Mata Bella mencuat sempurna. Benar saja, orang ini adalah wanita yang tak asing pada saat mereka dibioskop tadi
Ana, bunda nathan
"Loh , ada bella juga" ucap ana
"Hehe,"
"Kenapa tan?" Tanya Harvey
"Kamu sekarang ke rumah tante, di rumah ada mama kamu" ucap ana lalu menatap bella "bella nya diajak aja gapapa"
"Maaf tante, Tapi aku disuruh pulang sama mami" sergah bella
Ana tersenyum "gapapa, ntar kamu tante izinin"
Harvey mengangguk patuh, ia memutuskan pergi ke rumah nathan bersama bella
"gapapa bel?" tanya harvey menyenggol lengan bella
"apa?"
"lu sama nathan..."
"gapapa deh yaudah"
Mobil harvey telah tiba di pekarangan rumah nathan. Bella menghela nafasnya berat pada saat melihat tokyo milik nathan di dalam garasi rumah itu
Benar saja, sang empu keluar dari rumah pada saat mobil harvey sudah terparkir sempurna di halaman rumah nathan
nathan keluar dengan atasan jersey basketnya dan celana selutut
Bella keluar dari mobil, menenteng 2 paper bag yang berisi boneka yang ia beli tadi
Harvey menyindir saat melihat nathan keluar "Untung blom gua tembak" ucapny cekikan
"Apaansi" ketus nathan
Bella terdiam melihat nathan, bella masuk kerumah nathan. Ia melihat mila, mama harvey
Dan yang lebih mengejutkan. tante ara , teman maminya yang sempat ia temui di mall tadi, ada disana
"Loh bella kita ketemu lagi" ucap ara tersenyum lebar
Mereka di ruang keluarga nathan, termasuk bella, harvey dan nathan yang ikut mendengar obrolan pengalaman lucu masing masing 2 perempuan paruh baya di depan mereka.
Hingga,
Ara melihat ke arah nathan "Oh jadi pacar kamu yang namanya bella itu si arabella zara tessa?"
"Iya tante," balas nathan
bella ditatap oleh ara "gimana jadi pacar nathan"
"gaenak."
Suasana menjadi awkward saat jawaban itu terlontar dari mulut bella
"Eh kenapa-?" Tanya ara
Bella menggeleng "gapapa tante" gadis itu menyambar tasnya lalu berniat pulang
"Sekarang?" Tanya harvey yang dibalas anggukan dari bella
Nathan bangun dari duduknya lalu mengintrupsi "aku anter"
"Gausah , harvey aja"
"Kalau aku bilang aku ya aku, ngerti ga si!" Tegas nathan membuat bella melotot mendengarnya "loh kok ngatur?"
"bel please.."
"yaudah cepet" ketus bella
Bella masuk kedalam mobil yg sudah lama ia tidak masuki
"Bell, aku tau aku salah paham" ucap nathan pada saat bella menggunakan seatbelt ny
Kalimat itu membuat bella menoleh "alhamdullillah"
Nathan mengerutkan keningnya "Kok alhamdullillah?"
"Ya terus?" Tanya bella yang tidak dijawab oleh nathan
Nathan melajukan tokyo. Mobil yang sangat dicintai nya, saat mengendarai, sesekali ia melirik wajah bella terang terangan membuat sang empu tersipu malu
"Kamu ngapain sih ngeliatin aku?!" kesal bella
nathan terkekeh "emang kenapa? ga boleh?"
"ya gak boleh!"
tangan nathan tiba tiba merambat meraih tangan bella, tetap dengan pandangan yang fokus terhadap jalanan "please forgive your boyfriend, turns out he cant mad at you bel"
"udah elah," ketus bella
'yaallah cape jd orang lemah jantung gini' batinnya
Setelah sampai di pekarangan rumah bella, nathan sadar bahwa sedari tadi gadisnya membawa 2 tenteng boneka "buat siapa? Banyak banget"
"kepo"
bella berniat keluar mobil, sialnya pintu mobil nathan sengaja dikunci untuk menggagalkan niatnya "buka cepett"
"itu boneka buat siapa dulu"
bella mengeluarkan semua boneka yg ada di tentengan itu
"Yg kelinci pink buat ava, yg domba putih buat aalisha, yang cookie coklat buat jennie, yang love merah sama yang serigala itu aku-"
"Yg Dinosaurus? Punya kamu juga?" Tanya nathan
"Gatau"
"Trus kenapa di beli?" Tanya nathan untuk kedua kali
"Ya gapapa" balas bella
"Buat Harvey?" Tanya Nathan kemudian membuang muka
"ga"
"yaudah kasih aja sana ke harvey, aku rela"
"dih"
"kasih aja, ga enak ini jadi pacar aku"
"apansih orang buat kamu" Ceplos bella
'lailahailaullah keceplosan'
Nathan menoleh, mengacak kepala bella sambil terkekeh "gampang banget sih dipancingnya"
"Astagfirullah" batin bella
suasana menjadi hening "bell" panggil nathan
bella menjawab tanpa menatap wajah nathan "ya"
"kamu ga kangen aku?..." tanya nathan
bella terdiam membeku
"...kalo aku kangen, kangen banget sama arabella"
yang diajak berbicara masih diam
"kamu gamau peluk aku dulu ya bel?"
rasanya kekesalan bella selama ini runtuh begitu saja mendengarnya, ia menengok ke arah nathan dan memeluk nathan dengan erat, ia sungguh merindukan pacarnya ini sejak lama, memang gara gara marsya lah mereka jadi begini
pelukan erat itu makin lama makin mengendur hingga akhirnya terlepas
•
•
•
di pagi hari yang sejuk, nathan menjemput bella sekolah seperti biasanya lagi, senyuman merekah di wajah mereka. badai sudah berlalu
sampainya di sekolah, risolles yang sedang dimakan jennie dan ava hampir saja mental dari kunyahan mereka saat pandangan mereka melihat bella dan nathan yang sudah kembali bersama
"nanti aalisha balik sama reynand ya pa!" teriak aalisha yang baru saja keluar dari mobil yang mengantarnya
aalisha berlari membelah genggaman tangan bella dan nathan "how the fucc-? omg finally!"
"ganggu lu sha" ucap nathan kemudian meraih kembali tangan bella,
tanpa ada niatan menjawab aalisha, nathan dan bella lewat begitu saja. sebelum itu, bella melirik ke arah wajah aalisha, senyumannya tak tekontrol. lewat senyuman itu , bella ingin membagi perasaannya sekarang kepada aalisha
aalisha geleng geleng kepala melihat sahabatnya itu, gadis itu menghampiri ava dan jennie yang masih terdiam dengan wajah pongo mereka, tak lupa risolles yang masih setia berada di genggaman mereka
"kalian kaya orang tolol" ucap aalisha
"demi apa mereka baikan?!" tanya jennie yang dibalas anggukan aalisha "ya gitu deh"
"terus marsyanjing apa kabar?" tanya ava , aalisha hanya menggendikan kedua bahunya
pada saat berjalanan menuju kelas, tak sengaja bella dan nathan berpapasan dengan marsya
marsya menarik nathan, pada saat melihat genggaman tangan itu "ngapain si lu maksa nathan pegangan"
bella memegang jidat nya dengan tangan sebelah kiri , menatap jijik marsya "dih"
nathan menjauhkan diri dari tubuh marsya, lalu merangkul bella
"loh?" ucap marsya bingung
bella menutup mulutnya "udah yuk nath, disini ada uler"
marsya yang kesal lari dari tempat itu dengan cepat