Teman teman bella sudah pulang kerumah masing masing kecuali nathan "ayo bell pleaseee!" Nathan merengek seperti anak kecil
"yaiya lu pulang sama supir gua itu" balas bella simple
"Lu aja please bel, anterin gw ke rumah,,"
"Ga!"
"Ah , bell please" ucap nathan memohon kepada bella sambil menarik baju bella
"ntar kalo gua diapa apain sama supir lu gimana belll.?" rengek nathan
"lu pikir supir gua homo"
"bella...." pria itu menarik narik baju bella kesekian kalinya
"Ah ribet lu, yaudah ayo" menangkis tangan nathan dari bajunya
—
Ban mobil bella telah menyentuh halaman rumah nathan , menandakan mereka sudah sampai
Rumah nathan cukup besar untuk ukuran perumahan, bunda nathan merupakan seorang dokter, sedangkan papanya seorang pengacara terkenal
tapi menurut nathan pria itu tidak bisa dibilang papa, sudah lama nathan memutus hubungan dengan pria itu ya walaupun menerima atau tidak, darah dio masih ada di dalam diri nathan
"Hallo tante" sapa bella kepada ana, bunda nathan
"Hallo juga cantik, Eh kamu yang kemaren pingsan kan?"tanya ana
"Iya tan"
"Nda, anak bunda itu aku. Aku dulu harusnya yang disapa"cibir nathan
"Ih biarin dong"
Ana melihat ke arah garasi, hanya ada mobilnya dan mobil bella , mobil nathan tidak ada "terus mobil nathan kemana?"
"Aku tinggal disekolah" balas nathan cuek
Ana sudah tidak kaget lagi dengan putra sulung nya itu, harga mobil tersebut mahal, tapi tenang saja, keamanan pihak sekolah sangat ketat jadi sudah bisa dipastikan menjaga mobil nathan
Nathan menarik tangan bella "Yuk bell masuk,"
Bella diajak nathan mengelilingi rumahnya yang sudah seperti mansion tersendiri. pada saat bella pingsan, ia hanya tau kamar nathan, tidak ruangan yang lain
Mereka memasuki studio musik yang berada di lantai 3 rumah nathan
Bella mengusap piano tua yang sudah kusam
"Sayang sayang banget deh" ucap bella
"ya begitu deh"
"emang lu gabisa maininnya nath?" tanya bella
nathan tertawa mendengarnya "ya masa iya beli mahal mahal tapi ga dimainin" nathan melihat tangannya "ya bisa dong" lanjutnya
"coba mainin nath" pinta bella
"Mau gua nyanyiin juga ngga?"
Mendengar penawaran itu , jantung bella berdegup kencang, walaupun wajahnya tampak cuek "nyanyi tinggal nyanyi"
Nathan mengusap piano tua tersebut "duduk disamping gua bel"
Bella tampak salting tertahan "i-iya"
Nathan memulai intro sebuah lagu dengan akor dinamis yg berarti berisi nada nada rendah
Tangan lentik nathan mulai beraksi
ia menarik nafasnya pelan, menyanyikan lagu tersebut dengan tenang
'Dont realized how mean i can be'
'Cause i can sometimes treat the people , that I love like jewelry'
'Cause i can change my mind each day'
'I didn't mean to try you on'
pria itu bernyanyi dengan penuh penghayatan , bahkan dari caranya bermain piano pun sudah terlihat akan itu
'Sorry to my unknown lover'
'Sorry that I can't believe'
'That anybody ever really'
'Start to fall in love with me'
Mata bella tak lepas dari jari jari nathan, suara bass nya sangat kontras dengan lagu yang dimainkan
'Sorry to my unknown lover'
'Sorry I could be so blind'
'Didn't mean to leave you'
'In all of the things-'
'-that we had behind'
Bait lagu nya selesai, Bella terdiam kagum, ia terdiam sesaat.
nathan terkekeh melihatnya "hahahaha jelek ya?"
Gadis itu sadar lalu bertepuk tangan kencang "DAMN! KEREN BANGET!"
