Chereads / Blue Aloe / Chapter 45 - 44 - The Iced Cactus II

Chapter 45 - 44 - The Iced Cactus II

Waktu itu sudah pukul 10 siang. Kelly dan BJ baru saja menyelesaikan sarapan mereka di sebuah restoran lokal dekat dengan area bandara. Tempat ini sudah cukup terkenal apalagi untuk para manusia yang sering berpergian menggunakan transportasi udara. Restoran ini adalah sebuah tujuan pasti jika mereka akan berangkat ataupun setelah mendarat. Tidak akan yang mau melewatkan restoran ini hanya untuk menikmati makanan khas dari penjuru Indonesia.

Masih di tempat yang sama, Kelly masih menghabiskan waktunya dengan air putih hangatnya. Dia tidak meminumnya langsung habis, namun dia menikmatinya sehingga menghabiskan waktu sarapan lumayan lama. Sebenarnya tak masalah jika memiliki jam makan yang sedikit lebih lama, apalagi ingin menikmatinya, namun ini hanya air putih hangat yang di manapun pasti ada.

Hanya tingkah Kelly ini saja yang bisa membuat BJ menggeleng-gelengkan kepalanya. Namun, dia cukup bersabar menunggu Kelly sambil mengecek pesan singkat pribadinya. BJ tidak menemukan pesan baru masuk, bahkan setelah Rei bertanya di mana dirinya sekarang.

"Entah sudah berapa kali aku berada di sini hanya untuk makan makanan lokal, aku rasa hari ini adalah yang terbaik. Makanannya terasa begitu lebih nikmat."

Kelly selalu memaknainya, dan semuanya terasa begitu lebih menyenangkan saat dia bisa melepaskan semua tali yang mengikatnya. Nafasnya lebih lega, dan udara terasa lebih segar dari biasanya. Bahkan, untuk hari ini saja, lebih tepatnya pagi-pagi saat Kelly keluar dari helikopternya, dia merasakan bahwa bumi menyambutnya dengan berbahagia. Cuacanya begitu cerah untuk hari ini, burung-burung pun juga berterbangan, lalu cahaya matahari yang menghangatkan. Semuanya tampak begitu nikmat dalam beberapa jam ini.

"Bukankah memang seperti itu biasanya?" tanya BJ yang sedikit curiga dengan Kelly.

"Tidak seperti itu." Jawab Kelly sambil menahan senyumannya.

"Kau tahu, setelah aku menyelesaikan semua ujianku waktu SMA, sebelum di hari perpisahan, itulah terakhir aku merasakan sebuah kebebasan." Jelas Kelly saat mereka berdua sudah kembali masuk ke dalam mobil BJ.

Sebelumnya, Kelly sudah menjelaskan bahwa tidak ada pengawal pribadi Kelly yang akan menguntit mereka untuk hari ini saja. Tentu saja, itu termasuk Billy yang masih berada di Kalimantan menikmati liburannya.

"Meskipun pada waktu itu cukup sulit..."

Kelly terlihat cukup sedih saat mengatakannya, bahkan BJ sampai bisa menyadarinya bahwa ceritanya takkan terdengar baik. Pasti ada yang terjadi dengan Kelly pada waktu itu, yang tidak pernah keluar dari mulutnya untuk bercerita. Ya, Kelly memang terkadang suka berteka-teki saat bercerita karena tidak bisa memberi tahukan semuanya yang terjadi di dalam kehidupannya. Tak heran jika ini terjadi lagi saat dia bercerita.

"Kau bilang tidak ada Billy, bukan?" tanya BJ setelah dia menghidupkan mesin mobilnya. "Ayo bersenang-senang!"

Kelly memandang BJ dan mengiyakannya dengan cepat. Hari ini adalah hari kebebasannya yang singkat, dia harus menikmatinya hingga puas! Dia tidak perlu memikirkan masa lalunya ketika dia kabur dari rumah dan apa dampak yang dihadapinya. Kali ini, kedua orang tuanya takkan turun tangan, semua kakaknya juga takkan turun tangan, maka dari itu Kelly harus bisa menjaga dirinya sendiri.

"Aku ingin ke apartemenmu, BJ."

"Huh!?" BJ terkejut mendengarnya. Bahkan setelah rumor tentang Kelly, BJ tak yakin bahwa Kelly akan menunjukan diri di tempat terbuka yang gampang ditemukan oleh pers kampus.

Kabar tentang Kelly masih begitu hangat meski dirinya sudah menghilang sekitar seminggu.

"Apa yang kau khawatirkan?"

"Kau tahu bahwa kau masih menjadi artis yang hangat di kampus. Dengan datang ke apartemenku, kau pasti mengundang para pers datang."

"Aku tidak peduli." Kelly tertawa dengan geli. "Aku bisa menghilang, kau tahu itu."

"Menghi-oh sialan!" BJ tiba-tiba sangat terkejut karena memang Kelly tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Dia sudah mengendarai mobilnya di jalanan, dan hampir saja dia banting stir karena saking kagetnya.

Pikirannya sempat menjadi kacau, dan dia takut bahwa dia ternyata selama ini sedang berhalusinasi. Apakah karena alkohol di malam pesta di rumah Rei?

"Maafkan aku karena berlebihan." Kata Kelly tiba-tiba dan memunculkan dirinya lagi.

"Apa itu!?"

"Fitur mata-mata. Semua pengawalku selalu menggunakannya untuk menghindari orang-orang menyadari keberadaan mereka."

