Genesis Extended bab 11 – Seorang pemuda
Pada suatu sore hari terlihat ada keributan di gang kecil. Terlihat sekumpulan preman menghajar pemuda sampai terjatuh. Dia adalah seorang pemuda bermabut lurus berwarna coklat dengan kedua bola mata berwarna biru dan sedang memakai jaket hoodie berwarna hijau.
Pada tahun ini, usianya menginjak 20 tahun dan nama pemuda itu adalah Michio Takayuki, serta keadaannya saat ini cukup menyedihkan, karena dia sedang dihajar oleh gerombolan para preman di sebuah gang kecil.
"Kau! Jangan seenaknya sok jadi pahlawan!!"
Protes salah satu preman. Namun Takayuki bangkit dari jatuhnya, lalu berkata pada mereka.
"Aku takkan membiarkan kalian menyakitinya…! Kalau kalian tak mengerti juga, aku akan menghajar kalian sampai babak belur!!!"
Takayuki langsung berlari untuk menghajar salah satu preman, tapi itu tidak berhasil dan membuatnya kembali terhajar oleh mereka.
"Ukh!!!"
Preman itu mencekik leher Takayuki dan membuat pemuda berambut coklat itu mencoba lepas dari cengkramannya namun merasa kesusahan.
"Apanya yang menghajar kami? Kau ini tak sepadan dengan kami sialan!!"
Dia terkena pukulan dari preman itu lagi sampai membuatnya terjatuh, lalu seketika gadis berambut panjang menghampiri Takayuki.
"Hentikan!!!"
Ucap seorang gadis berambut panjang.
Kejadian sebelumnya Takayuki tanpa sengaja melihat seorang perempuan yang diserang gerombolan preman, lalu Takayuki yang melihat itu tak bisa diam saja dan pada akhirnya dia memaksakan diri untuk menghentikan gerombolan preman tersebut, yang berujung membuatnya mengalami hal seperti ini.
"Kami takkan membiarkanmu membuat masalah Yui!!"
"Banyak teman kita yang menjadi rugi karena dimanfaatkan olehmu, tahu!"
Ucap para preman.
"Itu salah teman kalian bukan? Karena terlalu gampangan? Hanya dengan memberikan pernyataan cinta dengan mudahnya memberiku banyak uang, tentu saja setelah aku mendapatkan keuntungan dari mereka aku akan meninggalkannya bukan?"
Jawaban Yui malah membuat gerombolan preman kesal.
"Sepertinya kau perlu diberi pelajaran!!"
Ucap salah satu preman ingin menyerang Yui.
Dengan cepat Takayuki melindungi Yui dan membuatnya terkena pukulan dari para preman itu. Walau Takayuki terkena pukulan, saat ini tubuhnya tetap berdiri.
"Aku sudah bilang padamu… aku takkan membiarkanmu menyakitinya…"
Ucap Takayuki.
"Kau! Masih belum menyerah juga!?"
Protes preman.
Walau Takayuki tahu dirinya lemah, dia tak ingin membiarkan preman ini menyerang Yui seenaknya, Pemuda berambut coklat itu yang kesal dengan preman ini dengan mudahnya main tangan, Takayuki langsung mengepal erat tangannya.
"Rasakan ini!!!"
Ucap preman yang mau meninjunya lagi.
Namun dia bisa melihat pergerakannya sehingga Takayuki dengan cepat bisa menghindari pukulan tersebut dan memukul wajah lawannya duluan.
"Ukh!!! Sial kau!!"
Ucap salah satu preman merasa kesakitan.
Takayuki seketika terkejut karnea dia bisa merasakan celah dari preman itu, sehingga membuatnya bisa memukul wajah preman itu lagi sampai terjatuh.
'Untuk pertama kalinya aku menghajar seseorang untuk kedua kalinya!!'
Ucap Takayuki dalam hati.
Namun dia tak bisa berhadapan dengan preman kedua dan ketiga yang menyerangnya bersamaan, meskipun dirinya bisa melihat pergerakan, namun itu menjadi percuma jika Takayuki sendiri tidak begitu kuat dalam mengatasinya.
Akhirnya dia malah dihajar habis-habisan oleh mereka sampai terjatuh, lalu preman pertama yang dia hajar pun dengan emosi kesal di wajahnya langsung menarik tubuh Takayuki.
