Ekarno merawat ke 2 mahluk itu dan membiarkan mereka beristirahat. Rodri melihat yang dilakukan Ekarno dengan wajah yang terharu karena Ekarno sangat baik
Rodri : (Semoga saja ada mahluk seperti Ekarno)
Ekarno : Baiklah, biarkan mereka beristirahat
Rodri : Mungkin jika kita tetap di sini, mereka mungkin akan terganggu
Ekarno : Oh tidak, kalian bisa tetap di sini
Rodri : Tidak masalah, ada hal yang harus aku lakukan..... Detston
Detston : Hmmm?
Rodri : Jika sesuatu terjadi kepada Darvala, katakan kepadaku
Detston : Ya ya terima kasih karena sudah membuat aku lupa untuk mengambil obat untuk dia
Ekarno : Kau tahu apa yang harus kau ambil jika itu berhubungan dengan obat
Detston : Ya, baiklah
Detston pergi ke dapur dan mengambil air untuk Darvala lalu dia menghilang. Sementara Rodri berjalan menuju pintu keluar.
Rodri : Oh ya.... Mungkin kau sudah mendengar ini, tapi aku ingin kau dengar lagi. Di planet ini ada mahluk beraura hitam. Jujura ku belum pernah bertemu dengan mahluk itu. Jika kau bertemu dengan mahluk itu, tolong beri tahu kepadaku
Ekarno : Mahluk aura hitam...
Ekarno melihat ke arah pintu, Rodri sudah menghilang. Ekarno menjaga kakak dan adik itu yang sedang beristirahat karena dia kelelahan, Ekarno duduk di kursi dan dia melihat ke 2 mahluk itu beristirahat dengan tenang. Ekarno meletakkan adik mahluk itu di tempat tidurnya dan kakaknya di lantai. Karena mengantuk, Ekarno tertidur di kursi. Setelah beberapa jam, adiknya terbangun dan dia tidak tahu apa yang terjadi dan tidak tahu dia berada di mana. Dia melihat kakaknya yang sedang tidur di lantai dan dia mencoba membangunkannya
Adik : Kak.... Kak..... Undrel.... Bangun
Ekarno membuka matanya dan dia melihat adik mahluk itu sedang membangunkan kakaknya
Ekarno : Berikan dia waktu istirahat
Adik : !!!!?
Adik mahluk itu menghadap ke belakang dan melihat Ekarno sedang duduk di kursi
Adik : Si.... Siapa kau!!? (Batuk dan mengeluarkan darah)
Ekarno langsung berdiri dan menuju ke arah adik mahluk itu, tapi adik itu mengeluarkan tongkat dan mengarahkan kepada Ekarno. Ekarno mundur 1 langkah dan mengangkat kedua tangannya
Adik : Ja (batuk) Jangan.... ber (batuk) Jangan bergerak
Ekarno : Aku memang tidak bergerak
Adik mahluk itu batuk terus menerus dan sampai tongkatnya jatuh dan dia duduk di atas tempat tidur Ekarno. Setiap kali dia batuk, selalu mengeluarkan darah. Ekarno mendekati mahluk itu dan dia mencoba untuk menyembuhkan mahluk itu dengan menyentuhnya dari belakang. Namun ada sesuatu yang menghalangi tangan Ekarno sampai Ekarno terluka. Ekarno memberanikan diri dan dia memegang benda itu dan tangan kanannya Ekarno menjadi luka tapi Ekarno memaksanya mencabut benda itu sampai terlepas. Adik mahluk itu berteriak kesakitan sampai kakaknya terbangun. Kakaknya berdiri dan dia melihat tubuh adiknya yang sedang terluka
Undrel : Ra... Racunnya sudah tercabut
Ekarno : Tch.... Racun?
Ekarno keluar rumah dan menjauh sekitar 7 langkah kaki lalu dia membanting racun itu dan menginjaknya.
Ekarno : Orlando!!!! Orlando!!!!
Orlando datang menuju ke tempat Ekarno memanggil
Ekarno : Bakar benda ini
Orlando menyeburkan api ke benda itu dan membakarnya sampai habis. Hal itu di lihat kakak dan adik dan itu membuat adiknya ketakutan. Adik itu memeluk tangan kakaknya tapi kakaknya memeluknya. Ekarno menyuruh Orlando kembali ke guanya lalu Ekarno berjalan ke air dan dia mengambil air dengan tangan kirinya dan mencuci tangannya sehingga tangannya sembuh. Ekarno berjalan menuju rumahnya. Adik mahluk itu ketakutan dan dia bersembunyi di belakang kakaknya
Adik : Kak.... Kita biarkan dia di luar
Undrel : Dia pemilik rumah ini, kita tidak bisa merampasnya
Ekarno : Kalian baik baik saja?
Undrel : Ya.... Ke.... Kenapa kau menyelamatkan adikku?
Ekarno : Karena dia masih hidup
Undrel : Itu adalah racun yang membakar tubuh mahluk hidup, saya tidak tahu apa apa lagi.
Ekarno : Racun itu bisa menyebabkan mahluk lain mengeluarkan darah dari mulutnya?
Undrel : Itu langkah awal dari racun itu tapi kenapa kau tidak batuk sama sekali?
Ekarno : Mungkin aku baru menyentuhnya. Tapi benda itu sangat mematikan.
Undrel : Ya..... Adikku lebih kuat dari aku.... Yokou.... Namanya Yokou
Ekarno : Aku mendengar namamu Undrel
Undrel : Ya.... Nama aku Undrel.... Maaf jika adikku tidak sopan, dia sangat ketakutan. Kita sangat ketakutan
Ekarno : Adikmu harus diobati dahulu. Masuk dan berbaring di tempat tidur itu
Mereka masuk dan Yokou berbaring di tempat tidur Ekarno dan Ekarno memberikan air kepada Undrel
Undrel : Ke... Kenapa ini?
Ekarno : Obatilah adikmu
Undrel : Ke.... Kenapa harus aku?
Ekarno : Dia akan merasa lebih nyaman jika kamu yang mengobatinya
Undrel mencelupkan tangan kanannya ke air itu dan dia mengulas di luka besar adiknya. Adiknya merasa sakit tapi bisa di tahan
Yokou : Aku.... Merasa lebih baik
Ekarno : Hmmm....
Undrel : Kita selamat karena dia
Yokou : Terima kasih tuan, kita tidak berhutang kepadamu
Ekarno : Tidak ada hutang di sini, lagipula aku tidak tahu arti hutang. Oh ya, panggil aku Ekarno
Undrel : Baiklah Ekarno. Bisakah kita.... Tinggal di tempat ini?
Ekarno : Ini memang rumah kalian
Undrel : Rumah kita?
Ekarno : Ya.... Tinggal lah di sini
Undrel dan Yokou merasa senang dan mereka sangat berterima kasih kepada Ekarno. Undrel mengobati Yokou sampai lukanya sembuh total