Chereads / Blue Aloe / Chapter 51 - 50 - Frost Mankind II

Chapter 51 - 50 - Frost Mankind II

"Sementara ini, jalanan rute F, G, H, dan I sedang ditutup karena perihal isu pemblokadean dari pendemo yang memulai aksinya di jalanan rute khusus. Bagi pengemudi yang hendak menuju ke timur dari Jakarta Pusat, di sarankan untuk mengambil jalan memutar melalui jalur rute lain dan diperbolehkan menggunakan jalur cepat sebagai alternatif lain, namun hanya beberapa kendaraan khusus yang diperbolehkan untuk melewati jalur cepat ini. Pihak kepolisian juga sedang mengatur jalur yang bisa digunakan selama pemblokadean jalan oleh para pendemo ini..."

Siaran yang diputar di media apapun, termasuk ke dalam siaran penting yang harus segera diberitahukan kepada semua orang di Jakarta. BJ bisa memastikannya bahwa kasus ini tidak akan diungkit-ungkit lebih jauh, selama media akan terus mengalihkan permasalahan penting di sebuah negara-mungkin di seluruh negri yang telah menerapkan kemajuan teknologi ini-ke hal-hal tidak bermutu. Dan coba tebak? Tidak akan ada yang dapat menyelesaikan masalah ini kecuali uang.

Masalah tentang dunia yang sebenarnya... mungkin bukan urusannya BJ untuk sekarang atau mungkin takkan pernah.

Harusnya begitu ya... tidak sampai dia duduk di sebuah sofa yang sangat nyaman dengan layar hologram berita tentang kasus yang barusaja terjadi padanya. Karena kasus itu, dia langsung dibawa oleh beberapa petugas kepolisian untuk diamankan. Kata-kata itu seakan menarik mereka-tentu saja bersama Kelly-masuk ke dalam kasus tersebut dan akan menjadi tersangka. Alur kasus ini sudah sangat mudah untuk dibuat-buat, menciptakan korban palsu dan membungkam semua yang tak berdaya.

Seharusnya begitu. BJ tidak perlu ikut campur. Dia cukup diam saja dan membiarkan semuanya terjadi sesuai pengarang di baliknya. Terserah mereka menginginkan apapun, dia hanya diam saja. Dia tidak perlu terlibat lebih jauh lagi.

Tidak seperti salah satu korban yang terlihat seperti anak orang kaya yang begitu manja. Dia begitu melebih-lebihkan kasusnya yang tak seberapa-kasus yang sebenarnya tidak ada korban luka-luka bagi pengemudi-namun menciptakan luka mental yang lumayan serius. Tapi tidak untuk anak orang kaya ini. Dia... BJ yakin bahwa dia anak kuliahan di JFTU juga.

"Apa kau tidak mengerti apa yang kukatakan?! Ya ampun! Aku ini korban di sini! Aku hampir saja menabrak dua orang buruh yang tidak terdeteksi mobilku! Itu salah mereka juga karena tidak menggunakan sistem di sini. Selain itu, ya ampun, aku sangat terluka di sini. Aku mengalami memar di kedua tanganku ini karena menahan tubuhku dari rem mendadak. Jika bukan karena aku, dua orang itu pasti akan mati!"

Dan tidak akan berhenti di situ saja, bukan?

"Lihatlah! Warga sipil seperti kami tidak memiliki salah apa-apa bisa menjadi korban di sini. Akan kupanggilkan papaku, jika kau tahu siapa, kasus ini pasti akan langsung terselesaikan. Kalian anggota kepolosian negri tidak becus menjaga warganya sendiri!"

Setidaknya begitu. Kasus ini, mungkin benar, akan segera berakhir untuk meneror orang tak berdosa sepertinya. Untuk mengakhiri segera agar masalahnya selesai. Itu bukan sebuah keputusan yang bijaksana.

"Aku tidak akan mengatakan apa-apa di sini! Aku ingin pengacaraku yang bericara!" Itu dari Kelly yang sedang dimintai keterangan. Dia seharusnya tinggal memberikan keterangan saja tentang apa yang terjadi. Mengapa ini menjadi rumit?

BJ di sana, waktu itu, juga disuruh Kelly untuk tidak mengatakan apapun. Dan dia juga menurut saja karena tidak ingin menciptakan masalah baru.

Dan tidak lama kemudian beberapa orang berjas hitam dengan kacamata hitam datang bergerombol, seperti pasukan siap tempur. Hanya ada lima orang, tapi rasanya mereka membawa semua tenaga tempur di kantor polisi. Hingga salah satu di antara mereka, yang tidak memakai kacamata hitam-melainkan kacamata biasa, maju untuk menjelaskan.

"Kami dari badan hukum khusus pribadi Reccon. Kami datang karena mendengar kabar akan klien kami yang sedang dimintai keterangan."

Mendengar kata Reccon seperti sebuah mantra sihir yang mujarab. Seakan kata itu seperti sebuah kunci yang bisa membuka apapun, termasuk perizinan masuk atau mengganggu.

"Ms. Reccon!"

"Tuan Gunawan!" Balas Kelly tanpa melihat kedatangannya.

"Pak polisi, bisakah kami meminta sebuah ruang khusus untuk berbicara berdua?" pinta pengacara Kelly.