"Kau ingin melindunginya tapi kau tak bisa melindungi dirimu sendiri?! Mati saja kau!!!"
Preman pertama memukul Takayuki berkali-kali.
"Ukkkh!! Gaahkk!!"
Ucap Takayuki kesakitan.
"Oi oi! Bukannya kau berlebihan?"
"Itu benar! Dia kan cuman bocah banyak berlagak!"
Setelah temannya berkata begitu, preman pertama itu pun melepaskan Takayuki dari genggamannya, dan gerombolan preman itu langsung menuju Yui.
"Apa yang ingin kau lakukan?"
Tanya Yui yang panik.
"Memberimu pelajaran!"
Preman pertama langsung mendorong Yui ke dinding.
"Kyaaa! Hentikan!!"
"Tak apa-apa kan? Dengan begini kau bisa kapok hehehe."
Belum selesai dengan ucapannya, preman pertama tersebut seketika mengerang kesakisan saat melihat Takayuki yang menjambak rambutnya dan juga langsung menghajarnya sekuat tenaga.
"Kau terlalu keterlaluan sialan!!"
Protes Takayuki.
"Dia masih saja---"
Ucap preman pertama kaget, namun dia tak merasa khawatir atau apapun dan hanya menyeringai saja saat melihat Takayuki kedua tangannya ditahan oleh preman kedua dan ketiga.
"Serang dia sekarang!"
Ucap preman kedua.
Tanpa ragu preman pertama langsung menghajar perut Takayuki.
"Ukh!"
Pukulan dari kepalan tangan preman pertama itu begitu kuat dan berat, hingga membuat Takayuki muntah darah saat merasakannya.
"Rasakan ini!!"
Namun yang dia rasakan tak berhenti di situ saja. Preman pertama itu lalu menghantam wajah Takayuki, dan dia tak berhenti menghajar lawannya sehingga wajah Takayuki babak belur berlumuran darah dan setelah itu pemuda berambut coklat itu dilempar sampai jatuh ke lantai.
"Itu benar, kenyataannya aku hanyalah sampah yang tidak bisa apa-apa..."
Ucap Takayuki yang cuman bisa tergeletak dan melihat gerombolan preman itu mulai menyerang Yui.
"Aku benci dengan diriku sendiri…"
Ucap Takayuki yang kesal memukul lantai.
Disituasi keputusasaan seperti itu, preman pertama yang mau memperkosa Yui, terlihat pemuda bertopi menendang preman pertama sampai terpental.
"Oi, kalian! Apa yang kalian lakukan sebenarnya!?"
Protes pemuda bertopi yang tiba-tiba datang dan mengatakan hal itu pada para preman yang memasang senyuman sadis di wajahnya dan terlihat senang melihat dirinya.
"Ryoichi!! Jangan halangi aku!! Kau tahu sendiri kalau perempuan ini telah menyebabkan banyak masalah bukan?"
Ucap preman pertama.
"Yeah, dia telah memanfaatkan banyak laki-laki…"
Jawab Ryoichi yang setuju dengan apa yang dikatakan oleh preman pertama itu dan membuat preman itu merasa senang.
"Karena itu kau sependapat denganku kan? Bekerja sama lah denganku---"
Namun, saat dia belum berhenti menyelesaikan omongannya, Ryoichi langsung menghantam wajah preman tersebut. Dia adalah seorang pemuda berambut cepak dan suka memakai topi yang berumur 19 tahun dengan nama Ryoichi Daisuke.
Dulunya dia dikenal sebagai preman terkuat di gang Ichikawa yang suka buat masalah namun setelah insiden setahun lalu, dia berubah total dari dirinya yang dulu.
"Akh…! Sialan kau Ryoichi!!! Apa yang kalian berdua lakukan!? Bantu aku hajar dia!"
Protes preman pertama.
"Kalau lawannya Ryoichi sih…"
"Aku menyerah!"
Dengan ketakutan dan tidak ingin melawan, kedua teman preman pertama itu langsung melarikan diri dan meninggalkannya. Hal ini tentu saja membuat preman pertama itu makin menjadi kesal karena ditinggalkan oleh dua orang temannya yang ternyata seorang pengecut.
