Chereads / Tere Liye ( untuk kamu ) / Chapter 5 - BAB V

Chapter 5 - BAB V

Leon tiba di salah satu gedung perkantoran yang tak kalah mewah dari kantor miliknya, atau bisa di bilang kemewahan dua gedung itu hampir seimbang namun memiliki ciri khasnya sendiri. Leon menghentikan mobilnya tepat di depan pintu lobi, sudah terdapat Felix di sana dan juga pegawai yang di tugaskan dalam proyek baru ini. Petugas valet dengan sigap membuka pintu mobil Leon saat mobil sudah berhenti dengan sempurna. Leon sedikit mengerutkan dahinya ketika melihat barang yang di bawa oleh Felix selain kotak yang di berikan ibunya tempo hari, Felix juga membawa buket bunga Juliet Rose yang lumayan besar.

" Apa yang kau bawa?" tanya Leon saat ia sudah berdiri di hadapan Felix dan beberapa karyawannya.

" Ini titipan Nyonya Chatrina."

" Mom?" bingung itulah yang saat ini Leon rasakan, bagaimana tidak ia datang bukan untuk berkunjung atau menyapa pemilik perusahaan. Tapi ingin membahas proyek terbaru, ia tidak ingin ada yang berfikir jika ia sedang menyuap karena membawa hadiah yang sedikit berlebihan itu dan akan merusak citranya. Dan sejak kapan Ray Aldirch Cromwell memiliki kekasih? Itu yang menjadi pertanyaan di dalam pikiran Leon saat ini. Leon mulai melangkah memasuki lobi di ikuti felix dan karyawannya ia tidak ingin ambil pusing untuk itu.

" Iya tuan, nyonya tadi menghubungi saya untuk mengambil bunga yang sudah beliau pesankan." Jelas Felix sebenarnya ia juga tidak tahu menahu namun perintah nyonya besar tidak bisa ia tolak. Dan ia tahu apa yang dipikirkan tuannya itu.

" Bonjour Sir Cromwell." Sapa seorang yang Leon tau dia adalah salah satu orang kepercayaan Ray, yaitu Joe.

" Silakan Mr. Heaton sudah menunggu anda di ruang meeting." Ucap Joe ramah meski wajahnya tetap datar. Ia juga sempat melihat barang bawaan yang di bawa oleh salah satu orang kepercayaan dari kolega bisnis bosnya itu dan sudah ia tebak untuk siapa semua itu.

Joe tidak sendiri di sampingnya terdapat seseorang gadis yang baru Leon lihat dan dua orang bodyguard. Dan seketika ia terpaku melihat gadis itu saat mata mereka tidak sengaja bertemu. ' Mata yang Cantik.' Ucapnya dalam hati.

" Dimana letak ruang meetingnya?" tanya Leon datar setelah kesadarannya kembali dari keterpakuannya kepada gadis di sisi Joe. Dan entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Joe mencoba menghalangi pandangan Leon dari menatap orang yang berada disampingnya itu yang tidak lain adalah Rane.

" Jason akan mengantar anda Tuan, maaf saya harus mengantar tamu Mr. Cromwell terlebih dahulu." Joe memberi perintah melalui mata kepada anak buahnya yang bernama Jason itu.

" Silakan Tuan." Jason dengan sopan mengarahkan Leon menuju ruang meeting.

Leon dengan wajah datarnya berjalan di ikuti Felix dan para pegawainya meninggalkan Joe dan gadis yang tidak ia ketahui siapa itu. ia tidak menyangka jika ia akan terpaku saat melihat seorang gadis, yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Dan juga mengapa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, sepertinya setelah ini ia akan memeriksakan keadaan jantungnya.

>>>

" Rekan kerja kakak?" tanya Rane penasaran, karena laki-laki itu masih sangat muda sepertinya.

" Iya Quen, mereka akan mengerjakan proyek baru."

Rane hanya mengangguk sesungguhnya ia tidak begitu memahami bisnis yang keluarganya geluti. Karena sungguh ia tidak tertarik sama sekali dan ia hanya tertarik untuk melakukan beberapa kegiatan yang ia sukai saja.

Saat tadi ia sampai di ruangan kakaknya, ia dan Ray makan siang dan banyak berbincang salah satunya tentang sekolah barunya nanti dan lusa ia sudah bersekolah. Sepertinya kakaknya itu belum tahu apa yang terjadi di lobi tadi, dan semoga saja Ray tidak akan pernah tau, doa itu yang selalu ia rapalkan di dalam hati. Ia tidak ingin ada orang yang kesulitan karena dirinya meski orang itu yang berbuat salah.

Mobil Mercedes Benz E-Class 300 AMG yang akan mengantar Rane kembali ke penthouse sudah terparkir di depan lobi. " Quen, kenalkan ini adalah Marvel dan Anson." Tunjuk Joe kepada dua orang anak buahnya yang lain. " Mereka yang akan menggantikan jika aku ataupun Bill tidak ada atau saat kami sedang di beri tugas lain oleh tuan." Jelas Joe sama sepertinya mereka juga memakai jas hitam, bedanya mereka menggunakan earphone yang tersambung satu sama lainnya dan Bill yang mengawasi dari jarak jauh.

Rane hanya mengangguk paham ia pun melemparkan senyum ramah kepada dua bodyguard barunya.

" selamat siang, nyonya muda." Sapa mereka berdua canggung sambil memberi hormat.

" selamat siang, kalian bisa memanggil ku Rane jika kakak tidak ada disekitar ku, aku tidak terlalu nyamanjika kalian memanggil ku seperti itu." sapa Rane kembali, dan mengutarakan keinginannya sungguh ia tidak nyaman dengan embel-embel nyonya.

