Chereads / CEO Cantik // Nyawamu Dalam Bahaya / Chapter 4 - 4. Makan bersama

Chapter 4 - 4. Makan bersama

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya bodyguard yang tadi ku suruh membeli sesuatu telah kembali. Ditangan kanannya telah ada kantong kresek putih. Dia membungkuk padaku lalu memberikan kantong itu. Dan setelahnya langsung berlalu pergi ke tempatnya bertugas.

Aku tersenyum licik melihat sesuatu didalam sana. Melihat jam yang ada di dinding atas meja, aku semakin tersenyum. Sederet gigi putih bersih ku pamerkan pada udara. Ku tekan nomor yang ada di telepon kantor. Lalu mengangkat telepon itu, tak lupa kaki yang aku silangkan diatas meja.

"Pesankan aku nasi Padang dengan gulai daging rendang yang pedas, minumannya jus jeruk, tambahkan satu es cream strawberry. Nasi dan jusnya porsi sepuluh bungkus. Cepat dan tidak pakai lama!" ucapku pada kepala OB kantor ini.

"Kau panggil kakak Jeymi yang cantik!" perintahku pada satu pengawal ku yang ada didekat pintu. Dia mengangguk dan pergi keluar menjalankan perintahku.

"Kalian tunggu disini saja, aku ingin istirahat di kamar! Jika kakak Jeymi yang cantik datang, persilahkan dia masuk!" perintahku lagi. Mereka hanya mengangguk dan sedikit bingung, mungkin.

Aku tak menghiraukan wajah mereka yang kebingungan. Mungkin mereka bingung mengapa aku selalu linglung dan tidak jelas. Maksudku mungkin mereka bertanya mengapa aku menyuruh pengawal, bukankah akan lebih mudah dengan telepon?

Aku merebahkan tubuhku yang seringan kapas ini pada kasur empuk kesayanganku. Ku elus seprei sutra mahal pemberian pamanku. Lalu mataku beredar memandang sebuah foto. Kulihat foto yang berukurang lebih besar dari badanku.

Disana aku dapat melihat tiga orang dengan senyum merekah. Wajah mereka bersinar, raut akan rasa kebahagiaan. Seorang anak kecil tersenyum polos. Di tangannya yang sebelah kanan memegang tangan es cream strawberry. Dan tangan kirinya memegang boneka panda yang berukurang setengah dari badannya sendiri.

Memandang keatas aku melihat wajah seorang wanita dan seorang lelaki. Mereka berpelukan dengan di tengahnya ada anak tadi. Aku menghela nafas, ku tenangkan diri yang sudah mulai berambisi. Aku harus tenang dan sabar, ingatkan diriku akan sumpahku! Aku tidak ingin berambisi dalam membalas dendam, oke!

Ku gapai sebuah boneka yang sama persis dengan boneka gadis di foto tadi. Ku peluk erat boneka itu, rasanya tubuhku bergetar. Tapi mengapa? mengapa begitu sulit untuk menangis? Aku tidak tahu mengapa aku tidak bisa menangis di sini! Aku juga heran, bukankah air mata ini bisa dengan mudah keluar saat aku akting.

"Kau ingin membohongi perasaanmu lagi? Mengapa kau tidak ingin membalas dendam? Aku yakin kau akan tenang jika bisa membalas kejahatan yang terjadi pada keluargamu! Apa ada alasan lain mengapa kau tidak berniat membalas dendam? Ayolah, kau tidak mungkin berdiri pad pendirian konyolmu itu! Aku sangat yakin kau banyak menyembunyikan sesuatu, aku hanya ingin mengatakan jika aku bersedia membantumu," ucap Jeymi yang kedatangannya bahkan tidak aku sadari.

Kupandang matanya, meneliti adanya kebohongan dalam ucapannya. Ternyata tidak, dia berkata dengan serius. Tapi aku hanya mengabaikan ucapannya lalu memasang senyum jahil. Ku perlihatkan dia sebuah foto seorang pria yang ada di handphone ku. Dia nampak terkejut dan ingin segera merampas handponeku.

ku tarik tanganku menjauhi tangannya yang ingin merebut handponeku. Aku kembali tersenyum, kali ini senyum kemenangan. Aku tentu saja akan senang! Selama ini dia tahu hampir semua rahasia ku, tapi aku tidak tau apa rahasianya.

"Aku tidak percaya ternyata kau sudah punya gebetan! Tapi sayangnya gebetanmu ini sudah menikah, haha!" ledekku padanya. Aku hanya sangat senang melihat wajahnya yang menggembung. Bibirnya memonyong seperti ikan gergaji.

Ada sedikit rasa kasihan pada asistenku ini, tapi hanya sedikit. Sungguh dia adalah jomblo paling ngenes yang pernah aku saksikan. Aku juga terkejut saat melihat asistenku ini kencan dengan seseorang pria tampan. Dan yang lebih ngakaknya lagi, saat mereka dilabrak istri pria itu. Aku bahkan sempat memvideonya saat itu. Membayangkannya membuat aku semakin ngkakak saja.

"Berhentilah mengejekku! Dan katakan apa yang ingin kau aku lakukan, berhentilah tertawa! Hei, aku ingatkan lagi, Kau juga masih jomblo!" bantahnya.

