexy bahkan Sona pun merias wajahnya agar semakin mempesona, kali ini orang tua Sona benar-benar senang dengan sikap anaknya, sangat sopan, sering tersenyum dan berdandan sangat cantik. Si hidung belang itu terus menatap Sona dari atas hingga kebawah secara terus-menerus, kali ini Sona ikut menatap laki-laki itu dengan tatapan menggoda khas dari Sona hingga siapa pun ngga kuat dengan tatapan itu.

Ketika selesai makan malam bersama, Sona mengajak laki-laki itu ke taman yang ada dibelakang rumah Sona, dengan tujuan Sona yang sangat tepat yaitu ingin saling mengenal dengan calon tunangannya. Sona menggenggam tangan laki-laki itu, disana mereka duduk di kursi dekat kolam renang, Sona memilih sedikit obrolan santai agar si laki-laki itu tidak terus-terusan berpandangan mesum

"Aku belum tau namamu lho, ayo kenalan" ucap Sona ramah

"Aku Brian, umurku 18 tahun, sepertinya kita berjarak 2 tahun tapi kamu masuk sekolah dasarnya umur 5 tahun kan?" balas Brian

"Kok kamu tau sih? tuh kan kamu curang, kamu udah tau banyak tentang aku, sekarang aku mau tau banyak tentang kamu, apa kelebihan dan kekurangan mu? aku yang paling kamu suka? dan apa yang kamu tidak suka? apa yang paling kamu takuti?"

"Banyak juga yah pertanyaannya, nih aku jawab yaa, kelebihan ku adalah balapan motor karena aku menang terus, kelemahan ku ada di kaki kiri deket mata kaki, soalnya aku pernah jatuh dan hingga sekarang masih sakit, aku ngga pergi ke dokter karena aku ngga suka rumah sakit, aku suka makan cheese burger dan minuman soda apa pun itu, aku takut sama yang namanya belalang"

"Hmm oke deh, aku ingat yaa, besok kita bareng lagi ngga ke sekolahnya?"

"Iya dong, aku kan harus anter tunangan aku ke sekolah dengan selamat, aku ngga mau kamu kenapa-napa jadi lebih baik aku anter kamu"

Sona menganggukkan kepalanya pertanda ia setuju tapi di dalam hatinya dia sudah menyusun rencana yang amat cemerlang kali ini, yang mana hal itu akan dilakukan dalam 6 hari lagi, Sona sudah mulai tertawa-tawa dalam hati karena rencana gilanya ini menurutnya akan membuat semua orang lari terbirit-birit ketakutan, bukan Sona namanya jika tidak bisa mengusir orang-orang yang terlalu memuja kecantikannya bahkan rela menjadi babu hanya demi melihat wajahnya yang cantik. Tapi ada untungnya juga Sona cantik, kalau menjalankan rencana tidak akan membuat orang tau karena orang tak pernah mencurigainya.

Paginya Sona kembali bertemu dengan Brian sang laki-laki playboy, dia menggunakan parfum cukup banyak hari ini yang membuat Sona menahan aroma parfum yang cukup menusuk hidung itu, sesekali Sona memeluk pinggang Brian sebagai permainan saja agar Brian tidak merasa asing dan bahkan jika curiga pun Brian tak akan mungkin mengungkapkannya. Sesampai di sekolah Sona turun dari motor Brian dan mengelus pipi Brian tanda perpisahan kemudian Sona berjalan menuju kelasnya. Teman geng Sona belum ada yang datang dikelas itu, jadi Sona harus sendiri hingga teman-temannya itu datang, setelah 5 menit barulah didapati 2 anggota geng Sona yaitu Dilla dan Queen, mereka melirik ke arah Sona sedangkan yang dilirik lebih memilih memainkan ponselnya sambil sesekali bersenandung ria, Dilla dan Queen duduk di dekat Sona memperhatikan yang tampak sedikit riang itu

"Ngapain? kayaknya lagi seneng nih" tanya Queen

"Siapa? gue?" tanya Sona balik

"Ya elu lah mau siapa lagi" ujar Dilla

"Gue minggu ini tunangan" ujar Sona santai

"Lu gila?" balas Queen

"Engga, orang tua gue yang gila" jawab Sona

"Elu mau tunangan ngga?" tanya Dilla

"Udah tenang aja, gue bakal gagalin rencananya" ujar Sona yakin

Karena melihat ekspresi keyakinan dari Sona membuat teman-temannya percaya akan rencana Sona, mereka tau Sona selalu memiliki cara jitu dan perencanaan yang matang, meskipun begitu mereka sebagai teman dekat pasti menawarkan bantuan pada Sona, siapa tau Sona membutuhkan mereka untuk memerankan rencana yang dimiliki Sona, hingga semua anggota sudah datang dan Sona meminta sedikit bantuan dari teman-temannya itu untuk membantunya tepat sehari sebelum pertunangan itu diadakan, mereka sebagai teman yang ingin membantu pastinya setuju dengan permintaan Sona. Mereka sudah mengatur strategi dan ekspresi wajah yang akan digunakan saat hari itu, mulai dari ucapan apa yang akan keluar hingga bagaimana alasan mereka mendatangi rumah Sona secara bersamaan pada hari itu. Tidak memerlukan waktu yang lama kira-kira 30 menit mereka berhasil menyusun naskah untuk diperankan pada hari sebelum pertunangan Sona itu, Sona sudah bisa sedikit bernafas lega setidaknya masih ada harapan untuk tidak melaksanakan pertunangan yang sangat tidak jelas ini, apalagi laki-laki jenis seperti itu membuat Sona ingin muntah saja. Sona sudah menulis perencanaan itu di sebuah kertas yang mana kertas itu ia berikan pada temannya itu agar rencananya tidak melenceng dari pelaksaannya di hari sebelum pertunangan itu dilaksanakan.