"Sialan kalian!!"
Pemuda bertopi bernama Ryoichi itu melepaskan jaketnya, lalu memberikan pada Yui.
"Pakailah ini!"
Ucapan Ryoichi membuat Yui terpukau.
"Aku takkan memaafkanmu, Ryoichi!!"
Teriak preman pertama langsung menyerang Ryoichi tiba-tiba dan dia dengan mudah menangkis serangannya, lalu Ryoichi langsung memukul wajah preman pertama sampai pingsan.
"Pukulan yang sangat telak!"
Komentar Takayuki.
Ryoichi kembali menghampiri Yui.
"Dengar! Jika kau membuat masalah lagi disekitar sini, kejadian ini akan tetap terulang…!"
Ucap Ryoichi kepada Yui dengan tegas dan membentaknya. Yui hanya mengangguk mengerti dan sedikit menggerutu sambil memakai jaket yang diberikan oleh Ryoichi itu.
"Tentu saja! Aku takkan mengulanginya~"
Hal ini hanya membuat Ryoichi mendecakkan licahnya dan menggelengan kepala karena Yui yang terlihat masih keras kepala. Dia lalu melihat kepada Takayuki dan menghampiri pemuda tersebut yang sudah melindungi Yui.
"Tapi kau terlihat takkan jera... sudahlah. Hei, kau bisa berdiri nggak?"
Ucap Ryoichi memberikan uluran tangan kepada Takayuki yang mengangguk pelan.
"Makasih…"
Jawab Takayuki menerima uluran tangan Ryoichi dan membuatnya bisa berdiri kembali.
"Sepertinya akan lebih baik jika kau kubawa ke rumah sakit… wajahmu benar-benar babak belur tuh."
Ucap Ryoichi yang memeriksa keadaan Takayuki dan menawarinya bantuan, namun dia menggelengkan kepala.
"Tak perlu repot-repot…"
Jawab Takayuki menolak bantuannya.
"Sama sekali tak merepotkan! Ayo pergi!"
Ucap Ryoichi langsung menarik Takayuki.
"Tunggu! Kalian berdua akan meninggalkanku begitu saja?!"
Protes Yui.
---
Setahun yang lalu, Satou Hideaki mengorbankan dirinya demi menyelamatkan dunia dari hukuman yang disebabkan oleh Yggdrasil. Namun, berkat itu monster-monster yang berada di kota Ichikawa menjadi lenyap, lalu dikarenakan kota Ichikawa sudah menyatu dengan hutan Yawata no Yabushirazu, maka kota itu menjadi kota buangan.
Banyak orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal berada di kota buangan itu dan membuat kota itu dipenuhi banyak preman dan tunawisma, serta menjadi sebuah tempat tanpa hokum yang berarti. Karena itulah mereka harus berhati-hati jika berada di kota Ichikawa.
Stephen Smith, selaku pimpinan dari organisasi WTM berpikir kalau semua insiden yang menyangkut Yggdrasil telah berakhir.
"Ternyata ini belum berakhir ya..?"
Ucap Stephen Smith yang terluka sambil melihat banyaknya monster yang mulai bermunculan dan hal itu membuat banyak pasukan WTM yang melawannya menjadi kewalahan karena mereka tidak bisa melawan jumlah monster sebanyak itu.
"Aku tak boleh mati di sini… Aku harus mengabari kalau bencana ini masih belum berakhir…!"
Ucap Stephen Smith yang berusaha bangkit, namun… ketika Stephen Smith berusaha kabur dari lokasi di mana Yggdrasil berada, dia melihat sebuah sosok misterius yang berada di dekat pohon dunia bernama Yggdrasil itu.
"Dia kan…"
Seketika muncul api yang mulai menyerbu Stephen Smith dan dengan refleksnya dia berhasil menghindarinya, namun api itu berhasil meruntuhkan tanah yang dipijaki oleh Stephen dan membuat pria tersebut terjatuh akibatnya.
"Ini akhir dariku kah…?"
Ucap Stephen Smith.
Semenjak kejadian itu, Stephen Smith dinyatakan menghilang dan karena organisasi WTM kehilangan pemimpinnya, maka kepemimpinan dari WTM otomatis dipegang oleh pemerintah.
