Chereads / Genesis Ex - Takayuki Hen / Chapter 3 - Ch 2

Chapter 3 - Ch 2

Genesis Extended bab 12 – Tragedi

"Kau pikir dengan perkataan itu saja, cukup membuat kami percaya hah!?"

Protes salah satu pasukan WTM.

"Percaya denganku atau tidaknya, itu pilihanmu. Kuakui bahwa sudah banyak kesalahan yang kubuat… tentu saja kalian takkan mudah percaya akan tetapi aku bisa memberimu bukti kalau aku berada di pihak kalian."

Setelah Isshin Kira berkata begitu, Charlee langsung menyalakan radio HT.

"Situasi gawat telah terjadi! Yggdrasil tak bisa kuatasi lagi! Mungkin dunia akan berakhir karena ini…"

Lalu suaranya terbatuk-batuk.

"Suara ini!?"

"Yeah, ini pesan terakhir dari Stephen Smith!!"

Jawab Isshin Kira dan membuat para pasukan WTM menjadi terkejut, namun mencoba mendengarkan kembali apa yang disampaikan dari radio oleh Stephen Smith.

"Ukh! Sial lukaku cukup parah. Jika kalian mendengar ini, mungkin aku sudah tiada… karena itu dengarlah aku. Ada pelaku dibalik insiden ini. Tujuannya adalah mengulangi insiden yang terjadi setahun yang lalu---"

Setelah itu bunyi radio itu menjadi sebuah suara bising lalu beberapa detik kemudian radio itu mati.

"Kenapa… kenapa Stephen Smith tidak mengabari kami tentang hal itu!?"

Protes salah pasukan WTM yang merasa kesal saat mendengar pesan dari radio tersebut dan memungkinkan Isshin Kira untuk menjawab hal itu.

"Itu karena pemerintah negara menyembunyikan tentang pesan terakhir ini, pemerintah sudah mulai tidak percaya dengan WTM. Ketika aku dibebaskan oleh pemerintah, aku memakai kesempatan itu untuk mencari info lebih dalam tentang apa yang sebenarnya terjadi, salah satunya adalah pesan terakhir itu."

Lalu Isshin Kira berbicara lagi

"Tanpa bantuan asisten Charlee, aku takkan bisa meretas info itu dari pemerintah."

"Apa yang sebenarnya pemerintah pikirkan!?"

Merogoh saku celananya, Isshin Kira lalu menunjukan sebuah foto dan itu adalah sebuah foto dari pemuda bernama Michio Takayuki.

"Saat ini pemerintah menyuruh Yumeno secara pribadi untuk menangkap pemuda ini karena dia memiliki suatu keganjalan."

Ucap Isshin Kira.

"Keganjalan? Jangan bilang dia adalah pelakunya!?"

"Pemuda ini tidak memiliki motif untuk mengacaukan Yggdrasil, jadi aku ragu kalau dia adalah pelakunya…"

Lalu Charlee menyela perkataan Isshin Kira sambil mengeluarkan alat pendeteksi dan itu berisi peta suatu pulau di jepang. Tanda di peta itu menunjukkan kota Ichikawa yang berdekatan Yggdrasi berada.

"Yang paling penting adalah ini!! Alat ini mendeteksi kalau akan ada bencana buruk yang akan terjadi."

Ucap Charlee.

"Tak mungkin!? Di kota Ichikawa kan banyak orang-orang buangan yang tinggal di sana..."

"Apa yang dipikirkan pemerintah sebenarnya!?"

Protes para pasukan WTM.

"Mungkin pemerintah ingin menjadikan mereka tumbal untuk Yggdrasil."

Jawab Isshin Kira.

"Sial! Kalau begitu kita harus segera melakukan evakuasi pada warga yang tinggal di Ichikawa!!"

"Setelah aku mulai mengetahui info itu, aku sudah menyuruh pasukan pribadiku untuk meng-eveakuasi mereka… mungkin saat ini masih dalam proses."

Jawaban Isshin Kira membuat pasukan WTM terdiam.

"Bagaimana dengan bukti yang Isshin Kira berikan? Apakah kalian menerima kerja sama dengannya?"

Tanya Charlee.

Para pasukan WTM menghela nafas lalu berkata

"Sejujurnya kami masih meragukanmu tapi… tujuan WTM adalah melindungi Yggdrasil dari kekacauan."

