Chereads / CEO Cantik // Nyawamu Dalam Bahaya / Chapter 2 - 2. Bodyguard baru

Chapter 2 - 2. Bodyguard baru

Tapi ada sedikit keganjilan diantara mereka! Apa tinggi mereka? Cara berjalan mereka? warna kulit mereka? atau apa? Apakah wajahnya?

Ya wajahnya, warna kulit mereka, tinggi mereka dan cara berjalan mereka. Semuanya berbeda, ini bukan bodyguard yang tadi baru saja keluar. Siapa mereka? apakah mereka adalah orang yang tadi membuat keributan? Tapi mengapa seragam mereka adalah seragam anak buah paman Jos.

Apakah mereka bodyguard tambahan atau yang baru? Tapi kemana bodyguard yang tadi? Baru saja aku hendak bertanya tapi pintu yang tadinya tertutup terbuka lagi. Para bodyguard di sekitarku masih waspada. Bisa saja kan ada anak buah paman yang berkhianat.

Dari balik pintu itu barulah muncul wajah orang yang aku kenali. Mereka menghadap padaku dan mengatakan jika dua orang itu adalah bodyguard baru dari paman Jos. Mereka mengatakan jika tadi paman Jos menelpon dan mengatakan tentang bodyguard tambahan. Hal itu di karena kan sudah semakin banyak musuh yang mengintaiku.

Karena aku punya mata yang teliti, dan rasa curiga yang penuh. Aku bisa memastikan salah satu dari mereka tersenyum remeh selama beberapa detik. Hanya sekilas dan sudah aku pastikan mereka adalah penyusup. Dan pria yang sebelah kanan tanganku mungkin adalah bosnya.

Yang aku lihat dia tadi melirik pria di sampingnya. Pasti itu adalah kode agar pria satunya tidak menimbulkan kecurigaan pada mereka. Lagi pula aku ragu jika pria setampan itu mau jadi bodyguard. Walau tidak sedikit bodyguard yang tampan. Tapi aku bisa merasakan kharisma dari seorang bangsawan, dan itu mengalir dari tubuhnya.

Jika sekilas mungkin tidak ada rasa curiga. Tapi jika coba diamati lagi wajah seorang sebelah kanan tanganku. Kamu akan menemukan banyak keganjilan, dari rahang tegas dan kokoh, Auranya yang menguar, Tubuhnya yang bersih dari luka, dan kalian tahu latihan seorang pengawal. Tidak mungkin dia tidak memiliki satu lukapun di tangannya.

Dan jangan pernah lupakan jam tangan yang terpajang di tangan putih itu. Jika aku tak salah ingat itu adalah jam yang harganya ratusan juta. Meski aku lupa namanya, tapi tidak mungkin aku lupa bentuknya. Mungkin jam itu terlihat sederhana dan biasa. Tapi untuk aku yang mengenal barang bermerek itu adalah barang yang langkah.

Sungguh, mana mungkin aku lupa jam itu! Saat itu aku begitu tertarik dengan jam itu di pelelangan. Rencananya untuk hadiah karena paman Jos selalu melindungi ku. Tapi naasnya jam itu diambil duluan oleh orang lain. Dan jika aku tidak ingat waktu itu aku bertarung dengan seorang CEO muda juga.

Sangat tidak dapat di percaya! Dia datang sendiri hanya untuk menjemput nyawaku atau ingin mencuri berkas penting perusahaan ini? Apapun yang mereka rencanakan aku siap! Lagi pula aku belum terlalu menyelidiki siapa mereka jadi aku harus pastikan. Meskipun mereka musuh yang berhasil menyusup, aku akan tetap membiarkan mereka melakukan apa mau mereka.

Sebenarnya dengan paman yang ada diluar negeri saat ini. Di tambah lagi dia mengirim pengawal tambahan! Itu menjadi kesempatan bagus untuk para musuh menyusup. Jika benar kedua orang ini penyusup, lalu mereka apakan dua orang yang dikirim paman.

' Mereka sangat licik! Mereka lupa jika paman akan selalu menghubungiku jika ada bodyguard baru atau pengganti apalagi tambahan!' pikirku

Dan benar saja! Baru saja aku berpikir, sebuah motif masuk dalam handphone Android ku. Di sana paman mengirim pesan tentang bodyguard baru, atau tambahan. Dan jangan lupakan foto yang paman kirimkan padaku. Haha, pikiranku ingin tertawa melucu. Wajah dari kedua orang itu sungguh berbeda jauh dari foto.

Jika yang ada di foto adalah wajah yang coklat eksotis, maka yang didepan wajahku ini putih bersih. Jika yang di foto tingginya sekitar 170 cm, maka yang di depanku sekitar 178 cm. belum lagi badan uang ada di foto menunjukkan badan kekar dan ada beberapa goresan di tangan dan wajah. Sungguh ini sangat berbeda.

Puas tertawa dalam hati aku memandang empat pengawal yang masih mengelilingiku. Pandangan mereka masih waspada pada dua orang baru di depan mereka. Rasanya hatiku menghangat dengan perhatian mereka. Walau sering aku ingatkan dalam hati, bahwa mereka seperti itu karena beberapa hal. Hal pertama kerena mereka anak buah pamanku, kedua kerena Mereka di beri tugas, ketiga mereka takut di hukum paman, dan mungkin banyak lagi alasan lainnya.

" Tunggu apa lagi kembali ketempat masing masing! Kalian berdua sudah tau tugas kalian bukan? Jadi laksanakan tugas kalian dan jangan mengelilingiku seperti ini!!! Pergilah ini sungguh gerah!" Ucapku dingin.