Lalu Yumeno yang baru mengetahui hal itu pun mulai bergerak sendirian mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Stephen Smith akan tetapi sebelum Yumeno meninggalkan WTM, pemerintah memberikan sebuah petunjuk, yaitu sebuah foto.
Hingga membuat untuk Yumeno menelusuri tempat sosok yang ada di foto tersebut tinggal yaitu di kota Ichikawa, sebuah kota yang sudah dibuang sejak insiden setahun yang lalu.
"Di sini kah…? Tempat pemuda itu berada…?"
Ucap Yumeno melihat foto tersebut. Sosok pemuda di foto itu terkesan tidak asing dengan rambut lurus dan berwarna coklat serta bermata biru, dia adalah Michio Takayuki.
---
Akhirnya Ryoichi membawa Takayuki ke sebuah klinik untuk mengobati wajahnya yang babak belur akibat dipukuli para preman tadi. Saat wajah Takayuki diobati dengan beberapa obat dan juga diperban agar makin cepat sembuh, waktu pun berjalan cukup lama hingga langit malam sudah menyelimuti langit cerah dan juga di mana matahari telah digantikan oleh bulan.
"Maaf… pada akhirnya aku hanya bisa membawamu ke sini."
Ucap Ryoichi.
"Ini sudah cukup."
Jawab Takayuki.
"Kau tak punya rumah? Sampai berada di kota ini?"
"Memangnya ada apa di kota ini?"
"Kau tidak tahu, bahwa ini adalah kota buangan?"
"Aku tak tahu… aku tak mengingat kenapa berada di sini."
Jawab Takayuki.
"Huh!? Kalau begitu namamu siapa!? Kau pasti punya nama kan?"
"Michio Takayuki itu namaku…"
"Namaku Ryoichi Daisuke! Salam kenal, Michio!"
"Salam kenal juga Daisuke-san."
Jawab Takayuki.
"Kerja yang bagus kalian berdua, karena telah melindungi Michiko Yui ini, hohoho~"
Ucap Yui tersenyum dan tertawa layaknya ojou-sama di anime tahun 90'an yang membuat Ryoichi menatap tajam kepada gadis tersebut.
"Kau masih ada di sini? Pulanglah sana!!"
Protes Ryoichi yang berusaha mengusir gadis bernama Michiko Yui yang dia anggap tukang bawa onar dan bawa masalah. Tentu saja gadis tersebut terkejut sekaligus sedikit kesal saat mendengar jawaban dari Ryoichi.
"Dingin sekali kamu ini! Kalau begitu, aku akan berterima kasih padanya saja!"
Ucap Yui memeluk tangan Takayuki dan tentu saja itu membuat pemuda itu merasa canggung karena tiba-tiba dipeluk tangannya oleh perempuan sepertinya.
"T-tolong lepaskan aku!"
Protes Takayuki yang mencoba melepaskan pelukan dari Yui dari tangannya tersebut dan membuat gadis itu tersenyum sambil menahan tawanya saat melihat ekspresi dari Takayuki saat dipeluk.
"Kamu ternyata malu ya? Hahaha!"
Dan melihat itu, Ryoichi pun langsung mendorong Yui hingga membuatnya melepaskan pelukan pada tangan Takayuki.
"Lepaskan! Dia sudah bilang tidak mau kan?"
Protes Ryoichi.
"Aku bisa melepaskannya sendiri tanpa kau dorong padahal! Hmph!"
"Kalau begitu pulanglah! Jangan buat orang lain kerepotan lagi!"
"Aku tak ingin!"
"Ah begitu ya.,. tak heran sih, ini kan kota tempat orang buangan sepertimu..."
"Jangan mengejekku!!"
Protes Yui, namun dia pun ikut bersama Ryoichi dan Takayuki yang menuju tempat tinggal para tunawisma di kota Ichikawa tersebut. Sesampainya di sana, mereka bisa melihat banyaknya tunawisma yang tinggal di tempat sampah dan juga di dalam kardus yang mereka modifikasi sendiri.
"Tempat ini…?"
Tanya Takayuki.
"Tempat tinggal orang-orang yang tinggal di kota ini. Kau tak punya tempat tinggal kan?"
Saat Ryoichi menanyakan itu, Takayuki hanya mengangguk perlahan.