"..." Petugas itu tentu saja kebingungan. Dia hanya ingin meminta keterangan kepada terkait, yaitu Kelly, tentang apa yang terjadi. Sebenarnya sederhana, namun mengapa menjadi begitu rumit?

Dan akhirnya Kelly dan pengacaranya memiliki waktu pribadi di sebuah gudang berkas-berkas lama. Sangat disayangkan karena mereka tidak dipersilahkan ke tempat yang lebih layak.

Ada sebuah kursi kayu tua namun masih kuat di antara kedua rak buku-buku di sana. Kelly duduk di sana dan membiarkan pengacaranya berdiri.

"Aku percaya kau sudah tahu pekerjaanmu di sini. Namun, apakah kau tahu di mana keberadaan orang tua dan semua saudaraku sekarang?"

"Tidak, Ms. Reccon."

"Papa berada di Hongkong, mungkin masih dalam perjalanannya. Sedangkan mama dan Kaleo sedang berada di Singapura. Dua kakak kembarku masih di suatu tempat di negara ini. Kau tahu apa artinya? Mereka tidak begitu jauh dari tempatku sekarang. Jika mereka mengetahui permasalahan ini, kau tahu apa yang akan terjadi."

"Saya mengerti, Ms. Reccon."

Setelah itu, Kelly tidak melakukan apapun. Dia langsung menarik BJ untuk keluar dari kantor polisi secepat mungkin. Dan karena banyak petugas penjaga dari RPG untuk mengawal si pengacara, dia dapat dengan leluasa meninggalkan tempat itu. Hingga akhirnya BJ berada di tempat ini sekarang, di sebuah kamar suit di sebuah hotel yang tidak jauh dari kantor polisi. BJ memang duduk sendirian di sofa sekarang, namun tidak dengan Kelly yang sedang berbicara dengan seseorang berjas hitam dan kacamata hitam. Sebagai orang asing, BJ tidak diizinkan untuk mendekati mereka.

Kemungkinan adalah hal yang penting.

"Tidak ada catatan apapun tentangku, di manapun itu. Jack sudah bekerja untuk mengatur sistem perekam yang ada di lokasi dan di kantor polisi, bahkan dia juga akan terus mengawasi tiap media. Dan kau tahu apa tugasmu?"

"Menjaga lokasi dan menahan kasus menyebar."

"Tahan semua bawahanmu untuk tidak menyebarkannya kepada atasanmu, siapapun itu! Jika tidak, kau tidak hanya akan membuat pasukan RPG elit yang akan turun, tetapi juga pasukan khusus dari Bryant!"

Ini hanya masalah kecil, Kelly tahu itu, tapi jika tidak diurus dengan mendetail dan diselesaikan benar-benar bersih, kasusnya bisa menjadi hal yang begitu merepotkan. Kelly memang terdengar melebih-lebihkan, tapi dia juga melakukannya demi menjaga semuanya. Baginya 'semuanya' itu termasuk dengan semua petinggi dari pihak Reccon maupun Bryant, dan semua orang kecil yang terlibat.

Meskipun begitu, Kelly tetap ketahuan. Dia sekarang menghabiskan waktunya sendirian di dalam kamar mandi untuk berendam sambil bertelepon langsung dengan kakak laki-lakinya, Kevin.

"Ini kasus besar di sebagian negara, Kelly, bahkan termasuk di Amerika Serikat sendiri. Kau harusnya berhati-hati untuk tidak terlibat secara langsung dengan masalah itu, untuk saat ini."

"Kakak... aku tahu, dan itulah aku menyuruh mereka untuk mengurus semuanya."

"Termasuk menyembunyikannya dari kami?"

Ah, pasti Kevin sedang menyeringai sekarang. Kelly sudah hafal dengan sifat kakaknya ini.

"Aku tak ingin kalian terlalu khawatir terhadapku."

"Daripada itu, kau sudah tahu akibatnya apa jika memang ketahuan. Jika itu aku, aku pasti akan mencari tahu di mana kau dan melihat keadaanmu. Itu yang terpenting, bukan?"

"Kumohon, jangan beritahu siapapun tentang ini."

"Aku tidak bisa mengelak jika aku ditanya tentang itu, oke. Tapi, kau takkan bisa menyembunyikannya darinya."

"Tentu saja, aku menggunakan bawahannya bekerja untukku. Mereka pasti menyampaikannya, mau tidak mau."

"Kurasa lebih dari itu. Kau tahu bahwa kita memiliki banyak sekali sumber informasi. Dan kurasa kau mendapatkan satu yang baru."

"Kak Kevin, bukan itu permasalahannya."

"Setidaknya kau harus berhati-hati lain kali. Menjauhlah dari masalah umum seperti itu untuk saat ini."

"Kau selalu mengatakan saat ini. Apakah kelak aku akan berurusan dengan hal-hal seperti itu?"

"Mungkin..."

"Kau tahu bahwa aku tidak ingin menggantikan posisi papa... kau berjanji untuk membantuku." Kelly terdengar merengek.

"Kelly, itu tidak ada hubungannya dengan posisi itu sekarang."

"Lalu?"

Ada jeda lumayan lama. Dan Kelly tahu bahwa Kevin menutupi sesuatu darinya.

"Aku barusaja sampai di Jakarta. Mendapati kabar bahwa kau terlibat dengan demo buruh itu membuatku langsung pusing, kau tahu. Dan berhati-hatilah. Jika kau sembrono lagi, aku yang akan datang langsung ke tempatmu."