"Saat ini kita tak ada waktu untuk berdebat dan memecah belah denganmu."

Saat mendengar ucapan mereka, Isshin Kira langsung menundukkan kepalanya dan berkata.

"Terima kasih sudah mau kerja sama denganku. ini kehormatan besar untukku."

"Angkat kepalamu!"

"Jika kau sudah menyuruh pasukan pribadimu untuk evakuasi warga Ichikawa, maka apa peran kami?"

Isshin Kira menjawab.

"Aku ingin kalian ikut denganku menghadapi pemerintah!"

---

Pada siang hari. Takayuki bersama Ryoichi dan Yui sedang mencari kayu atau ranting pohon yang cocok untuk digunakan sebagai penyulut api bagi para tunawisma atau gelandangan pada malam hari nanti.

"Maaf membuatmu repot, Michio."

Ucap Ryoichi.

"Tak apa-apa, anggap saja ini pembalasan dariku karena sudah diberikan tempat tinggal gratis."

Jawab Takayuki.

"Kenapa aku harus ikut hal seperti ini!?"

Protes Yui dengan nada malas dicampur dengan kesal. Dia tak mau melakukan hal merepotkan seperti ini.

"Kalau kau merengak dan tak mau membantu, mending kamu pulang saja sana!"

Respon Ryoichi sambil menatap tajam pada Yui dengan perasaan kesal dan menggerutu.

"Aku tak mau!! Aku sudah bertekad tak ingin pulang!!"

"Kenapa kamu segitunya tidak ingin pulang?"

Tanya Takayuki.

"Kau ingin mengetahuinya? Apa boleh buat, akan kuberitahu jika kau penasaran hohoho~"

Seketika Ryoichi menyela perkataan Yui.

"Palingan karena dia menggoda lalu memanfaatkan banyak lelaki dan membuatnya diusir!"

"Mending kamu diam saja deh!!"

Ucap Kesal Yui.

"Kau pikir aku tak tahu siapa kau ini? Kau adalah Michiko Yui, perempuan yang sudah memanfaatkan banyak lelaki, lalu ketika kau sudah dapat apa yang diinginkan, maka kau akan meninggalkan lelaki itu."

Jawab Ryoichi.

"Hmph! Sepertinya aku begitu dikenal ya? Mungkin ini bukti kalau aku berbakat jadi artis terkenal? Hohoho~"

"Aku menyesal mengatakan hal itu…"

Jawab Ryoichi yang menghela nafas lelah dan menggelengkan kepalanya.

"Padahal kamu cukup cantik, tapi malah lebih pilih tinggal di tempat seperti ini rasanya sayang sekali… itulah yang kupikirkan."

Jawaban Takayuki membuat Yui tersenyum bangga.

"Itu benar! Orang sepertiku lebih cocok tinggal kastil! Padahal aku ini cantik tapi orang tuaku tidak mengerti hal seperti itu, hmph!"

"Michio jangan katakan hal seperti itu lagi! Rasanya aku jadi jijik melihatnya memasang ekspresi seperti itu!"

"Kau ini!!!"

Seperti biasa Ryoichi berdebat dengan Yui. Takayuki merasa mungkin ada alasan sendiri Yui tidak ingin pulang bersama keluarganya, lalu tanpa disadari waktu mulai sore dan mereka bertiga kembali ke tempat para tunawisma tinggal.

"Huh? Kenapa tidak ada orang di sini?"

Tanya Ryoichi heran.

"Eh? Mungkin mereka lagi pesta di kota lain?"

"Itu tidak mungkin! Kalian berdua tunggulah di sini! Aku akan mencari para tunawisma lain itu berada di mana."

Setelah Ryoichi berkata hal itu, Ryoichi meninggalkan Takayuki dan Yui, yang akhirnya Takayuki berduaan dengan Yui.

"Hei Takayuki-kun~"

Ucap Yui memeluk Takayuki dari belakang tiba-tiba.

"Eh? A-Apa yang kau lakukan Yui-san!?"

"Kamu barusan bilang kalau perempuan cantik sepertiku tidak cocok tinggal di tempat seperti ini kan?"

"Y-Ya… anu..."