"Tunggu sebentar… aku akan kembali."
"Aku mengerti."
Setelah mengatakan itu, Ryoichi pun meninggalkan Takayuki dan Yui. Gadis yang saat ini sedang bersama dengan pemuda berambut coklat itu hanya bisa memasang tatapan jijik saat melihat keadaan di sekitarnya.
"Apa-apaan sih dia itu? Membawa kita ke tempat gembel seperti ini?"
"Aku tidak tahu…"
"Daritadi jawabanmu hanya itu saja! Nyebelin tahu!"
"Maaf."
"Hmph! Makin menyebalkan."
"Um… maaf?"
"Berhentilah meminta maaf padaku!"
"Ah, baik!"
Jawab Takayuki terkejut dan membuat badannya tegang saat mendengar ucapan nada tegas dari Yui tersebut dan dia melihat pemuda bertopi bernama Ryoichi Daisuke sudah kembali dengan membawa sebuah tas.
"Maaf membuat menunggu. Aku hanya menyiapkan ini."
Ucap Ryoichi membuat sebuah tenda yang dia keluarkan dari tas.
"Eh? Buat apa ini?"
"Tentu saja untuk tempat tidurmu!"
Jawab Ryoichi tersenyum.
"Tunggu sebentar—apa ini tidak apa-apa? Lagipula lagi kita ini belum kenal begitu dekat."
"Benar juga, masih banyak yang ingin kutanyakan padamu tapi lebih baiknya kau istirahat dulu!"
Jawab Ryoichi.
"Tunggu sebentar!? Bagaimana denganku? Aku tidak diberikan tenda!?"
Protes Yui.
"Kenapa aku harus memberimu tenda!?"
"Serius!? Kau takkan memberikanku sebuah tenda!? Kalau begitu aku akan tidur di tempat sampah dong? Tidaaaak! Aku nggak mau!"
Rengek Yui dengan nada manja dan tangisan yang membuat Ryoichi menggeram kesal hingga itu tercetak di dahi-nya saat ini. Dengan terpaksa, dia pun melemparkan sebuah gulungan tenda pada gadis itu dan Yui langsung menangkapnya.
"Nih ambil! Tapi kau harus memasang tenda-nya sendiri!! Selamat malam~ Kita akan ketemu lagi besok!"
Setelah Ryoichi berkata begitu, dia pun meninggalkan Takayuki dan Yui. Ryoichi hanya mengacuhkan Yui yang mengomel manja ingin dipasangkan tendanya.
Hari esok yang begitu cerah di pagi hari pun telah tiba.
"Sudah pagi lho… ayo bangun~"
Ucap Yui yang sedang membangunkan Satou dengan menindihnya.
"Um… pagi~"
Ucap Takayuki yang baru membuka matanya dan masih merasa mengantuk. Kedua kantung matanya terasa berat dan dia merasakan sesuatu yang aneh dengan posisi-nya saat ini.
"Bagaimana dengan servicenya? Apakah kau menyukainya?"
Pertanyaan Yui membuat kedua matanya melebar dengan cepat dan menyadari situasinya saat ini. Wajah Takayuki langsung memerah karena malu dan dengan refleks mendorong Yui terjatuh sambil langsung keluar dari tendanya.
"Apa-apaan itu!? Membuatku kaget!!"
Ucap Takayuki kaget.
"Ada apa dengan sikapmu!? Padahal aku sudah memberimu fanservice!!"
"Kenapa kamu berada di tendaku!?"
"Mana mungkin aku tahu caranya memasang tenda!!"
"Tunggu sebentar… jadi semalam kamu tidur bersamaku di dalam tenda?"
Tanya Takayuki yang membuat gadis itu tersenyum sambil mengedipkan matanya.
"Itu benar~"
Mendengar pernyataan Yui membuat Takayuki malu menutup mukanya.
"Kamu harusnya bersyukur bisa tidur bersamaku~"
Ucap Yui mendekatkan wajahnya pada Takayuki.
"Jadi begini caramu menggoda lelaki yang lain?"
Ucap Ryoichi yang berada di pintu masuk tenda dan melihat Yui saat ini tengah menggoda Takayuki. Dia pun langsung menghentikan Yui saat mengetahui apa yang tengah terjadi.