"Itu gila! Apakah itu yang kau lakukan tiap kali kau muncul di dekatku!?"

BJ masih terdengar histeris. Dia masih tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Jujur saja, iya. Aku terbiasa menggunakannya untuk menghindari beberapa hal seperti keamanan."

"Kalau begitu, kau harusnya bisa menghindari dari para pengawalmu dengan mudah."

"BJ, kau kira pengawalku hanya orang-orang penjaga biasa yang dibayar mahal? Kau harus tahu mengapa mereka dibayar mahal, BJ. Mereka tak buta teknologi. Mereka akan selalu tahu di mana aku berada."

Itu terdengar mengerikan.

"Kalau sekarang?"

"Aku menutupi informasiku, lebih tepatnya memanipulasinya."

"Kau serius?"

"Ya." Jawab Kelly tanpa ada jeda dari pertanyaan BJ. "Banyak hal di dalam sistem pertahanan Reccon, termasuk bagian pengawalan. Sebenarnya sangat mudah untuk memanipulasi data-data informasi tentangku saat diterima ke mereka, selama aku masih bisa mengaturnya sesukaku. Namun, ya... ada yang lebih hebat dalam bermain di sini, dan dia akan sadar bahwa aku mengacaukan laporan. Yang paling kesal tentang ini nantinya adalah papaku, dan dunia akan segera kiamat jika demikian."

"Kalau begitu janganlah bandel, Kelly. Kau tahu bahwa aku masih mau hidup lama di dunia ini."

Kelly tertawa mendengarnya.

"Sepertinya dunia akan kiamat sebentar lagi..."

"Sialan... kau benar juga." BJ baru menyadarinya.

Kelly tertawa lagi dan diikuti BJ yang juga tersenyum. Keresahan Kelly sepertinya sudah menghilang, dan itu membuat BJ juga ikut senang untuk menikmatinya.

Masih berada di dalam perjalanan, mereka berdua tampak menikmati waktu mereka bersama. Kelly sebenarnya suka bernyanyi, dan suaranya begitu merdu. Ini bukan pertama kalinya BJ mendengar Kelly bernyanyi saat mereka sedang berduaan, ini sudah menjadi kebiasaan Kelly jika mood dia sedang sangat bagus. Apalagi saat Kelly sudah memegang alat musik asli seperti piano, sudah seperti dibawa arus air rasanya. Karena memang sebegitu enaknya mendengar alunan piano dan suara nyanyian Kelly, seperti rasanya sedang berada di dalam opera megah. Sebagai salah satu penyanyinya, Kelly selalu dapat membawakan suasana dalam lagu yang dibawakannya.

"For all this time, I'll be always standing for you... and matter comes to peek, I'll close the door for you... be safe and be mine..."

"Kau tahu Kotone Wilson?"

"Oh, pianist yang terkenal di era thirty's?"

"Ya... lagunya sering di-copy dan di-cover, karena hanya menampilkan instrumen saja, banyak yang membuat liriknya juga. Ehm... dari penyanyi ini lumayan bagus. The Bloom Lullaby."

Kelly mulai bernyanyi mengikuti penyanyinya. Musik yang dimainkan ini keluar dari speaker yang dipasang di dalam mobil BJ, Kelly bisa mengakseskannya secara langsung dengan ponselnya asalkan tersambung secara gelombang sinyalnya. Itu sangat mudah, apalagi Kelly hanya perlu membuka layar hologram untuk memilih-milih lagu-lagu favoritnya.

"Saat mentari tak lagi menyinari sisimu yang dingin, di sanalah bintang dan bulan yang akan berusaha membangkitkan jiwamu... Dengan harapan semuanya seperti apa yang terlihat di dalam gelap malam ini, rasanya seperti tak mungkin untuk melihat cahaya itu lagi... Semua sudah menghilang ke dunia yang tak bisa kugapai, takkan pernah bisa kurasakan lagi... Kehangatan itu menjadi membeku dengan semua duri-duri tajam bunga es yang menusuk dan meredupkan... Ketika semakin bermekaran bunga-bunga itu, takkan ada lagi yang bisa merusaknya lagi..."

Lagu itu terdengar lebih sedih saat dinyanyikan oleh Kelly daripada penyanyinya. BJ bisa merasakan bahwa Kelly hampir menangis menyanyikan lagu tersebut.

"Hei... jangan menangis..." Kata BJ. Dia menggunakan jemarinya untuk mengusap mata Kelly yang menjadi basah.

Kelly tak berkata apapun. Dia hanya terdiam dalam isaknya yang pelan. Entah mengapa hatinya tiba-tiba saja menjadi kalud karena lagu yang baru saja dia nyanyikan. Padahal, awalnya dia tidak berniat untuk membawa perasaannya sampai seperti ini dalam membawakan lagu ini. Memang ini sedikit random, tapi tidak menyangka bahwa Kelly bisa terbawa suasana sampai seperti ini.

Di dalam hatinya yang terdalam, dia bisa merasakan sakit itu. Rasa sakit dari pencipta asli dari lagu itu, lagu yang hanya dalam bentuk instrumen saja, tanpa lirik. Tapi mengapa bisa begitu pedih.

Dalam isakannya, Kelly menyadari sesuatu yang begitu lekat dengannya. Dan dalam hati, dalam pikirannya yang bisa langsung terhubung dengan sistem komunikasi, dia menghubungi seseorang. Tanpa ada suara, Kelly mengatakannya dalam hati.

"Maafkan aku, Kak Leo... aku hanya ingin menikmati apa yang kupunya di luar sini..."