Kedua anak buah Joe dan Bill sedikit terkejut mendengar perkataan Nona barunya itu. Joe yang sudah tau akan seperti ini hanya menghela nafas panjang, dan mengangguk menjawab tatapan dari anak buahnya yang kebingungan. " Kalian bisa memanggilnya seperti yang ia minta, tapi ingat jika tidak ada Mr. Cromwell."

Kedua anak buahnya mengangguk mengerti. " Silakan nyo… maaf maksud saya Rane." Anson sedikit gugup karena ini pertama kalinya ia mendapat bos yang tidak ingin di panggil dengan hormat, tidak seperti orang kaya kebanyakan yang pernah ia temui. Joe membuka pintu mobil penumbang belakang untuk Rane.

" Bisa kita mampir ke toko yang menjual bunga segar?" tanya Rane saat ia sudah duduk nyaman di kursi penumpang belakang.

" Baik Rane." Jawab Marvel yang sudah duduk di balik kursi kemudi dan Anson yang duduk di kursi penumpang samping pengemudi.

" Joe." Panggil Rane, sebelum Joe menutup pintu mobil.

" Ada yang di butuhkan lagi Quen?"

" Apa bisa mereka mengganti pakaian mereka? Kau tau akan terasa sangat aneh jika mereka mengikuti ku dengan pakaian seperti itu. Bukankah akan mengundang perhatian banyak orang yang melihatnya?"

Joe membenarkan ucapan nona mudanya itu, namun masalah ini belum ia bicarakan kepada tuannya jadi ia tidak dapat memutuskan. " Aku akan bertanya kepada Mr. Cromwell terlebih dulu Quen."

Rane menghela nafas panjang. " Baiklah. Sampai jumpa Joe." Rane melambaikan tangan setelah Joe menutup pintu mobil dan hanya di balas anggukan darinya.

Mobil lalu melaju meninggalkan lobi gedung, lalu Joe melangkah memasuki gedung, ia akan langsung menuju ruang meeting yang ia yakini sebentar lagi akan di mulai.

>>>

Leon sudah sampai di lantai tempat ia dan rekan bisnisnya akan mengadakan meeting. Sejak berada di dalam lift pikirannya masih terpaku kepada sosok gadis itu. Entah bagaimana gadis itu berhasil memasuki pikirannya, dan itu membuat dirinya gelisah. Dan Felix menangkap kegelisahannya.

Jason menuntunnya sampai di sebuah pintu yang ia yakini di balik pintu itu adalah ruang meeting. " Mr. Cromwell sudah berapa di dalam sir." Jason membuka pintu dan mempersilakan tamu bosnya itu untuk memasuki ruang meeting.

Di dalam sudah terdapat seorang pria yang sangat Leon kenal baik. Ray Aldirch Cromwell.

Ray bangkit dari kursi yang berada di kepala meja, menyambut kedatangan rekan bisnisnya yang tidak lain adalah anak sahabat daddynya. Leonardo Emerick Heaton

" Welcom Mr. Heaton." Sapa Ray sopan tetap dengan nada datarnya dan mengulurkan tangannya untuk berhabat tangan.

" Thanks Mr. Cromwell, saya harap kerja sama ini akan membuat keuntungan besar bagi dua perusahaan." Ucap Leon sopa dan juga tak kalah dingin dan membalas jabatan tangan Ray. Leon sangat menghormati Ray terlebih ia lebih tua beberapa tahun darinya dan ia juga anak dari salah satu sahabat baik daddynya.

" Ada beberapa titipan dari nyonya Chatrina untuk menyambut anda di Paris. Dan saya ucapkan selamat datang untuk anda." Lanjut Leon setelah mereka melepaskan jabat tangannya.

Felix menyerahkan barang bawaannya dan di terima oleh salah satu bodyguard yang selalu berada di samping Ray.

" Terimakasih untuk sambutan anda dan nyonya Heaton, beliau tadi sudah menghubungi saya, saya sangat mengerti jadwal beliau yang sangat padat." Jelas Ray. Ray tidak berbohong tadi setelah mengantar Rane menuju lift, lalu setelah itu ia menuju ruang meeting ia mendapat panggilan dari Aunty Chatrina ibunda Leon.

Leon hanya mengangguk, " Baiklah bisa kita mulai meeting hari ini?"

" Silakan." Ray mempersilakan karyawan Leon untuk mempersiapkan yang ingin mereka persentasikan.

Ruang meeting itu nampak luas dan hanya terdapat meja panjang dengan 5 pasang kursi yang saling berhadapan satu sama lain. Di ujung meja terdapat satu layar kaca yang di gunakan untuk persentasi.

Leon dan Ray duduk bersebrangan sedangkan disisi mereka berdua terdapat sekertaris masing-masing. Leon baru menyadari yang berada di sisi Ray bukanlah Joe orang kepercayaan Ray melainkan orang lain dan itu wanita. Ia tidak ingin ambil pusing ia memerintahkan karyawannya untuk menyiapkan apa yang akan mereka persentasikan.

Sesungguhnya Ray begitu kagum dengan pencapaian yang Leon capai, ia sudah berhasil mengembangkan maskapainya hingga di kenal hampir di seluruh penjuru dunia. Saat ini kekayaan mereka hanya berbeda beberapa digit angka meski begitu perusahaan milik keluarga Leon masih menjadi nomer satu. Dan kerjasama di antara dua perusahaan ini akan menghasilkan keuntungan besar untuk keduanya.

***

20/09/30