"Akhirnya kamu datang juga!! Kau tidak tahu betapa kesusahannya aku semalam huh!?"
Ryoichi mengacuhkan Yui lalu memberi plastik yang berisi box Styrofoam pada Takayuki.
"Apa itu?"
"Tentu saja sarapan! Kau belum makan bukan?"
Takayuki mengangguk dan menerima makanan dari Ryoichi. Lalu saat melihat mereka berdua, Yui sadar akan sesuatu dan melayangkan sebuah protes.
"Tunggu! Tak ada untukku!?"
Ryoichi melempar roti pada Yui dan dengan cepat, gadis itu langsung menangkap roti tersebut.
"Noh makan!"
"Hanya roti!? Yang benar saja!"
"Bukankah wanita itu selalu menjaga tubuhnya ya?"
Ucap Ryoichi menyeringai.
"Hmph! Tak kusangka kau tahu tentang itu!"
Jawab Yui langsung memakan rotinya dengan agak kesal, sementara Takayuki melahap makanannya sampai habis dan sesuatu menarik perhatian dari Ryoichi saat dia tak sengaja melihat sesuatu yang janggal dari pemuda bernama Michio Takayuki ini.
"Ah! Luka di wajahmu sudah sembuh toh? Cepat juga ya?"
Ucap Ryoichi.
"Eh? Benarkah? Makanya aku tidak merasakan sakit lagi."
Ucap Takayuki melepas perban dari mukanya.
"Kau tak menyadari itu? Hahaha!"
Jawab Ryoichi terkekeh.
"Seperti yang kuduga aku tak bisa menahan kelaparan hanya dengan roti!! Ughhh~~"
Protes Yui sambil memegangi perutnya yang mengeluarkan bunyi keroncongan tersebut dan membuat Ryoichi tertawa terbahak-bahak karenanya.
"Rasakan itu haha!",
"Betapa jahatnya dirimu!!"
Takayuki hanya tersenyum melihat mereka berdua.
"Oh iya! Benar juga! Aku rasa sudah saatnya aku menanyakan tentangmu Michio!"
Ucap Ryoichi.
"Benar juga ya… aku belum menceritakan tentang diriku."
"Yeah, akan lebih baik kita menceritakan diri kita masing-masing bukan? Dengan begitu kita bisa mengenal lebih dekat."
Jawab Ryoichi.
"Aku mengerti… sebenarnya aku adalah Neet."
Jawab Takayuki.
"Kenapa kau bisa menjadi neet Michio?"
Tanya Ryoichi.
"Aku dibuang oleh keluarga karena nilai sekolahku tidak sempurna… dan pada akhirnya memaksaku untuk berusaha keras mencari kerja agar memenuhi kebutuhan hidupku sehari-hari."
"Lalu? Kau berhasil mendapat pekerjaannya kah?"
Tanya Ryoichi.
"Tentu saja pasti akan dipecat! Kan dia adalah neet hahaha!"
Jawab Yui yang tertawa sambil mengejek Takayuki dan membuat Ryoichi merasa kesal karena gadis itu tak peka dalam mengerti situasi saat ini.
"Kau ini!!"
Protes Ryoichi.
"Itu benar, aku sempat mendapatkan pekerjaan, namun 3 bulan kemudian aku dipecat karena aku tidak bisa bekerja dengan baik."
"Repot juga… untuk bekerja memang pada akhirnya butuh pengalaman yang pasti dan jika dipaksakan akan berakhir seperti itu."
"Umh. Walau pun begitu aku berhasil mendapatkan gaji saat diberhentikan atau lebih tepatnya pesangon sebagai gajiku."
"Bukankah itu bagus? Kau bisa mengurusi kehidupanmu untuk sementara bukan?"
"Saat itu aku melalukan kesalahan. Bukannya kugunakan secara hemat tapi malah kupakai untuk bermain game karena kupikir saat itu game lebih menyenangkan dari kenyataan."
"Beneran neet banget hahaha!"
Jawab Yui.
"Jika kau mengatakan itu sekali lagi, maka kau akan kuusir secara paksa dari sini!"
Protes Ryoichi.