"Bagaimana kalau kita tinggalkan tempat ini bersama-sama? Dengan begitu kamu bisa tinggal bersama perempuan cantik sepertiku~"

Ucap Yui tersenyum jahat.

"Kalau kita meninggalkan tempat ini bersama-sama, bagaimana dengan Daisuke-san yang telah menolong kita? Apakah kau tidak berpikir untuk membalas budinya?"

"Huh!? Kenapa kamu malah memikirkannya!? Tak perlu kita pedulikan orang sepertinya."

Saat mendengar, Takayuki perlahan melepaskan kedua tangan Yui dari bahunya, dan berdiri di hadapan Yui yang membuat perempuan itu memiringkan sedikit kepalanya agak bingung.

"Kalau aku yang membawamu pergi dari sini, maka kau akan meninggalkanku juga kan? Ini adalah trik yang selalu bisa kau gunakan pada lelaki lain tapi bukan untukku."

Yui terkejut melihat respon Takayuki, karena dia tak pernah ditolak oleh lelaki sebelumnya, namun saat ini dia malah ditolak lelaki beta seperti Takayuki itu malah membuatnya kesal.

"Apa-apaan sikapmu itu!? Membuatku kesal saja tahu!! Padahal kamu itu cuman neet yang tak bisa apa-apa!!"

Protes Yui.

"Itu benar. Aku ini hanyalah Neet, orang yang tak bisa apa-apa… makanya itu aneh jika perempuan sepertimu menyukai sampah sepertiku."

Saat itu Yui menyadari kalau Takayuki ini orang penuh putus asa, seseorang yang tidak bisa percaya diri dan mengingatkannya akan dirinya dulu.

Sebuah kenangan terlintas pada Yui, ketika kedua orang tuanya terlalu berharap tinggi pada Yui yang membuat dirinya putus asa sehingga dirinya melarikan diri dari keluarganya.

Takayuki terkejut melihat Yui yang menangis tiba-tiba.

"Eh!? Aku mengatakan hal yang salah?"

Ucap Takayuki yang heran. Namun bukannya menjawab, Yui malah langsung mengelap air matanya, lalu melarikan diri.

"Tunggu!!"

Protes Takayuki tidak didengar. Dia kebingungan, apakah dia harus mengejar Yui atau tidak? Tapi dia sudah disuruh menunggu oleh Ryoichi.

Hingga pada akhirnya matahari mulai tenggelam, Ryoichi yang kembali pun terheran melihat Takayuki sedang sendirian dan akhirnya Ryoichi menanyakan keberadaan Yui di mana. Takayuki yang mendengar itu lalu menjelaskan apa yang terjadi.

"Huh!? Dia menangis setelah ditolak olehmu!?"

Ucap kaget Ryoichi.

"Um… setelah itu dia melarikan diri. Aku ingin mengejarnya tapi tidak enak denganmu yang menyuruhku menunggu di sini…"

"Tampangmu memang ikemen-able sih… tapi tak kusangka dia sampai menggaetmu sampai seperti itu!"

"Eh!?"

"Padahal keadaannya sedang terdesak seperti ini! Tapi dia malah berbuat ulah!"

"Terdesak? Apa sebenarnya terjadi!?"

"Akan kujelaskan nanti! Pertama kita kejar Yui dulu!"

Dan pada akhirnya, Ryoichi dan Takayuki lalu mencari Yui sampai akhirnya mereka berdua memasuki hutan Yawata no Yabushirazu.

"Ooh!! Aku menemukannya!"

Ucap Takayuki yang melihat Yui.

"Huh!? Di mana!? Ah! Di situ kah? Tapi kenapa dia malah tiduran di situ… perempuan aneh."

Mereka berdua lalu menghampiri Yui.

"Akhirnya kita menemukanmu! Kita sangat khawatir denganmu lho, Yui-san!"

Ucap Takayuki. Namun mereka berdua dapat melihat wajah penuh kesakitan dari Yui tersebut dan membuat mereka terheran.

"Ada apa dengan wajahmu itu? Aku jadi tidak bisa meledekmu nih kalau wajahmu seperti itu."

Ucap Ryoichi.

Seketika Takayuki berteriak melihat tubuh Yui terluka seperti telah terkena cakaran sesuatu dan Takayuki langsung menggoyang-goyangkan tubuh Yui.