"Haha, baiklah, baiklah!!! Tapi setidaknya aku tidak ngenes sepertimu. Ini aku ingin kau memasukkan ini pada minuman kedua penyusup tadi," ujarku sembari mengejeknya dan memberikan kantong putih tadi.

"Apa ini?" tanyanya.

Aku hanya mengedikkan bahu acuh, lalu kembali menyatu dengan pulau kesukaanku, pulau kapok. Dia keluar tanpa banyak tanya lagi. Dia juga menghentakkan kaki pada lantai tak berdosa. Lagi pula jika mereka menjadi saksi dari pembicaraan barusan, mereka hanya menjadi saksi bisu.

Aku membaca sedikit informasi tentang perusahaan GDS Company. Kulihat wajah CEO nya dan ternyata wajahnya memang sama. Tapi berbeda pada beberapa bagian, misalnya kumis tipis pada bodyguard ku. Sedangkan sang CEO tidak memilikinya. Tapi tetap saja wajah mereka bisa dilihat dengan mata telanjang. Eh, maksudku persamaan pada wajah mereka mampu di simpulkan dengan mata telanjang.

Jika dua foto digabungkan bisa menyimpulkan dua kemungkinan. Pertama mereka kembar, dan kedua itu adalah satu orang yang sama. Dan dari informasi yang didapat, keluarga itu tidak punya anak kembar. Dan mereka hanya punya 3 orang putri dan satu putra.

Jika kalian tanya apa reaksiku saat ini, maka jawabannya bingung. Tentu saja aku bingung dengan dua orang penyusup itu. Pertanyaaan ku adalah mengapa mereka menyusup? Apa alasan mereka menyusup? Apakah mereka menyusup? Atau mereka hanya bertamu dengan alasan menyusup!

'Ayolah otak berpikir! Mengapa kau tak berfungsi disaat seperti ini? Bodoh! bodoh!' makiku dalam hati terdalam.

Dari luar aku mendengar suara ketukan. Setelah suara ketukan berhenti, kini digantikan oleh suara lantang seorang pria. Dia melaporkan jika makan siang ku sudah siap. Aku hanya bergumam sedikit yang aku bahkan tidak tahu apa dia mendengarnya atau tidak.

Aku berdiri dan menuju kamar mandi di kamar ini. Ku basuh tanganku dengan sabun aroma strawberry. Jangan berkesimpulan aku suka sama buah itu ya teman! aku melakukan itu agar pendapat orang tentang sikap kekanakan ku semakin bulat. Lalu ku basuh juga wajahku, dan setelahnya aku keluar.

Aku melihat sebuah meja panjang dengan sepuluh kursi di pinggirnya. Di sana juga sudah ada sembilan orang yang duduk di pinggir meja. Delapan pria dan satu wanita. Di atas meja sudah tersaji Sepuluh piring yang sudah diisi nasi Padang dan gulai daging, alias rendang daging yang super pedas.

Ada juga sepuluh cangkir jus jeruk, sepuluh botol Aqua, satu mangkuk es cream strawberry porsi jumbo. Aku melirik dua jus jeruk yang ada di depan dua penyusup. Lalu aku melihat kearah Jeymi, asisten laknatku. Ku beri dia kode untuk menanyakan misi yang dia lakukan. Dia mengangguk pasti dan tersenyum devil.

Aku menutup pintu kamar lalu mulai aktingku. Aku berteriak girang seperti orang polos, aku duduk diatas kursi. Tantunya aku duduk di kursi bagian tengah, lalu melahap makananku. "Wah, hah, hah ini sangat pedas dan enak! Astaga aku lupa membaca doa, Bismillahirrahmanirrahim. Selamat makan!" ucapku riang.

Mereka memandangku dengan tatapan maklum kecuali ya dua penyusup. Mereka menatap ku kaget dan terkejut, bisa jadi jantung mereka sudah jatuh ke kaki saking terkejutnya. Aku? Tentu saja aku tidak mempedulikan mereka!

Aku lihat Jeymi duduk dan diikuti pengawal yang lain. Mereka mulai menyantap makanan mereka, aku tersenyum bangga saat melihat dua penyusup. Mereka yang makan dengan anggun dan santai itu begitu naif. Mereka terus makan dan itu membuat senyumku semakin mengambang.

Dirasa haus aku mengambil jus yang ada di samping kiri ku. Aku langsung meminumnya tanpa aku sadari satu hal. Aku meminumnya sampai habis lalu memakan es creamku. Aku sudah tidak memedulikan makanan pedas tadi. Dengan santai aku memakan es cream sembari membayangkan rencana ku yanh berhasil.

Membayangkan mereka bolak balik kamar kecil membuat adrenalin ku berpacuh. Tapi ada denganku? Mengapa aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku? Kulihat kebawah, lalu kupegang perutku. Aneh, Mengapa perutku rasanya sakit sekali? Kulihat mereka sudah selesai makan. Dan aku juga tak melewatkan gelas dua penyusup itu sudah kosong.

Asisten penyusup tadi izin sembari memegang perutnya dan aku? Aku juga berlari ke kamarku yang tadi. Aku masuk ke kamar mandinya, lalu mengunci pintunya. Aku mengabaikan pandangan aneh dari semua orang. Apa yang terjadi padaku?

.

.

.

.

***