Mereka kembali ke posisi masing masing dan dua orang baru tadi berjaga di belakangku. Aku hanya berpura pura tidak tahu, bahkan saat aku melihat senyum bangga pada pria yang tadi ada di sisi kiri ku. Tapi sekarang dia ada di sisi kananku!

Entahlah apa yang dia pikirkan tapi dapat aku baca, bahwa dia merendahkan ku. Sangat terlihat dari ekspresi wajah nya yang tadi. Sedangkan seseorang dengan jam mahal tadi tetap diam. Jika dari penilaian ku sendiri dia adalah seorang yang dingin dan tak berperasaan.

" Jeymi keruangan ku sekarang!" ucapku melalui pengiklan telpon kantor. Aku hanya ingin membalas sedikit pikiran meremehkan dari penyusup sialan ini. Aku juga ingin tahu bagaimana rasanya memperkejakan seorang CEO sebagai budak.

Jangan salahkan aku yang punya ide buruk, mereka yang memulainya duluan, oke! Lagipula sudah sangat lama aku tidak bermain majikan dan budak. Selama ini aku selalu sibuk dengan permainan nyawa. Anggap saja ini hiburan untuk Empat pengawal ku yang tadi.

Kalian tidak lupakan kalau aku adalah orang yang teliti? Ya, dan aku dapat melihat bahwa para pengawal pribadi ku itu belum percaya dengan dua sejoli ini. Bahkan saat tadi aku menyuruh mereka kembali ketempat, aku bisa melihat raut tidak rela mereka. Mungkin mereka curiga karena aku tidak mengetes mereka dulu atau yang lain.

Sekali lagi pintu di ketuk, dan dua pengawal tadi kembali mengecek. Tapi kali ini tidak terjadi keributan. Mereka masuk membawa seorang gadis di tengah tengah mereka. Gadis yang cantik dan modis tapi tetap berpakaian tertutup dan rapi. Rambutnya yang tergerai bergelombang menambah kesan seksi.

Sayangnya tampang itu tak membuat dia laku. Bahkan sampai saat ini dia masih single dan nasibnya sama sepertiku. Apalagi jika bukan jompo dari lahir! Senyumnya menawan dan menatap dua bodyguard baruku. Aku tahu dia sangat cermat dan cerdik, Bahkan dia hanya punya waktu sedikit untuk memperhatikan jam tangan pengawal ku.

Dia itu adalah penggila barang bermerek, jadi jangan tanyakan mengapa dia bisa tahu dengan muda. Bahkan aku bisa melihat kilatan bersinar dalam matanya. Walau lenyap saat melihat sosok wajah pemilik jam itu. Jangan salahkan dia karena dia adalah pencuriga. Dia itu hidup dalam kukungan pamanku.

Paman memberikannya padaku sebagai orang kepercayaan. Meski berwujud seorang perempuan feminim, tapi aslinya dia adalah seorang gadis yang tomboy. Sejak kecil dia hidup dalam dunia yang kejam, mana mungkin dia bisa menjadi gadis normal? Tahun tahun hidupnya dia abdikan pada pelatihan bela diri dan bela diri.

Dia tiba tiba berhenti tersenyum sesaat, wajahnya mendingin. Tapi setelah itu kembali lagi dengan wajah penuh senyum menggairahkan. Dia menatapku seakan memberi kode. Aku hanya tersenyum, senyum meremehkan. Dia mengerti maksudku dan hanya dia yang melihat senyumku. Dua pengintai pun tidak bisa kerena area yang tidak memungkinkan.

Dengan senyum lembut dia bertanya, " Apa ada yang bisa saya bantu nona?" Suaranya begitu merdu dan halus. Siapapun yang mendengarnya akan semakin tertipu. Dan terjebak dalam jeratan maut. Percayalah dan jika ragu kalian bisa mencobanya.

Aku bisa merasakan jika satu penyusup sedikit terpancing dengan pesona Jeymi. Jangan tanyakan siapa! Aku yakin kalian pasti tau! Lagipula hanya satu yang masih normal diantara dua penyusup tadi. Kalian tau kan satunya itu hanya tembok berjalan. Mana mungkin dia bisa dianggap manusia normal!!!

Lihat saja dari tadi dia hanya dia tanpa ada pergerakan sedikitpun. Entah agar tidak menimbulkan kecurigaan atau apa? tapi mana mungkin orang begitu betah tidak bergerak sedikitpun. Bahkan para pengawal yang lain Sudak bergerak sedikit walau tak banyak. Misalnya mengayunkan tangan, atau mengerakkan kaki dan gerakan lainnya.

Aku tersenyum licik pada Jeymi sebelum menjawab pertanyaannya. Anggap saja aku sedang memberinya perintah lewat senyum itu. " Jeymi, bawa mereka dan berikan tugas yang ringan saja! Aku hanya tidak ingin ruanganku penuh, entah apa yang pria tua itu pikirkan? Ruangan ini kecil dan akan semakin pengap jika tambah orang lain lagi. Jadi bawa mereka pergi!" Jelasku berpura pura manja.

Suaraku sengaja aku buat semenggoda mungkin. Tentu tidak akan memberitahukan bahwa aku ini licik dan mandiri. Semua orang tahu jika aku ini CEO manja dan pintar. Bukan CEO mandiri dan Licik.

Saat Jeymi akan memberi perintah pada dua orang itu untuk mengikutinya. Tiba tiba ada suara protes, " Tapi kami di kirim oleh pak Joseph untuk mengawal anda nona?" protesnya. Aku memutar kursiku ke belakang dan bisa kulihat jelas wajah orang itu. Ternyata yang protes adalah...

.

.

.

.

***