"Yui-san! Bertahanlah!!"

Seketika Yui meneteskan air matanya lalu memegang wajah Takayuki.

"Kau tahu… Takayuki… aku ini hanya ingin ada orang yang mengerti tentangku."

Ucap Yui perlahan.

"Apa yang kau bicarakan Yui-san!? Bertahanlah!! Aku akan membawamu ke klinik sekarang juga!"

"Aku… tidak bisa menuruti keinginan orang tuaku… karena itulah aku melarikan diri… aku..."

Yui yang melihat Takayuki yang menangisinya menjadi tersenyum lalu memejamkan matanya perlahan.

"Yui-saaan!! Daisuke-san, ayo bawa Yui-san ke klinik sekarang juga!!"

Seketika Takayuki bingung melihat Ryoichi memasang wajah terkejut dan pemuda bertopi itu langsung mengambil ranting pohon yang ada di sekitarnya.

"Pergilah sialan!!!"

Ucap Ryoichi sambil memukul sebuah monster beast yang mau menyerang Takayuki dengan ranting, dan berkat itu monster beast-nya berhasil terpental.

"Apa itu!? Apa itu Daisuke-san!?"

Ucap Takayuki yang terkejut melihat sosok monster beast.

"Monster… mungkin dialah yang menyerang Yui!!"

Ucap Ryoichi yang bersiap bertarung memakai rantingnya.

Monster beast mulai menyerang Ryoichi dan dia berhasil menghindarinya. Disaat kesempatan itulah, Ryoichi memukul monster itu dengan ranting pohonnya sampai hancur.

"Sial! Rantingnya hancur!!"

Ryoichi terkejut melihat monster beast yang sudah mau menyerangnya.

"Huooo!!!"

Ucap Takayuki menahan tubuh monster beast itu.

"Michio!! Apa yang kau ingin lakukan!?"

Protes Ryoichi melihat Takayuki yang tiba-tiba mencoba menahan tubuh monster itu dengan tubuhnya.

"Daisuke-san, tolong bawa Yui-san dari tempat sini. Aku… akan mengatasinya!!"

"Apa yang kau bicarakan. Michio!? Bukannya kau tidak bisa berkelahi!?"

"Sudah kubilang pergilah dari sini! Sekarang aku sedang marah!!!"

Teriak Takayuki membuat Ryoichi langsung pergi meninggalkannya sambil membawa tubuh Yui yang terluka.

Monster beast Itu berteriak kesal pada Takayuki.

"Akulah yang harusnya kesal!! Berani-beraninya kau menyerang Yui-san!!!"

Seketika monster beast itu membuat Takayuki terpental dan dia yang baru saja bangkit langsung dicakar habis-habisan. Membuatnya berteriak kesakitan saat sekujur tubuhnya merasakan serangan dari monster itu.

"Ukkkkh!!!"

Takayuki langsung tergeletak dan membuat monster beast itu langsung pergi menuju Ryoichi berada, namun seketika kaki monster beast itu ditahan oleh Takayuki.

"Aku… tidak membiarkanmu mengejarnya!!!"

Mengetahui itu, monster tersebut dengan kesal dan menggeram langsung menyerang Takayuki lagi, akan tetapi pemuda itu tetap bangkit dan membuat monster beast itu mencekik keras leher Takayuki.

"Ukkkkkh!!"

Teriak Takayuki kesakitan.

"Aku akan mati. Tapi tidak apa-apa, inilah yang terbaik… setidaknya aku bisa melindungi Daisuke-san… namun, apakah itu benar-benar yang kuinginkan?"

Ucap Takayuki dalam benak hati yang meragukan hal tersebut.

"Aku… tidak ingin mati di sini. Aku ingin menjadi sepertinya… mengorbankan dirinya demi melindungi seseorang… walau aku menginginkan begitu."

Takayuki menangis.

"Pada akhirnya aku tak bisa menjadi seperti itu…"

Monster beast itu makin mencekik Takayuki dan dia hanya bisa berteriak kesakitan.

"Kurasa kalau aku mati di sini, aku benar-benar tidak akan berguna."

Takayuki menahan tangan monster beast yang mencekiknya.

"Aku tidak ingin mati di sini!!!"