"Baik! Baik! Aku hanya becanda kok ha-ha-ha…"
"Setelah itu setahun yang lalu insiden besar terjadi…"
Seketika Takayuki mengucapkan itu, Ryoichi terkejut namun dia membiarkan Takayuki lanjut berbicara.
"Insiden itu telah membuat tempat kostku hancur. Saat itu aku hanya bisa melarikan diri, lalu tanpa kusadari bahwa aku sudah berada di hutan. Di sana aku melihat seorang pemuda…"
"Seorang pemuda!? Di hutan? Jangan bilang—"
"Seorang pemuda berambut keriting berwarna hitam. Dia berjalan menuju ke pohon raksasa walau saat itu dunia mengalami gempa yang dahsyat."
Ryoichi hanya terdiam mendengar cerita Takayuki dan pemuda berambut coklat lurus itu lanjut berbicara.
"Akan tetapi pemuda itu tetap berjalan menuju pohon raksasa itu, sehingga dirinya berhasil meraih cahaya yang ada dib atang pohon dan setelah itu keajaiban terjadi."
Ryoichi menjawab
"Fenomena bencana alam itu lalu berhenti."
"Itu benar! Setelah itu yang kuingat bahwa aku sudah berada di sini..."
Jawab Takayuki.
"Aku kurang mengerti apa yang terjadi tapi yang kalian bahas insiden setahun yang lalu kan? Insiden itu memang menakutkan~"
Ucap Yui.
"Tidak salah lagi. Pemuda itu bernama Satou Hideaki."
Jawab Ryoichi.
"Eh!? Daisuke-san mengetahui hal itu!?"
"Yeah! Dia adalah yang mengubah hidupku seperti sekarang ini!"
"Katakan padaku tentang apa yang kau ketahui darinya!"
Jawab Takayuki.
"Tenanglah Michio, aku akan menjelaskannya tapi aku tak menyangka itulah penyebab keajaiban terjadi pada insiden setahun yang lalu. Itulah kenapa dia menghilang…"
Ucap Ryoichi.
---
Yumeno yang sedang mencari Takayuki berada di mana, seketika ponselnya berbunyi dan langsung mengeceknya.
"Um?"
Apa yang dia lihat dari ponselnya berhasil membuatnya terkejut.
"Ini bohong bukan? Kalau Isshin Kira telah dibebaskan!?"
Ucap Yumeno kaget.
---
Saat ini para pasukan WTM sedang sibuk karena kewalahan semenjak Stephen Smith menghilang dan mereka terkejut saat melihat Isshin Kira yang memasuki kantor markas WTM. Salah satu dari mereka pun menghampirinya dan mencoba menghentikannya.
"Kenapa kau berada di sini!?"
Protes salah satu pasukan WTM. Namun, tiba-tiiba Kayonna Charlee menghampiri Isshin Kira, dan berdiri di samping Isshin Kira.
"Mulai sekarang dia yang akan menjadi pemimpin WTM!"
Ucap Kayonna Charlee.
Mendengar sesuatu yang absurd seperti itu tentu saja membuat banyak pasukan WTM melayangkan protes dan suara ketidaksetujuan, dikarenakan Isshin Kira adalah penyebab utama dari insiden yang terjadi setahun lalu.
"Keinginanku adalah menjadi paling terkuat."
Ucap Isshin Kira.
"Apa katamu!?"
"Kenapa dia bisa dibebaskan!?"
Protes para pasukan WTM.
"Karena Satou Hideaki pernah mengalahkanku, lalu semenjak itu aku selalu berlatih agar bisa menjadi yang paling terkuat…"
Ucap Isshin Kira.
"Dengan kata lain saat ini kau lebih kuat kah, Isshin Kira!?"
Protes salah satu pasukan WTM.
Isshin Kira menjawab
"Namaku bukanlah Isshin Kira! Mulai sekarang namaku adalah Issho Kemen! Untuk menjadi paling terkuat memiliki, aku punya satu kewajiban yaitu melindungi orang yang lemah! Jadi dengarlah kalian semua, mulai sekarang kalian akan kulindungi!!"
Pernyataan Isshin Kira yang terdengar mustahil itu berhasil membuat pasukan WTM terdiam. Kayonna Charlee pun tersenyum saat melihat reaksi mereka dan juga Isshin Kira atau sekarang menjadi Issho Kemen.