"nathan gitu loh" balas nathan dengan pede nya lalu mengajak bella keluar dari ruangan studio
Dua anak muda itu keluar menuju ruangan lain , apalagi kalau bukan bioskop mini milik keluarga nathan
Bella terkejut setengah mati, ia terlihat seperti gadis desa yang baru pertama kali ke kota,
sangat norak "Gila nath, rumah lu keren abis"
"rumah bunda" balas nathan merevisi
"ya tapi kan kalo buat warisan ntar jadi rumah lu juga"
"iyasih tapi kan bunda masih hidup.."
Nathan melihat benda yang terikat di tangannya, sudah waktunya makan siang
"Makan yuk bel, nyokap nyuruh gua ajak lu makan diluar"
"Oke" balas bella
—
Mereka menggunakan mobil ibu nathan, mobil bella sudah diambil oleh sang supir lebih dulu.
Itu ide nathan.
sengaja, supaya nathan bisa mengantar bella pulang
"Mi , bella gatau ya pulang jam berapa , bella sama nathan, nggak sampe jam 9 kok mi" ucap bella dalam sambungan telfon
"Oke makasih mi" lanjutnnya
—beep—
Mereka menuju salah satu mall besar di jakarta selatan
"Mau makan apa nath?" Tanya bella
"Sushi?" balas nathan
"sure"
Nathan memutuskan memilih paket all you can eat, supaya mereka dapat makan sepuasnya
Cowo itu makan dengan sangat lahap, seolah tidak makan sejak lama
Ditengah mereka makan, mereka melalukan challenge wasabi
Sebelum bermain, nathan sang maestro per sushi-an memberikan informasi "nanti kalo pedes, pukul kepala lu ya, nanti ilang sendiri" jelas nathan yang dibalas anggukan oleh bella
Nathan memulainya duluan, ia tampak santai. Wajahnya tampak tenang karena ia sudah terlalu sering bermain challenge wasabi
Sekarang giliran bella. Ia menyuap wasabi nya dengan ragu, ia takut.
Benar saja, pada saat wasabi itu menetap dilidah bella, batang hidung terasa memanas, tenggorokan nya sakit, ini terlalu pedas
Bella memukul kepalanya dengan kencang, rasa pedasnya pun menghilang lama kelamaan. Tapi kepalanya sakit
"woi bel diubun ubun, bukan sekepala kepala"
Nathan yg melihat itu merasa bersalah, nathan berpindah duduk disamping bella , "gak sekenceng itu anjir" tangannya merambat ke arah kepala gadis itu, mengajarinya cara yang tepat
"itu kekencengan, harusnya itu kaya gini, pelan aja "nathan menepuk bagian ubun ubun bella
Hingga jantung bella mendadak berdebar kencang karna tak sadar tangan itu mengerat seperti pelukan dari samping.
sangking intimnya, bella dapat merasakan suara nafas nathan.
terlalu gawat, rasanya nyaman. pelukan nya terasa hangat.
'Yatuhan! Jantung apa kabar' batin bella
"DOR!" Seseorang mengagetkan mereka, pelukan itu terlepas
Orang itu Aalisha "Astagfirullah bella!!!"
"Insaf woi nath! Baru juga pdkt anjir, bisa bisanya di restoran" ceramah reynand yg berada di samping aalisha
Mereka berdua duduk di depan nathan dan bella
"Daripada di kamar gua" balas nathan
"Ya tapi—"
"Udah berapa ronde kali gua sama bella" lanjut nathan
Bella menggeplak kepala nathan "heh!, enak aja lo!"
"Emang enak bel, mau coba beneran dikamar?"
"Astagfirullah, udah yuk rey. Kita misah ama mereka aja" cibir aalisha menarik tangan reynand
"Heh bellapotan," panggil aalisha menatap bella tajam "lu awas lu macem macem sama nathan" ucap aalisha yg dibalas anggukan serta senyuman malu oleh bella
Reynand dan aalisha pergi menjauh dari mereka
Nathan menahan tawanya "Bella potan bangsat"
Bella mendengus atas cibiran itu, ia menggunakan tint di bibirnya lalu bangun dari duduknya, "Bella ikut rey sm aalisha aja"
"Dadah nathan mesum" ucap bella kepada nathan
"Bunda aalishaaa! Papah reynand! Anak mu yg cantik ini mau ikut" teriak bella mengejar aalisha dan reynand