Tiba-tiba tangan monster beast yang mencekik Takayuki tertebas oleh akar-akar yang muncul dari tangan Takayuki. Berkat itu dia terlepas dari cekikannya; monster itu berteriak kesakitan, lalu membuat Takayuki tergeletak karena lukanya yang parah dan membuatnya tak bisa bergerak.

"Aku tidak bisa berdiri lagi… kah?"

Ucap Takayuki yang mau kehilangan kesadaran.

Pada saat itu, monster beast tersebut pun ingin menyerang Takayuki sekali lagi akan tetapi saat itu terlihatlah sebuah angin menebas monster itu sampai lenyap. Takayuki yang melihat itu hanya bisa terkejut karena seorang perempuan tiba-tiba muncul dan itu adalah Yumeno Shion yang datang padanya.

"Cantiknya~"

Saat sedang merasakan cinta pada padangan pertamanya pada Yumeno Shion, Takayuki langsung kehilangan kesadaran setelah itu.

---

Sebelumnya Ryoichi sempat mencari penghuni sekaligus tunawisma yang ada di kota Ichikawa, akan tetapi dia tak menemukan apapun dan akibat terlalu lama mencari, dia pun memutuskan untuk kembali ke tempat di mana Takayuki dan Yui berada.

Namun pada akhirnya, Ryoichi membawa tubuh Yui yang terluka dan dengan berat hati dia membiarkan Takayuki menjadi umpan monster tersebut.

"Kalau di kota Ichikawa tidak ada siapapun… maka jawabannya cuman satu."

Ryoichi bergegas keluar kota Ichikawa dan setelah berlari menyelamatkan nyawanya beserta Yui, dia pun berhasil keluar dari kota tersebut namun dia dikejutkan akan suatu hal saat dia melihatnya sendiri.

"Apa!?"

Dia melihat banyaknya tentara yang tidak ia kenal sudah meng-evakuasi para tunawisma dan penghuni kota Ichikawa.

"Lapor! Kita menemukan seorang pemuda membawa tubuh perempuan yang terluka dari Ichikawa!"

Ucap salah satu pasukan mengabari lewat radio HT-nya dan salah satu dari para pasukan itu pun langsung menghampiri Ryoichi.

"Apa kau tidak apa-apa!? Apakah ada yang terluka!?"

Tanya salah satu pasukan.

"Tolong sembuhkan perempuan ini!! Dia sedang terluka dan kondisinya begitu buruk!!"

Setelah melihat perempuan itu, mereka mengangguk sambil menatap satu sama lain dan langsung membawa tubuh perempuan itu ke bagian medis.

"Oi Ryoichi! Kau diusir juga kah?"

Ucap salah satu tunawisma yang menghampiri Ryoichi.

"Huh!? Diusir!?"

"Ya… setelah beberapa menit kau pergi, mereka tiba-tiba muncul dan memaksa kita untuk pergi dari Ichikawa. Aku tidak tahu apa namanya itu kalau bukan diusir."

Jawaban tunawisma membuat Ryoichi terkejut.

'Kalau begitu… sejak awal WTM sudah tahu kalau monster akan menyerang!?'

Ucap Ryoichi dalam hati.

"Maaf! Aku ada urusan! Kita bicarakan ini nanti!"

"Oi! Tunggu Ryoichi! Aku masih belum—"

Tanpa mempedulikan ucapannya itu, Ryoichi langsung bergegas menuju ke tempat medis berada.

"Disini adalah tempat orang yang khusus terluka! Tolong tunggulah di luar!"

Ucap suster yang memberitahukannya pada Ryoichi.

"Setidaknya kabari aku! Bagaimana dengan keadaan Yui!?"

"Kita akan kabari nanti!! Jadi tunggu---"

Dengan tidak sabaran, Ryoichi langsung memaksa dirinya masuk ke tempat medis dan menuju ke ruangan tempat di mana Yui sedang dirawat.

"Bagaimana dengan keadaannya dok!?"

Tanya Ryoichi.

"Maaf! Dirinya tetap memaksa untuk masuk!!"

Ucap Suster dan dokter tersebut menggelengkan kepalanya pada salah satu pekernya tersebut sebagai tanda mengizinkannya. Lalu dia pun menatap kepada Ryoichi dan memasang ekspresi sedih sambil berkata pada Ryoichi.

"Sayang sekali... nyawanya sudah tak bisa diselamatkan. Ini karena lukanya terletak di bagian vitalnya…"

Ini membuat Ryoichi mengeluarkan emosinya dan langsung menarik kerah dokternya.

"Lakukan sesuatu!! Aku mohon padamu!!"

Ucap Ryoichi yang mulai agak putus asa dan memohon pada dokter tersebut namun balasan yang di dapat adalah gelengan kepala.

"Maaf… luka dari serangan monster itu cukup beracun. Saat ini kita tak memiliki obat untuk mengatasi racun tersebut…"

"Itu tidak mungkin!!"

Berkat itu, dia menjadi putus asa dan diusir secara paksa dari tempat medis. Dia merasa frustrasi saat ini karena apa yang terjadi.

"Kalau saja aku tidak mengajaknya untuk mencari kayu, mungkin hal ini tak terjadi… padahal Michio sudah mengorbankan diri demi menyelamatkan kami. Pada akhirnya hanya aku yang selamat? Jangan bercanda, brengsek!!!"

Teriak Ryoichi sambil memukul dinding dengan amarah yang meluap di sekujur tubuhnya saat ini.

Ryoichi yang berada di situasi penuh kegalauan melihat sebuah mobil polisi yang ingin menjemput Yumeno.

"Dia kan..?

Ryoichi teringat jika dia pernah diselamatkan oleh Yumeno.

"Tentu saja dia berada di sini, kan dia salah satu pasukan WTM…"

Seketika Ryoichi terkejut melihat tubuh Takayuki yang digotong, dan dibawa oleh mobil polisi tersebut.

"Itu kan Michio!? Dia masih hidup!? Bentar, bentar! Kalau misalnya Michio terluka, bukankah dirinya dibawa ke tempat medis? Kenapa malah dibawa oleh polisi!?"

Dan mengetahui itu, Ryoichi langsung bergegas, dan menancapkan GPS tracker ke mobil polisi itu.

"Biasanya aku melakukan ini untuk menangkap preman yang melarikan diri… tapi tak kusangka aku akan memakai ini pada polisi."

Setelah itu Ryoichi langsung bergegas mengambil motornya di rumahnya yang berada diluar kota Ichikawa akan tetapi masih berdekatan dengan kota Ichikawa. Dia lalu menyalakan ponselnya dan mulai mendeteksi lokasi mobil polisi itu berada di mana.

"Yosh! Ketemu!"

Selesai menemukan tempatnya, Ryoichi langsung menyalakan motornya dan bersiap-siap untuk mengejar mobil polisi dengan motornya.

"Tunggulah aku Michio!!"

Ucap Ryoichi menyeringai.

---

"AAAAAAHHH!!"

Teriak Takayuki yang baru saja terbangun.

"Akhirnya kamu bangun juga."

Ucap Yumeno.

"Aku berada di mana? Tunggu… aku masih hidup!?"

Tanya Takayuki.

"Kamu tidak ingat apa yang terjadi padamu sebelumnya?"

Jawab Yumeno dan ucapannya membuat Takayuki mencoba mengingatnya. Dia ingat sebelumnya bahwa dia sedang diserang oleh monster beast.

"Aku masih hidup dari serangan monster itu!?"

Takayuki langsung buru-buru melihat luka cakaran yang disebabkan monster beast tersebut.

'Eh!? Lukanya menghilang!? Kenapa!?'

Ucap Takayuki kebingungan dalam hati dan dia baru saja menyadari bahwa dirinya sedang berada di penjara sambil melihat bahwa dirinya sedang diawasi oleh Yumeno Shion.

"Eh!? Ehhh!? Kenapa aku berada dipenjara!?"

Melihat respon Takayuki, Yumeno pun kebingungan.

"Namamu Michio Takayuki kan ya?"

"Iya! Itu namaku! Anu… salam kenal?"

"Salam kenal juga! Namaku Yumeno Shion dan untuk situasinya, saat ini pemerintah mencurigaimu sebagai pelaku insiden Yggdrasil."

"Kenapa!? Memangnya aku melakukan sesuatu!?"

Respon Takayuki membuat Yumeno makin bingung, karena dia awalnya mengira pemuda di hadapannya berpura-pura tidak tahu, namun saat melihat ekspresinya yang benar-benar panik tidak seolah tahu apa-apa… ini membuat Yumeno ragu jika pemuda tersebut benar-benar berpura-pura.

Yumeno menghela nafas lalu berkata.

"Apakah kamu memiliki keluarga atau semacamnya?"

"Punya dong! Aku ada ibu dan ayah, mereka adalah keluarga yang membanggakan marga Michio!"

"Marga Michio?"

"Ya! Akan tetapi aku sudah dibuang oleh mereka… jadi aku tidak tahu apa mereka masih menganggapku anaknya atau tidak."

Jawab Takayuki dengan nada sedikit bersedih namun mencoba untuk tegar dan bersikap biasa saja dan ini membuat Yumeno menjadi makin bingung dan memikirkan sesuatu.

'Anak ini benar-benar tidak terlihat berbohong saat ini… dia mengatakan kejujuran yang ia percayakan saat ini.'

Ucap Yumeno hati.

"Anu… apakah ada yang ingin ditanyakan lagi? Aku masih belum mengerti kenapa aku dicurigai sebagai tersangka insiden Yggdrasil…"

Tanya Takayuki lagi.

"Apakah kau tahu Takayuki? Pemerintah itu memiliki semua info warga yang tinggal di sini. Jika ada orang baru yang tinggal di sini, mereka akan mengetahuinya."

"Lalu? Apa ada hubungannya denganku?"

"Kau bilang bahwa kamu memiliki keluarga dengan marga Michio kan?"

"Um… benar…"

Yumeno langsung memperlihatkan kertas yang berisi info semua warga yang tinggal di negara ini.

"Namamu tidak ada didalam kertas ini…"

Ucap Yumeno.

"Eh?"

"Dengan kata lain sosokmu harusnya tidak ada di dunia ini."

Jawaban Yumeno membuat Takayuki terkejut.

"Itu tidak mungkin!! Mungkin pemerintah melakukan kesalahan?"

"Hal itu tidak mungkin terjadi Takayuki…"

Jawaban Yumeno membuat Takayuki makin penuh putus asa, tapi hal itu menjadi topik di pikirannya saat ini.

'Kalau keluarga Michio dan aku harusnya tidak ada… kenapa aku berada di sini!? Apa manfaatnya diriku berada di sini jika sosokku seharusnya tidak ada!?'

Ucap Takayuki dalam hati dengan perasaan frustrasi dan juga kebingungan, namun dia tiba-tiba kembali mendengar ucapan dari Yumeno yang kembali menjelaskan apa yang dia ketahui.

"Semenjak sosokmu terdeteksi berada di kota Ichikawa... insiden ini mulai terjadi."

"Insiden!? Maksudmu keberadaanku menyangkut dengan kemunculan monster ini?"

"Ya…"

Takayuki berpikir keras tentang dirinya, siapa sebenarnya dirinya ini? Apakah benar kalau dia pelaku insiden ini? Jika itu benar, dengan kata lain secara tidak langsung, Takayuki lah yang membuat Michiko Yui terluka…

"Begitu ya… kalau begitu apa boleh buat. Jika aku adalah pelaku insiden ini, maka aku akan menerima diriku dipenjara dan dengan begini tak ada orang lain yang tersakiti lagi kan? Aku tak ingin orang lain terluka lagi…"

Jawab Takayuki sambil menangis.

Melihat sikap pasrah Takayuki membuat Yumeno makin ragu dengan pemerintah.

'Apakah Michio Takayuki adalah pelaku insiden ini!? Tolong bantu aku Satou. Apa yang kau lakukan jika kamu berada di situasi seperti ini?'

Seketika Yumeno mengingat kalau Takayuki sebelumnya diserang habis-habisan oleh monster, apa mungkin pelaku dari insiden akan membiarkan dirinya dilukai monster?

"Aku merubah pikiranku."

Jawab Yumeno membuka gerbang penjara Takayuki.

"Apa yang kau lakukan Yumeno-san!? Jika orang lain terluka karenaku lagi, bagaimana nantinya!?"

Takayuki langsung terdiam melihat Yumeno menepuk kedua pipinya.

"Hal yang kukatakan tadi adalah anggapan pemerintah… tapi aku ini adalah anggota WTM!"

Jawab Yumeno.